tag:blogger.com,1999:blog-61691164497970066292024-03-05T14:16:58.148+08:00InspirasiHanya Renungan Orang-orang Biasa...Bang Irwanhttp://www.blogger.com/profile/03270077429254079034noreply@blogger.comBlogger150125tag:blogger.com,1999:blog-6169116449797006629.post-63991125977915355612022-11-16T05:39:00.001+08:002022-11-16T05:39:30.878+08:00MENCARI SEBABMungkin perlu pendalaman dari seorang psikiatri untuk memahami apa penyebab gangguan kecemasan yang saya alami. Tapi, paling tidak sebagai yang merasakan dan mengalami banyaknya pikiran mengganggu hingga menimbulkan kecemasan, saya dapat mencatat beberapa hal...<div><br></div><div>Pertama, memang saat ini sedang banyak persoalan berat dalam pekerjaan sebagai stafsus Gubernur. Ada begitu banyak persoalan program yang menumpuk di akhir tahun. Tiba-tiba baru bermunculan sekaligus. Semua persoalan yang sampai di meja Gubernur levelnya sudah sangat berat. Sebab itu persoalan-persoalan yang umumnya sudah tidak bisa diselesaikan di level birokrasi. </div><div><br></div><div>Walhasil, melimpah jugalah semua persoalan-persoalan tersebut kepada kami sebagai staf khusus. Sekaligus! Seperti air bah. Lalu, menjadi lebih berat lagi sebab rekan-rekan kerja yang diharapkan bisa serius membantu menangani masalah, terlihat santai-santai saja, bahkan berusaha mengindari masalah. Komitmen dan rasa tanggungjawabnya rendah. Bikin pening!</div><div><br></div><div>Kedua, lingkaran pergaulan saya dalam tiga bulan terakhir sangat mengecil. Saya terlalu fokus pada urusan kantor. Bergaul terbatas pada teman-teman kantor. Dan akhirnya, pikiran saya hanya berputar-putar sekitar urusan kantor dan pekerjaan sebagai staf khusus Gubernur. Karena ada banyak masalah yang muncul dari banyak sisi, ke mana saja saya berinteraksi selalu ada masalah yang belum selesai di sana.</div><div><br></div><div>Akhirnya, bertemu dengan rekan-rekan kantor seperti bertemu dengan pusat-pusat masalah. Menggelayut dan terus membebani pikiran, sebab tidak ada urusan lain di luar pekerjaan yang sedang menjadi perhatian saya. Urusan konten sebagai youtuber membeku sudah berbulan-bulan. Kongkow bareng pegiat partai sudah sangat jarang. Bahkan waktu berkualitas dengan keluarga hampir tidak pernah ada. Saya terlalu fokus pada pekerjaan. </div><div><br></div><div>Ketiga, olah raga rutin. Rasanya sudah hampir setahun saya tidak merutinkan olahraga. Banyak alasan sih. Sejak treadmill kami rusak. Sejak memiliki jadwal rutin pendampingan Gubernur yang harus standby lebih pagi si Rujab. Sejak harus mengantar sendiri anak-anak ke sekolah dari ujung barat kota hingga ujung timur yang melewati pusat kemacetan alam semesta setiap pagi. Pokoknya, tidak bisa rutin berolah raga.</div><div><br></div><div>Dan ini terlihat jelas pada berat badan yang terus naik. Juga postur tubuh yang terus melar. Serta stamina yang terasa ringkih, seperti seorang lansia yang memiliki banyak keluhan. Saya butuh komitmen dan siasat untuk kembali merutinkan oleh raga. Jika tidak, saya bisa mati muda dalam keadaan tidak bahagia seperti sekarang. </div><div><br></div><div>Masih banyak sumber masalah yang mungkin, tapi tiga ini adalah biang kerok terbesar saya rasa.... </div>Bang Irwanhttp://www.blogger.com/profile/03270077429254079034noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6169116449797006629.post-70424895298526694342022-11-08T18:07:00.000+08:002022-11-08T18:07:41.596+08:00BERGULAT DENGAN PIKIRANDulu, saya sering meremehkan orang-orang yang mengalami kecemasan atau depresi sebagai orang lemah. Bahkan tetap seperti itu, hingga saya mengalaminya sendiri. Saya pikir, mereka yang terlalu cemas atau bahkan depresi adalah orang-orang yang tidak memiliki keyakinan spiritual yang kuat dan prinsip hidup yang teguh. <div><br></div><div>Mungkin juga itu benar. Dan jika benar, maka sayalah orangnya. Sayalah orang yang tidak memiliki kekuatan spiritual dan keteguhan prinsip itu. Sayalah si lemah tidak berdaya. Yang membaca ratusan buku dan tidak pernah berhenti mencari mata air inspirasi dari kitab suci. Sayalah si lemah yang tak bosan berbagi motivasi tentang prinsip-prinsip kehidupan. </div><div><br></div><div>Tapi rasanya tidak sesederhana ini. Rasanya ada yang salah dengan simplifikasi semacam itu. Saat mengalami kecemasan, rasanya tidak berhubungan dengan keyakinan atau prinsip kehidupan. Ini soal pikiran yang terus menumpuk dalam satu waktu. Tidak seperti biasanya, ketika pikiran mengalir dan menemukan ujung-ujungnya sendiri. Kali ini, terlalu banyak pikiran dan tidak menemukan ujungnya, lalu bertumpuk bagai benang kusut. Dan, terjadilah... gangguan kecemasan... </div><div><br></div><div>Kecemasan itu pada awalnya psikologis. Tapi menjadi masalah karena akhirnya mempengaruhi fisik, seperti efek placebo yang bekerja negatif. Muncullah beragam gejala fisik yang mengganggu: sakit kepala, dada terasa sempit, pandangan terputar, tangan dan kaki keram, dan gejala mengganggu lainnya. Secara mental lebih berat lagi: hingga saya merasa, mungkin hari ini telah tiba saatnya... </div><div><br></div><div>Kecemasan semakin parah karena ketidaktahuan. Saya awam. Saya tidak pernah tertarik membaca buku-buku yang secara speaifik membahas kecemasan dan depresi, sebab saya yakin kondisi itu tidak mungkin terjadi pada saya. Saya orang kuat. Angkuh