Tuesday, August 04, 2009

LAHAN KEHIDUPAN

Sahabat,

Terkadang saya membayangkan kehidupan ini seperti sebuah lahan yang sangat luas. Dan setiap orang memiliki lahannya sendiri. Ada orang lahannya menjadi hutan lebat yang ditumbuhi berbagai pohon liar dan didalamnya hidup berbagai hewan buas yang tak dapat ia jinakkan. Namun ada pula orang yang lahannya menjadi sebuah kebun yang indah. Di dalam kebun itu tumbuh dengan teratur berbagai jenis tanaman yang dapat memberi manfaat. Setiap jenis tanaman ditata sedemikan rupa hingga kebun itu menjadi indah dan memiliki estetika bernilai tinggi.

Sahabat,

Seperti itulah saya membayangkan perbedaan kehidupan setiap manusia. Mereka yang menjalani kehidupan ini tanpa visi dan perencanaan ibarat orang yang tidak merencanakan lahannya. Berbagai tanaman tumbuh disana. Tak ada keteraturan. Hidupnya mengalir mengikuti arus waktu. Hingga suatu ketika, saat usianya telah senja barulah mereka menyadari bahwa lahan kehidupan mereka telah menjadi hutan belantara. Lalu ia hanya bisa menyesali masa mudanya yang tak pernah memiliki arah. Itulah kehidupan yang tidak direncanakan, mereka tak pernah menuai apa-apa…


Lalu sebagian kecil orang yang memiliki mimpi dan perencanaan, mereka itulah para pemilik kebun. Seluruh waktu dalam hidupnya digunakan untuk menanam, memelihara dan menuai. Ketika lahan kehidupan diberikan kepadanya, maka tergambarlah dalam mimpi dan pikirannya sebuah master plan kebun yang luar biasa. Mereka membayangkan jenis tanaman apa saja yang akan tumbuh disana. Mereka juga membayangkan manfaat apa saja yang akan dituai nantinya. Seperti itulah, waktu terus berlalu. Dan mereka terus menanam, memelihara hingga pada akhirnya menuai manfaat yang luar biasa. Dan di usia senja, mereka tersenyum bahagia…

Sahabat,

Seperti apakah wajah lahan kehidupan kita saat ini? Jika sekiranya kita mendapati lahan kehidupan kita itu sebentar lagi menjadi hutan belantara, maka segeralah berbenah. Semuanya masih bisa kita ubah. Kita hanya perlu memulainya dengan sebuah mimpi. Mimpi tentang kebun seperti apa yang ingin kita tumbuhkan di lahan kita itu. Lalu lanjutkanlah dengan perencanaan. Perencanaan tentang jenis tumbuhan apa yang akan kita tanam di lahan kita itu. Kemudian jangan menunggu esok! Setelah kita membabat habis seluruh rumput dan pepohonan liar yang tumbuh di dalamnya, maka mulailah MENANAM. Ya, menanam sebanyak mungkin investasi positif dalam hidup kita. Setelah itu kita tinggal merawatnya, menyiraminya, menyianginya, memberi pupuk, dan tunggulah masanya untuk kita menuai manfaat yang luar biasa…

Sahabat,

Itulah seni kehidupan. Semua tergantung pada cara kita mengelolanya. Maka mulailah dengan keberanian untuk bermimpi, sobat! Keberanian untuk melihat kehidupan kita jauh di masa depan. Dan buatlah mimpi itu menjadi jelas sejela-jelasnya. Bahkan hingga kau mampu merasakan aroma dan simfoni keindahannya. Rasakan… dan simpanlah dalam hati dan pikiranmu, dalam setiap tarikan nafasmu, dalam setiap detak jantungmu, dalam aliran darah di nadimu, dan dalam derap langkah kakimu untuk meraihnya. Fa idzaa ‘azzamta, fatawakkal ‘alallah…

2 comments:

andi has said...

Lahan kehidupanku sekarang ini belum aku tanami kak

Anonymous said...

Lahan kehidupanku ingin menjadi desainer grafis dan web yang bermutu dan membantu sesama secara visual atau materi. Untuk itu mengatur lahan saya untuk menanam bibit belajar lebih banyak, menyiram dengan praktek dan menyiangi secara detail. Saya berharap suatu hari kelak bisa menjadi orangtua yang senantiasa mendampingi anaknya di masa kecil mereka, sambil menikmati hari-hari sambil terus berkarya sebagai desainer, di tengah keluarga yang bahagia dan cukup.

Post a Comment