Wednesday, December 17, 2008

MENSIASATI KEBOSANAN

Sahabat, tak jarang dalam hidup ini rasa bosan datang menghampiri. Bosan pada rutinitas kerja. Bosan pada situasi yang selalu sama. Bosan pada hidup yang datar-datar saja. Lalu rasa bosan itu menyerang otak kita, melahirkan kemalasan, patah semangat, lemas, loyo, dan ingin tidur saja. Dunia tiba-tiba berubah menjadi monochrome dalam kacamata kita. Tak ada warna, tak ada letupan ceria, apalagi tawa…


Nah, sahabat, itu namanya virus kebosanan. Sesuatu yang manusiawi dan biasa-biasa saja. Tapi kemudian menjadi masalah besar ketika virus kebosanan ini bersarang dalam waktu yang lama. Akibatnya sangat fatal, yaitu matinya produktifitas. Celakanya jika tidak segera mendapatkan penanganan, maka ia akan menjelma menjadi habit (kebiasaan), dan lama kelamaan menjadi karakter. Jika virus kebosanan telah sampai pada level ini, maka matilah kita. Sebab untuk mengubahnya dibutuhkan perjuangan yang keras dan waktu yang lama…

Lalu, bagaimana caranya agar kebosanan yang menghinggapi tidak berlarut-larut dan mengubah hidup kita seluruhnya? Berita baiknya adalah fakta bahwa kebosanan bukanlah virus biologis, melainkan virus mental. Dan oleh karenanya kebosanan dapat disiasati. Beberapa tips sederhana untuk mensiasati kebosasnan adalah…

Pertama, buatlah hidup kita lebih berwarna. Caranya, keluarlah dari orbit rutinitas yang selama ini kita lakoni. Jika senin sampai jum’at adalah waktu kerja, maka sabtu dan ahad menjadi waktu out door kita. Terserah, kita bisa berwisata, camping, mancing atau traveling. Asal jangan berhubungan dengan kantor dan pekerjaan. Tapi usahakan aktivitas-aktivitas tersebut dinamis dan melibatkan seluruh diri kita, bukan hanya otak, seperti play station atau catur nonton TV.

Kedua, bergabunglah dengan komunitas. Jika kantor dan rekan kerja kita adalah satu komunitas sendiri, maka buatlah komunitas yang lain. Kita bisa bergabung dengan berbagai komunitas yang secara ekstrim berbeda dengan profesi kita. Jika kita orang kantoran, tak ada salahnya bergabung dengan komunitas bikers yang lebih sering di jalanan. Atau jika kita pelajar dan akademisi, tak ada salahnya bergabung dengan komunitas pencinta alam, tentu sangat menantang. Berkenalan dengan orang baru setiap saat adalah warna hidup yang paling indah. Ada ribuan komunitas dengan berbagai segmen yang tersebar di sekitar kita.

Ketiga, menciptakan hobi dan kebiasaan-kebiasaan baru. Mungkin kita perlu mencoba dunia kuliner dengan belajar resep-resep baru. Tidak harus kursus, apalagi jika kita sejak awal sudah bergelut dengan dunia edukasi, bisa menambah rasa bosan. Atau mencoba-coba bakat kita dalam dunia seni lukis, rasanya tak kalah menarik. Atau yang lebih keren, bergabung dalam perguruan bela diri, rasanya banyak manfaatnya.

Keempat, milikilah obsesi. Sebab orang-orang yang hidupnya penuh dengan obsesi akan menjadikan setiap hari yang dialauinya sebagai momentum perburuan. Ya, perburuan obsesi dan cita-cita yang tinggi. Sebab obsesi adalah immune bagi mental kita untuk tidak terserang virus kebosanan dalam rentang waktu yang lama. Sesekali ia mungkin datang, tapi tak cukup kuat untuk menarik perhatian kita dari perburuan obsesi yang tak pernah padam…

0 comments:

Post a Comment