memang. Untunglah saya selalu percaya para ahli. Saya cukup rendah hati untuk mendengarkan sejumput pengerahuan dari mereka yang telah menggali ilmunya bertahun-tahun... </div><div><br></div><div>Setelah berkonsultasi kepada dokter ahli sahabat saya, barulah saya sedikit memahami apa yang terjadi dan saya alami. Lalu terus belajar dan mencari informasi. Dan kebetulan, menemukan buku hebat berbasis pengalaman dari seorang penulis penyintas bunuh diri akibat depresi, Matt Haig, dengan judul yang indah: Reason to Stay Alive. Dari buku inilah saya belajar, bahwa salahsatu obat kecemasan itu adalah membicarakan atau menuliskannya... </div><div><br></div><div><br></div><div><br></div><div><br></div><div><br></div>Bang Irwanhttp://www.blogger.com/profile/03270077429254079034noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6169116449797006629.post-61155252982419867042022-01-04T12:04:00.001+08:002022-01-04T12:04:29.968+08:00INGIN JADI APA?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEg-N9-3CjQB3u3TXUIjC7Snx_klqIjNL1Ldl-ajWz2xrvethBOUgwiMfPLM-RbJPh8_x_5WF9cJ07A97dTlQTWtUpK7_TNR9t8FXds-NTS_t8W7FRpN1tV2P-z7JyR15s4bUGEn0yllp5h29UG9IZWOA_VX09g2S4HdRtQHCrPC6hURnnKxUAiWSoWX=s1317" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1317" data-original-width="1316" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEg-N9-3CjQB3u3TXUIjC7Snx_klqIjNL1Ldl-ajWz2xrvethBOUgwiMfPLM-RbJPh8_x_5WF9cJ07A97dTlQTWtUpK7_TNR9t8FXds-NTS_t8W7FRpN1tV2P-z7JyR15s4bUGEn0yllp5h29UG9IZWOA_VX09g2S4HdRtQHCrPC6hURnnKxUAiWSoWX=s320" width="320" /></a></div><br />Jika ada satu pertanyaan yang jawabannya paling misterius dalam kehidupan seseorang, mungkin salahsatunya adalah pertanyaan ini: “Ingin jadi apa?”. Bagi sebagian orang, jawaban atas pertanyaan ini selalu berubah seiring dengan bertambahnya usia dan berkembangnya zaman. Waktu saya masih kecil, rasanya jawaban untuk pertanyaan “ingin jadi apa?” terlalu sedikit opsinya. Kalau bukan dokter, ya pilot, insinyur, polisi atau guru. Tapi sekarang, anak-anak ingin menjadi apa sudah sangat banyak pilihannya. Bahkan sebagiannya cita-cita yang terasa aneh bagi generasi saya.<div><br />Ketika masih kecil, menjawab pertanyaan seperti ini pastinya tak terlalu sulit. Tetapi ketika sudah dewasa, tunggu dulu! Ini pertanyaan tak pernah benar-benar mudah untuk dijawab. Paling tidak, orang dewasa membutuhkan waktu beberapa saat untuk berpikir tentang apa yang benar-benar ingin mereka raih dalam hidupnya. Meskipun mereka telah melakoni sebuah profesi, belum tentu profesi itu benar-benar sesuatu yang diimpikannya. Dan di sinilah letak rumitnya. Karena ternyata keinginan untuk menjadi apa dan pada akhirnya melakoni hidup sebagai apa adalah ruang ketidakpastian yang terlalu sulit untuk ditebak. </div><div><br /></div><div>Inilah yang membuat berbagai metode perencanaan hidup (life planning) secanggih apapun sering kali tidak berguna. Setidaknya menurut pengalaman saya. Sejak masih mahasiswa, saya telah memiliki jurnal life planning yang keren, hasil bacaan buku-buku pengembangan diri yang sedang populer kala itu. Tapi semakin hari, rasanya apa yang saya rencanakan dan apa yang saya lakoni dalam kehidupan nyata semakin jauh jaraknya. Bahkan pencapaian-pencapaian yang saya raih dan tampak hebat di mata orang lain justru sesuatu yang tidak pernah saya bayangkan, apalagi untuk direncanakan. Semuanya mengalir mengikuti garis takdir yang tak terduga. </div><div><br /></div><div>Dari pengalaman ini saya belajar tentang dua hal. Pertama, dalam perencanaan hidup jangan fokus pada judul, tapi fokuslah pada manfaat. Saya meyakini bahwa judul atau peran kita dalam kehidupan ini adalah takdir, tapi sebesar apa manfaat dari lakon kita dengan peran tersebut adalah pilihan. Menjadi polisi adalah takdir, tetapi menjadi polisi baik atau buruk itu adalah pilihan. Menjadi guru adalah takdir, tapi menjadi guru “killer” atau guru inspiratif adalah pilihan. Saat Anda merencanakan manfaat, itu artinya Anda terbuka dengan peran apa pun yang ditakdirkan untuk Anda. </div><div><br /></div><div>Alih-alih merencanakan jadi dokter, insinyur, pengusaha atau presiden, rencanakanlah jadi muzakki yang menyetor zakat satu milyar perbulan atau semacamnya. Dengan begitu, tidak penting judul Anda apa dalam kehidupan, tetapi manfaat apa yang Anda beri dari peran itulah yang akan menciptakan kepuasan dan kebahagiaan. Cara ini juga akan mengakhiri semua penderitaan yang diakibatkan oleh perbedaan antara cita-cita yang ingin anda raih dengan kenyataan yang akhirnya Anda jalani. </div><div><br /></div><div>Kedua, saya meyakini bahwa Allah SWT telah melengkapi kita dengan bakat dan potensi sesuai peran yang ditakdirkan untuk dilakoni. Seperti kata baginda Nabi Saw, “Beramallah kalian, karena setiap sesuatu dimudahkan atas apa yang telah diciptakan untuknya…”. Jadi, memang judul atau peran kita dalam hidup ini adalah misteri, tapi kita bisa menduga-duganya melalui pengenalan diri terhadap bakat dan potensi yang kita miliki. Bakat adalah sesuatu yang bagi banyak orang sulit untuk dilakukan, tapi bagi Anda menjadi sesuatu yang mudah. </div><div><br /></div><div>Sayangnya, bakat dan potensi terbaik setiap orang tidak muncul sekaligus. Dia tersimpan di dalam kotak pandora yang hanya terbuka setahap demi setahap melalui berbagai tantangan dan keberanian mencoba-coba. Makanya konsep diri setiap orang seharusnya tumbuh dan berkembang (growth mindset) seiring usia dan pengalaman hidup. Itu sebabnya tidak sedikit orang yang justru menemukan potensi terbaiknya setelah benturan atau krisis paling berat yang mereka alami. </div><div><br /></div><div>Jadi, bagi saya kehidupan ini persis sebuah perjalanan. Kita perlu membuat perencanaan agar tujuannya jelas, tapi pada saat yang sama kita harus terus fleksibel untuk membuat penyesuaian di tengah jalan. Temukan bakat dan potensi terbaik Anda melalui semangat menerima tantangan, seperti seorang penjelajah yang tidak takut merintis rute baru yang belum ada dalam petanya sama sekali...