Tuesday, May 04, 2010

BEKERJA ITU MULIA

Hampir setiap hari aku melihatnya dengan sketsa yang sama. Pulang dari tempat kerjanya pukul sebelas malam, bersama istri, juga putrinya kecilnya yang terkantuk-kantuk kelelahan. Setelah membereskan semua perabot-perabot warung, cuci piring dan menghitung-hitung uang penghasilan hari itu. Dari peluh mereka terlihat betapa lelah raganya. Tetapi dari sorot matanya yang menyala terlihat gambaran jiwa mereka. Penat hari itu, ternyata tak mampu merampas mimpi mereka untuk tetap hidup dan memberi makna kehidupan esok harinya. Dengan cuaca apa pun, menjelang tengah malam setiap hari, kuda besinya dipacu meninggalkan warung kopi tempatnya bekerja menuju istana sederhana yang mereka tinggalkan setiap paginya…


Sahabat,

Menatap sketsa itu dalam rentang waktu yang lama dan berulang-ulang sungguh mengusik pikiranku. Ada yang begitu menakjuban dalam bagian-bagian sketsa itu yang membuaatku iri, yaitu kesungguhan dan tekad. Ya, kesungguhan dan tekad telah mendorong seluruh gerak raga dan pikirannya untuk bekerja keras bermandi peluh setiap hari tanpa harus mengeluh. Dan di penghujung aktivitasnya setiap hari, selalu saja senyum kesyukuran itu yang menghias wajah meraka… ah, betapa indah sketsa ini, di tengah sketsa kehidupan manusia yang begitu ironi…

Sahabat,

Keringat yang keluar dari kerja keras adalah berkah. Baginda Rasul berkata, “tidak ada makanan yang lebih baik bagi seseorang kecuali makanan yang ia peroleh dari uang hasil keringatnya sendiri. Nabi Allah, Daud as. , makan dari hasil kerjanya sendiri”. Subhanallah… pesan baginda Nabi ini adalah tamparan untuk kita yang lebih senang bersantai-santai dan menunggu pemberian orang. Bahkan sebagian orang lebih memilih menjadi pengangguran dari pada bekerja pada pekerjaan yang mem butuhkan kekuatan fisik atau berstatus sosial rendah. Seolah-olah kemuliaan itu diperoleh dari halusnya tangan karena tidak bekerja atau lembutnya kulit karena malas berusaha.

Sahabat,

Baginda Nabi pernah berkata, "Sungguh sekiranya salah seorang di antara kamu sekalian mencari kayu bakar dan dipikulnya ikatan kayu itu, maka yang demikian itu lebih baik baginya daripada ia meminta-minta kepada seseorang, baik orang itu memberi ataupun tidak memberinya."[HR. Bukhari dan Muslim].

Na’udzu billah… Betapa jauhnya kemuliaan bagi para pemalas dan mereka yang meratapi nasib dengan meminta-minta.

Sahabat,

Bekerjalah, meski tangan mu harus berdarah dan kaki mu terluka dan jangan meminta-minta. Inilah kehormatan dan harga diri kita, Sobat. Jangan kau buang waktu mu untuk aktivitas yang tidak produktif dan sia-sia. Pergunakanlah masa mudamu untuk menyusun bangunan ekonomi keluarga, hingga kelak kita bisa hadir di tengah-tengah manusia dengan kepala tegak dan tangan di atas mereka. Sebab Allah mencintai hambanya yang giat bekerja.

1 comments:

Anonymous said...

Membaca kembali tulisan ini sungguh menyadarkan... proud as a men who standing with my feet...

Post a Comment