</div>Bang Irwanhttp://www.blogger.com/profile/03270077429254079034noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6169116449797006629.post-57242472302870181872022-01-01T08:31:00.000+08:002022-01-01T11:53:54.704+08:00HARI YANG BAIK UNTUK MEMULAI NIAT BAIK<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCuOd5iZIP2T_zER4NcZBc_xnTDRagVPGQDBJHf8YGp6fuyaZhgpSXhXHsSR2_qOQhy3vRwOstSJg7is9Pj-aiHL3kD5_5lB0tbNZCPOTqiFYgfaq8gDxeBtvJVKse-3PQe36XNfe1m_o/s1600/1641009226757655-0.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCuOd5iZIP2T_zER4NcZBc_xnTDRagVPGQDBJHf8YGp6fuyaZhgpSXhXHsSR2_qOQhy3vRwOstSJg7is9Pj-aiHL3kD5_5lB0tbNZCPOTqiFYgfaq8gDxeBtvJVKse-3PQe36XNfe1m_o/s1600/1641009226757655-0.png" width="400">
</a>
</div>Selamat datang 2022. <i>New year, new hope, new start!</i> <div><br></div><div>Biasanya pada hari pertama setiap awal tahun seperti hari ini kita akan menemukan begitu banyak orang di dunia yang menuliskan “niat-niat baik” yang ingin mereka raih di tahun tersebut. Sebagian menyebutnya “resolusi”, ada yang menyebutnya “<i>targets</i>” atau “<i>goals</i>” dan ada juga yang menyebutnya dengan sedikit gaya militer, “<i>mission</i>”. <i>Well</i>, apa pun namanya, statistik yang dirilis <b>Forbes </b>dari hasil penelitian <b>University of Scranton </b>membuktikan bahwa hanya 8% orang setiap tahun yang berhasil mewujudkan resolusinya. Semoga Anda salahsatunya!</div><div><br>
<div class="fullpost">Bagi Anda yang telah menyusun resolusi tahun 2022 hari ini, tak perlu cemas dengan statistik di atas. Sebab ada begitu banyak penelitian lain yang juga membuktikan bahwa memiliki resolusi atau target tahunan jauh lebih memberikan peluang kesuksesan dibandingkan orang yang tidak memiliki atau tidak menuliskan targetnya sama sekali. <i>So, you are on the right track! </i>Anda hanya perlu meluangkan waktu untuk melakukan evaluasi mengapa resolusi Anda tahun kemarin, dan tahun sebelumnya, serta tahun-tahun sebelumnya lagi tidak tercapai. </div><div class="fullpost"><br></div><div class="fullpost">Ada begitu banyak alasan yang kemungkinan menjadi biang kerok mengapa resolusi tahunan Anda selalu gagal. Boleh jadi karena Anda kurang yakin bisa mencapai target tersebut. Atau mungkin juga target Anda kurang <i>greget</i> atau menantang. Atau bisa juga karena target tersebut tidak Anda <i>breakdown </i>menjadi sejumlah tindakan, atau yang lainnya. Apa pun alasannya, Anda perlu memperbaikinya tahun ini. Bacalah buku-buku atau tulisan-tulisan para pakar yang begitu banyak tentang masalah ini, agar Anda tidak mengulang kesalahan yang sama. Yang pasti, jika Anda merencanakan sebuah taget besar atau perubahan besar tahun ini, maka hari ini adalah hari yang baik untuk memulainya. </div><div class="fullpost"><br></div><div class="fullpost">Umumnya orang ketika memiliki rencana untuk memulai sebuah kebiasaan positif yang baru, seperti berolah raga, membaca, berlatih, dsb, lalu ditanya kapan akan memulai kebiasaan atau perubahan tersebut, cenderung memilih waktu-waktu tertentu yang memiliki arti penting secara psikologis, seperti hari senin, awal bulan, awal tahun seperti sekarang, atau tanggal penting pribadi seperti ulang tahun, hari jadi pernikahan, dsb. Fenomena ini oleh para ahli disebut “<i>Temporal Landmark</i>”, yaitu waktu-waktu tertentu yang secara psikologis menandakan dimulainya sebuah periode baru. </div><div class="fullpost"><br></div><div class="fullpost"><i>Temporal landmark </i>membuat seseorang merasa memulai sesuatu yang baru dan berbeda dengan sebelumnya. Hari senin adalah pananda sebauh pekan yang baru dan memisahkannya dengan berbagai peristiwa pada pekan sebelumnya. Awal bulan (tanggal 1) adalah penanda sebuah bulan yang baru dan berbeda dengan bulan sebelumnya. Begitu juga dengan hari ini, tanggal 1 januari 2022, secara psikologis adalah periode tahun yang benar-benar baru dan seolah-olah tidak memiliki hubungan dengan tanggal 31 Dsemeber 2021 kemarin. Para psikolog menyebutnya <i>Fresh Start Effect </i>atau <i>Morning Effect</i>. </div><div class="fullpost"><br></div><div class="fullpost">Jadi, jika Anda memiliki “niat-niat baik”, hari ini adalah hari yang terbaik untuk memulainya. Jangan takut untuk bermimpi. Tentukan targetnya, jalani prosesnya dan jangan meratapi hasilnya. Hidup ini terlalu berharga untuk diisi dengan gerutu dan pesimisme. Hidup ini terlalu indah untuk dihiasi dengan menyalahkan orang lain atau mengutuk diri sendiri. Nikmati saja setiap tantangan dan gelombang yang datang. Sebab seperti kata guru saya <i>Al-Mukarram</i> <b>Ust. Andi Said Patombongi</b>, “Tidak selamanya kita begini!”.
</div></div>Bang Irwanhttp://www.blogger.com/profile/03270077429254079034noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6169116449797006629.post-23510310793793344422021-06-02T20:04:00.002+08:002021-06-10T08:43:11.488+08:00SAAT-SAAT PENUH TANTANGAN<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXH6kGxlAWPZ0neGddy_Imv9foajwiCefbjGhaGQG7QscLeFrA2EC3q6L7Ha4dLU8ZWBvmb4TFHyJO96P_cGNsrfvxLxibj1Ih8OGWdaf6YmH1AhuWbuMJkO1b2Rq4piVU6W0imipJtjg/s2048/alone.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1365" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXH6kGxlAWPZ0neGddy_Imv9foajwiCefbjGhaGQG7QscLeFrA2EC3q6L7Ha4dLU8ZWBvmb4TFHyJO96P_cGNsrfvxLxibj1Ih8OGWdaf6YmH1AhuWbuMJkO1b2Rq4piVU6W0imipJtjg/s320/alone.jpeg" /></a></div><br />Saat ini adalah masa-masa sulit dalam kehidupan banyak orang, termasuk saya. Resesi global akibat pandemi, kita rasakan hingga skala terkecil dalam kehidupan sosial kita, keluarga. Bersamaan dengan hilangnya pekerjaan, begitu sulit untuk tetap bertahan atau bangkit dari keterpurukan karena protokol kesehatan yang kontra dengan iklim usaha. <div><br /></div><div>Saya merasakan "masa-masa sulit" ini. Tapi saya memilih menyebutnya sebagai "saat-saat penuh tantangan". Sebab krisis sejatinya tak pernah hadir sendiri, melainkan selalu menggandeng peluang perubahan. Saya meyakini itu sebagai kaidah kehidupan. "Bersama kesulitan ada kemudahan", firman-Nya. Tapi saya juga menyadari betapa besarnya kesabaran yang dibutuhkan untuk melaluinya. </div><div><br /></div><div>Inilah saat-saat penuh tantangan itu. Saat-saat di mana potensi terbaik kita dipaksa muncul oleh tantangan dan penderitaan. Seperti baja terbaik yang harus ditempa. Atau emas murni yang harus dipanaskan. Versi terbaik diri kita dikelupas dari cangkangnya oleh krisis ini. Memang butuh kesabaran. Dan juga keyakinan yang kokoh. Tapi kita juga dibekali harapan yang bernama do'a. Maka saya memilih banyak-banya berdo'a. </div><div><br /></div><div>Hari ini, saat usia menginjak 41 tahun, aku terus merenung. Melihat kembali peta-peta takdir yang telah Allah tuliskan untukku. Seperti ada sebuah pola tentang desain kehidupan yang Allah kehendaki untukku. Tapi, kita hanya bisa menduga dan menjalaninya dengan keberanian serta keyakinan. Aku yakin pada ketentuan-Nya. Aku ikhlas dan ridho pada takdir yang ditetapkan-Nya. </div><div><br /></div><div><br /></div>Bang Irwanhttp://www.blogger.com/profile/03270077429254079034noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6169116449797006629.post-36387087168312332452021-02-23T07:35:00.003+08:002021-02-23T07:39:50.372+08:00A LETTER TO MY SELF - KAYA<span style="font-size: medium;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4NbGVk7JTvujqjezWdhnOs6w5IcyFvAT5KDnvq9eyoJ9DhpBTFHkiPys53KLUZRSN4L4BgNe8SG7aGZlWyEQXiya1R-d-ry5adO6WK8REK7liufTJPRg9WmPEp8SnQIxvbxfIQT4oLVs/s1588/IMG_0688.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1588" data-original-width="1146" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4NbGVk7JTvujqjezWdhnOs6w5IcyFvAT5KDnvq9eyoJ9DhpBTFHkiPys53KLUZRSN4L4BgNe8SG7aGZlWyEQXiya1R-d-ry5adO6WK8REK7liufTJPRg9WmPEp8SnQIxvbxfIQT4oLVs/s320/IMG_0688.JPG" /></a></div><br /><i>Dear, My Self </i></span><div><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div><span style="font-size: medium;">Bersyukurlah! Bersyukurlah selalu dan perbanyak memuji Allah atas semua karunia-Nya untukmu. Dengan semua yang kamu miliki saat ini atas kemurahan-Nya, sungguh kamu adalah manusia yang paling kaya. Iya, kamu orang yang sangat kaya raya! Ketahuilah, tak sedikit orang di luar sana yang siap membayar mahal dan mengorbankan apa saja untuk memiliki kekayaan seperti yang kamu miliki saat ini... </span></div><div><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div><span style="font-size: medium;">Tubuh yang sehat adalah kekayaanmu yang tiada ternilai. Di tengah pandemi virus dan banyaknya bencana, Allah masih memberimu kebugaran dan menjagamu dari penyakit. Tanyakanlah kepada mereka yang terbaring di Rumah Sakit tentang nilai kesehatan. Berapa banyak harta yang siap mereka gadaikan untuk memperoleh kembali kesehatan dan kebugaran mereka? Berapa banyak jiwa yang susah dan gundah gulana karena penyakit yang melemahkan tubuh fisiknya?
</span><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;">
Tubuh adalah kendaraan bagi jiwa. Syukurilah kekayaanmu ini dengan menjaga dan merawatnya seperti kamu merawat kendaraanmu agar selalu prima untuk membawamu ke mana saja. Jika kendaraanmu saja tak rela kau isi dengan sampah, mengapa tubuhmu kau biarkan mengkonsumsi asupan sampah? Jagalah apa yang masuk ke dalamnya: kehalalannya, kebaikannya, kandungan gizinya, keberkahannya. </span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><i>My Self, </i></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;">Kamu orang yang paling kaya. Syukurilah kekayaan iman yang masih disematkan Allah di dalam hatimu. Bukankah kamu telah merasakan banyak sekali kenikmatan selama hidup? Adakah yang melebihi kenikmatan ketika bersujud di hadapan Allah? Hanya karena perkenan-Nya jualah kamu masih bisa bersujud dan merasakan puncak kenikmatan bermunajat kapan saja kamu mau. Jika kamu bersyukur, Allah pasti menambahkan nikmat-Nya buatmu. </span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><i>My Self, </i></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;">Kamu orang yang sangat kaya. Syukurilah kekayaan waktu luang yang kamu miliki. Sungguh, waktu itu adalah kekayaan yang tak dapat dibeli. Sekali kamu melewatkannya dengan sia-sia, maka ia tidak akan pernah kembali. Mereka yang menyia-nyiakan waktu luang mengasihani hidupnya dengan selalu mengeluh pada susahnya mencari waktu. Dan ketika usia mereka semakin menua, barulah mereka menyadari bahwa waktu luang tak bisa dibeli dangan harta yang telah susah payah mereka cari dan mengorbankan waktu luangnya. </span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><i>My Self, </i></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;">Kamu orang yang sangat kaya. Keluarga adalah kekayaanmu yang juga tak ternilai. Istri yang baik dan anak-anak yang menyejukkan mata dan hati. Berapa banyak jiwa yang gelisah karena tidak memilikinya? Dan berapa banyak jiwa yang sengsara karena menyia-nyiakannya? Jagalah harta tak ternilaimu ini. Mereka adalah pelabuhan jiwa bagimu. Tempat paling teduh untuk selalu kembali saat badai persoalan menyapamu di sepanjang jalan kehidupan. </span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;">Adapun dengan kekayaan harta, apalagi yang kamu cari wahai diri? Telah dikaruniakan kepadamu rumah yang lapang untukmu berteduh dan istirahat. Telah dititipkan untukmu kendaraan yang baik dan nyaman untuk beraktivitas. Telah dicukupi bagimu semua yang kau butuhkan untuk tetap hidup dengan layak: makanan, pakaian, pekerjaan, fasilitas. Betapa pemurahnya Allah yang Maha Kaya kepadamu. </span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;">Dikirimkannya kepadamu tetangga-tetangga yang baik hati, sahabat-sahabat bergaul yang menyenangkan, kenalan-kenalan yang mendukung, dan negeri yang damai sentosa sebagai tempat tinggal. Nikmat mana lagi yang kamu dustakan? Maka bersyukurlah untuk semua kekayaan yang telah dikaruniakan Allah untukmu ini. Sebab kamu ortang yang sangat kaya...
</span></div></div>Bang Irwanhttp://www.blogger.com/profile/03270077429254079034noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6169116449797006629.post-6207314017842181242021-02-22T10:26:00.014+08:002021-02-22T16:02:09.876+08:00A LETTER TO MY SELF - BAKAT<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwjfJIADK0ax8Cok9OHSS0ZZGwOYY2I4HhKnaKCA0dLczieg1skjvlhUoKzjPoag-lswMRymlHEQX4WYKiE2Uht6fP48-InNYxTfLCiybvg9TON-kwYXwgma4Rp-dQXkRUXYKRTK6Sv9c/s2048/IMG_0242.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1365" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwjfJIADK0ax8Cok9OHSS0ZZGwOYY2I4HhKnaKCA0dLczieg1skjvlhUoKzjPoag-lswMRymlHEQX4WYKiE2Uht6fP48-InNYxTfLCiybvg9TON-kwYXwgma4Rp-dQXkRUXYKRTK6Sv9c/s320/IMG_0242.JPG"></span></a></div><span style="font-size: medium;"><br><i>Dear My Self, </i></span><div><span style="font-size: medium;"><br></span></div><div><span style="font-size: medium;">Ketahuilah, kamu itu manusia yang penuh bakat. Syukurilah semua bakat yang telah dikaruniakan oleh Allah itu untukmu. Semua bakat itu membuatmu unik, dan berbeda dengan manusia mana pun yang pernah diciptakan Allah di muka Bumi... </span></div><div><span style="font-size: medium;"><br></span></div><div><span style="font-size: medium;">Berapa banyak orang yang bisa menuntaskan satu buku hanya dalam beberapa jam? Lalu membuat reviewnya, mengambil video, <i>editing </i>video dan <i>upload </i>sekaligus hanya dalam satu hari? Setiap hari selama 100 hari! Manusia mana yang pernah melakukan itu sebaik kamu? <i>It's amazing talent, isn't it? </i></span></div><div><span style="font-size: medium;"><br></span></div><div><span style="font-size: medium;">Kamu juga dikaruniai kemampuan persuasi yang luar biasa. Tidak banyak manusia yang bisa mengubah pola pikir seribuan orang dalam organisasi yang telah mapan selama dua puluh tahun untuk berani berubah arah, bahkan berani membuat organisasi baru yang lebih maju.
</span><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;">
Ingat bagaimana respon kawan-kawan seperjuanganmu kala itu, ketika kamu meminta digantikan sebagai narator gagasan perubahan tersebut? Mereka semua mengerti idenya, <i>kan</i>? Tapi mereka juga tahu bahwa hanya kamu yang bisa menyampaikannya dengan cara yang luar biasa. Kamu bisa menyentuh pikiran dan emosi audiens sekaligus, hingga menumbuhkan keyakinan mereka. </span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;">Ingat juga bagaimana kamu mampu menggerakkan sebagian besar Badan Eksekutif Mahasiswa di kotamu saat masih kuliah. Kamu meyakinkan para aktivis mahasiswa itu, mulai dari himpunan jurusan, fakultas, BEM se-kampusmu, lalu bergerak meyakinkan para aktivis BEM semua kampus di kotamu. Dan hasilnya adalah demonstrasi terbesar setelah reformasi yang diikuti lebih dari 10.000 mahasiswa. Kamu tahu kan, kalau cerita itu terus melegenda?
Itulah kekuatan persuasi. Kamu ahlinya! </span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><i>My self, </i></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;">Kamu juga adalah seorang orator ulung. Singa podium. Entah apakah ada yang pernah mengatakan itu padamu atau tidak, tetapi pengalamanmu membuktikan itu. Masih ingat peristiwa demo Rektorat saat kamu jadi ketua senat mahasiswa? Itulah bukti nyata bagaimana orasimu mampu menggerakkan massa tanpa terencana. Hanya lewat orasimu yang dahsyat! </span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;">Mungkin tidak pernah terlintas dalam pikiran para ketua himpunan mahasiswa saat itu, yang melakukan aksi mosi tidak percaya kepadamu karena membuat format ospek anti kekerasan, bahwa massa mereka akhirnya akan berujung di gedung rektorat. Dengan gagah berani kamu turun ke tengah massa mahasiswa yang sedang marah kepadamu, menyampaikan orasi dengan berapi-api, mengarahkan amarah mereka soal ospek berubah menjadi amarah pada sistem pendidikan. </span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;">Lalu seperti seorang panglima perang, kamu mengarahkan massa mahasiswa untuk mengepung gedung rektorat, mendobrak ruang Rektor dan menurunkan kursinya. Tiba-tiba semua berubah. Orasimu telah mengalirkan energi yang semula membencimu, menjadi keberanian dan kebanggan untuk mengkritik kebijakan-kebijakan rektorat yang tidak adil kepada mahasiswa. Lihat kan? Kamu masih memiliki bakat itu, sang orator! </span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><i><br></i></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><i>My self, </i></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;">Kamu masih punya segudang bakat yang lain. Hargailah semua bakat itu sebagai pemberian Tuhan yang disematkan padamu agar memberi manfaat. Kamu bisa menulis. Berkali-kali tulisanmu dimuat di media massa. Blog dan coretan-coretanmu di media sosial selalu banjir pujian. Mengapa kamu tidak mengembangkan bakat itu? Tulislah sebuah buku. Atau beberapa buah buku. Bukankah kamu sangat mencintai buku? </span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;">Kamu juga seorang politisi ulung. Kawan dan lawan politikmu mengakui itu kan? Kualitasmu membuat banyak politisi dan birokrat yang menyanyangkan keputusanmu untuk "gantung sepatu" pada pemilu yang lalu. Berhasil memenangkan kompetisi politik yang sulit di daerah yang tidak kamu kenali sama sekali, tanpa sanak-keluarga, tanpa kawan sepermainan, bahkan kamu masih sering tersesat ketika menelusuri jalan-jalannya, tapi kamu bisa terpilih sebagai legislator dua kali berturut-turut dari sana. Apa itu bukan bakat? </span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;">Kamu memiliki bakat sebagai <i>leader</i>. Dan kamu juga seorang <i>team player</i>. Berapa banyak proyek yang berhasil kamu selesaikan dengan gemilang sebagai <i>team leader</i>? Pemilihan Bupati, pemilihan Gubernur, meloloskan anggota DPR, dan banyak lagi proyek-proyek tim yang berhasil kamu kelola sejak mahasiswa hingga sekarang, kan? Dalam dirimu ada jiwa pemimpin besar. Hiduplah dengan jiwa itu. </span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;">Kamu juga memiliki bakat sastra. Berapa banyak puisi yang telah kamu buat? Ada yang menyebutmu sebagai pujangga. Apa-apa bisa jadi puisi. Bahkan kamu pernah memberanikan diri memberikan hadiah kumpulan puisimu kepada seseorang. Tidak semua orang bisa menyusun kalimat-kalimat indah sebagai ekpresi pikiran dan emosi kan? Mengapa sekarang kamu berhenti menjadi puisi dalam hidup ini? </span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;">Kamu hebat dalam <i>public speaking</i>. Itulah sebabnya hingga saat ini undangan untuk presentasi di berbagai organisasi tidak pernah berhenti. Mulai dari skala lokal hingga nasional. Swasta dan pemerintah. Organisasi laba dan nir-laba. Mengapa? Karena mereka tahu dengan baik kualitasmu. Jika orang lain begitu percaya kepadamu, mengapa dirimu tidak? </span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;">Kamu juga punya bakat arsitektural, meski kamu bukan arsitek. Masih ingat kan siapa yang mendesain rumah idamanmu yang begitu nyaman dan kamu nikmati saat ini? Itulah kamu. Imajinasi arsitekturalmu luar biasa. Kamu juga seorang <i>master chef</i>, paling tidak untuk keluargamu. Kamu yang bisa menghadirkan makanan-makanan "asing" di meja dapurmu, dan semua keluargamu suka: burger, sandwich, hotdog, suki, sushi. <i>So, don't under estimate about your super chef talent, man! </i></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><i>Dear, my Self... </i></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;">Terimalah semua bakat-bakat luar biasa itu sebagai takdir yang mesti memberi manfaat. Bukan hanya untuk dirimu, tapi juga untuk keluarga dan orang-orang yang ada di sekitarmu. Kamu akan dimintai pertanggungjawaban atas semua anugerah itu kelak. Maka mulailah pikirkan dengan apa kamu akan mempertanggungjawabkannya....</span></div></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br></span></div><div class="fullpost"><div class="fullpost" style="background-color: white; color: #47443e; display: inline; font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 12px; margin: 0px; padding: 0px;"><span style="font-size: medium; margin: 0px; padding: 0px;">Disclaimer:</span></div></div><div class="fullpost"><div class="fullpost" style="background-color: white; color: #47443e; display: inline; margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, Times, serif;"><br></span></span></div></div><div class="fullpost"><div class="fullpost" style="background-color: white; color: #47443e; display: inline; margin: 0px; padding: 0px;"><span style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, Times, serif;"><br style="margin: 0px; padding: 0px;"></span></span></div><div class="fullpost" style="background-color: white; color: #47443e; display: inline; font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; margin: 0px; padding: 0px;"><i><span style="font-family: trebuchet; margin: 0px; padding: 0px;">Tulisan ini tidak bermaksud untuk menyombongkan diri. Tapi implementasi atas tips DR. Ivan Joseph dalam forum TED Talk tentang bagaimana membangun self-confidence, yang salah satu bentuknya adalah positive self-talk dalam bentuk surat untuk diri sendiri seperti ini. Jadi, tulisan ini ditujukan untuk diri saya. Jika ada yang merasa dapat mengambil manfaat darinya, semoga itu merupakan positive vibe yang teresonansi melalui kekuatan kata-kata. Semoga bermanfaat!</span> </i></div></div>Bang Irwanhttp://www.blogger.com/profile/03270077429254079034noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6169116449797006629.post-71917337085788879422021-02-21T08:11:00.003+08:002021-02-22T10:10:52.508+08:00A LETTER TO MY SELF - BERANI<div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOgc-Pi0uhELTxBQkcnaaubSaoRQP6h21TpxbPHsjhEKWtxOVCCczJ3NlusRKRvyMu8TXlxXKnXPSidUu-Nz2YHu_k4EsYraArdvorflI5yLt_TxRZwRY9PZrZcEwXjai39ZWUc376Eak/s640/luwubadik.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="640" data-original-width="480" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOgc-Pi0uhELTxBQkcnaaubSaoRQP6h21TpxbPHsjhEKWtxOVCCczJ3NlusRKRvyMu8TXlxXKnXPSidUu-Nz2YHu_k4EsYraArdvorflI5yLt_TxRZwRY9PZrZcEwXjai39ZWUc376Eak/s320/luwubadik.jpg" /></a></div><br /></div><span style="font-size: medium;">Dear, My Self </span><div><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div><span style="font-size: medium;">Kamu itu pemberani. </span></div><div><span style="font-size: medium;">Tidak ada darah pengecut mengalir dalam urat nadimu. </span></div><div><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div><span style="font-size: medium;">Ingatkah ketika usiamu baru menginjak sepuluh tahun, ketika suatu hari kau memutuskan memanjat pohon kelapa untuk pertama kalinya? Kamu tahu kan resikonya ketika jatuh? Tapi kamu tetap nekad memanjat pohon kelapa yang tinggi itu. </span></div><div><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div><span style="font-size: medium;">Aku ingat, begaimana kamu mengumpulkan keberanian saat beberapa saudara sepupumu sangat kehausan dan menengok segarnya kelapa muda di atas mereka. Tiba-tiba kamu sudah ada di atas dan menjatuhkan beberapa buah kelapa yang segar untuk mereka.
</span><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;">
Konyolnya kamu adalah, kamu tidak pernah belajar bagaimana cara turun dari ketinggian pohon kelapa itu. Setelah misimu memetik buah kelapa tuntas, aku ingat bagaimana kamu berkeringat dan gemetar, karena tak tahu cara turunnya. </span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;">My self, kamu itu pemberani! </span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;">Ingat ketika suatu malam kampusmu di serang sekelompok mahasiswa dan preman dengan panah dan senjata tajam? Lalu beberapa kawanmu anak-anak Rohis datang untuk mengevakuasimu. Kamu marah saat itu. Marah karena bukan sifatmu lari dari masalah. </span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;">Tak ada yang pernah membayangkan, bahwa seorang anak rohis bisa menjadi "panglima perang". Kamu mengambil tanggungjawab dirimu. Sebagai ketua Senat Mahasiswa, kamu berdiri paling depan melawan kelompok preman yang berusaha membakar kampusmu. </span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;">Peristiwa itu tidak mungkin kamu lupakan. Sebab peristiwa itu meninggalkan kenangan di wajahmu, luka sobek dekat mulut akibat lemparan batu. Tiga jahitan lumayan menjadi pengingat, bahwa kamu adalah pemberani. Jiwamu adalah jiwa petarung. Takdirmu adalah takdir pejuang. </span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;">My self, jangan sisakan ruang kepengecutan dalam jiwamu. Be brave! Jadilah pemberani. </span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br /><br /></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;">Seberani leluhurmu yang tak pernah gentar dengan ganasnya ombak dan kencangnya angin di lautan yang luas. Mereka dikenang karena keberanian mereka yang tiada tandingan. Wija to warani.
</span></div></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="fullpost"><span style="font-size: medium;">Disclaimer:</span></div><div class="fullpost"><span style="font-family: trebuchet; font-size: x-small;"><br /></span></div><div class="fullpost"><span style="font-family: trebuchet; font-size: x-small;">Tulisan ini tidak bermaksud untuk menyombongkan diri. Tapi implementasi atas tips DR. Ivan Joseph dalam forum TED Talk tentang bagaimana membangun self-confidence, yang salah satu bentuknya adalah positive self-talk dalam bentuk surat untuk diri sendiri seperti ini. Jadi, tulisan ini ditujukan untuk diri saya. Jika ada yang merasa dapat mengambil manfaat darinya, semoga itu merupakan positive vibe yang tersonansi melalui kekuatan kata-kata. Semoga bermanfaat!</span> </div>Bang Irwanhttp://www.blogger.com/profile/03270077429254079034noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6169116449797006629.post-8896305021480955642020-06-02T22:37:00.004+08:002020-06-02T22:37:39.463+08:00FILOSOSFI 40 TAHUN<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxmHhIFSZBS8HR0sa49eJUSkRHiuFzlTIiA9g3G9hdd9xj2rHbUGlp0ablFyPda8YipkTpb2MEGKMcGfcLu5xsgBMcInUzWF1BTh9MODxRy5bvYA7pRM0-Adi2HMDTa3NK7se9qU8sFXo/s1600/Filosofi+40+Tahun.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1126" data-original-width="1125" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxmHhIFSZBS8HR0sa49eJUSkRHiuFzlTIiA9g3G9hdd9xj2rHbUGlp0ablFyPda8YipkTpb2MEGKMcGfcLu5xsgBMcInUzWF1BTh9MODxRy5bvYA7pRM0-Adi2HMDTa3NK7se9qU8sFXo/s320/Filosofi+40+Tahun.jpg" width="319" /></a></div>
Alhamdulillah.<br />
<br />
Syukur dan segala puja puji hanya bagi Allah SWT yang memberikan nikmat usia, untuk melihat siapa diantara manusia yang berbuat kebaikan.<br />
<br />
Bisa hidup hingga di titik ini adalah suatu karunia.Juga suatu pengingat, bahwa masa hidup yang dilalui, usia, sudah lebih lama daripada umur yang tersisa. Kereta, tepatnya keranda itu kian dekat.<br />
<br />
Maka 40 tahun seharusnya menjadi momentum shifting kebaikan dari tataran <i>"epithumia"</i> dan "<i>thumos</i>" menjadi kebaikan "<i>logistikon</i>", kata <b>Plato </b>dalam "<i>Lysis</i>", mengutip gurunya, <b>Socrates</b>.
<br />
<div class="fullpost">
<br />
Obsesi <i>thumos </i>yang menggebu-gebu di usia duapuluhan, dan semangat <i>epithumia </i>di usia tigapuluhan, cukuplah menjadi bekal pelajaran. Waktunya menjalani hidup karena keterpanggilan. Temukan kebermaknaan.<br />
<br />
Seperti nasehat <b>Jack Ma</b>, "<i>Saat usiamu 40 tahun, Anda harus melakukan sesuatu sesuai kemampuan. Jangan mencoba bidang lain, waktu Anda sudah terlambat. Anda mungkin saja berhasil, namun tingkat kegagalan terlalu besar</i>".
Fokus pada kekuatan!<br />
<br />
Usia 40 tahun adalah waktu yang terbaik untuk mengubah pertanyaan hidup, dari "<i>Why</i>" menjadi "<i>What</i>", seperti nasehat <b>Tasha Eurich</b>. Sebab pertanyaan itu yang menentukan jawaban dan tindakan.
<br />
<br />
Berhentilah mempertanyakan "<i>mengapa</i>" takdirmu seperti ini, "<i>mengapa</i>" nasibmu tak sebaik yang lain? Tapi bertanyalah, kehidupan ingin kamu menjadi "<i>apa</i>"? Tuhan ingin kamu mewariskan "<i>apa</i>"? Bertanyalah tentang "<i>apa</i>".<br />
<br />
Tutup semua cerita masa lalu yang menggelayut dalam bayang-bayang langkah hingga jiwa terseok-seok untuk maju. Perhatianmu teralihkan. Duniamu tersabotase. Oleh imaji yang kau ciptakan sendiri, tapi sering kau sebut refleksi.<br />
<br />
Empat puluh tahun adalah usia profetik. Momentum untuk melahirkan mahakarya dan warisan kebaikan yang kelak selalu dikenang. Sebab itulah prasasti yang akan terus hidup, menemani orang-orang yang kau cintai.<br />
<br />
Maka semua hal sepele, remeh temeh dan godaan sesaat yang membuatmu teralihkan dari obsesi keterpanggilan dan kontribusi bagi kehidupan, abaikan. Jika tidak, kau tak akan pernah sampai.<br />
<br />
Tapi, dibanding semua filosofi itu, tetap saja hanya Firman <b>Tuhan </b>dalam <b>Al-Qur'an</b>-lah yang membuat hati bergetar ketika semua manusia yang mencapai usia 40 tahun diperintahkan untuk berdo'a:<br />
<br />
<i>“Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridhai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sungguh, aku termasuk orang muslim.” </i><br />
<br />
<b>(QS Al-Ahqaf: 15) </b><br />
<br />
Alhamdulillah.<br />
<br />
Sudah sampai di sini perjalananku.<br />
<br />
<br />
<i><br /></i>
<i>Ruang Inspirasi, 2 Juni 2020
</i></div>
Bang Irwanhttp://www.blogger.com/profile/03270077429254079034noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6169116449797006629.post-2988664555472032842018-11-27T12:59:00.001+08:002021-02-23T12:14:11.010+08:0014 Tahun Penuh Cinta<p dir="ltr"><span style="font-size: medium;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-size: medium;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtM7guP4xoksgnN9HEwggDhZCtl_fbE_CJyLi__t_Sw8UX5kvztACcgqqHq36JA9bc3xO3mf8FG2xkINEerUKRFcFII7ykiaPSLzkdG6uW7UZpoCOGRzLiTSRYu8vIK0g0lMwjzYPcF3s/s1649/IMG_20160416_161729.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1649" data-original-width="1440" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtM7guP4xoksgnN9HEwggDhZCtl_fbE_CJyLi__t_Sw8UX5kvztACcgqqHq36JA9bc3xO3mf8FG2xkINEerUKRFcFII7ykiaPSLzkdG6uW7UZpoCOGRzLiTSRYu8vIK0g0lMwjzYPcF3s/s320/IMG_20160416_161729.jpg" /></a></span></div><span style="font-size: medium;"><br />Hari ini, tepat empat belas tahun yang lalu, saya memutuskan untuk mencintaimu. Mengucapkan janji di hadapan walimu untuk menjagamu selamanya. Janji yang kokoh, mitsaqan ghaliza. Mengambil alih tanggungjawab orang tuamu atasmu untuk ku pikul, seberat apa pun itu. Tanggungjawab yang ku terima dengan sadar, bahwa akulah yang akan menerima semua akibat dari ketidak-taatanmu kepada Allah SWT andai aku tak melakukan tugasku sebagai qawwam. <br /><br /></span><p></p>
<p dir="ltr"><span style="font-size: medium;">Empatbelas tahun bukanlah waktu yang singkat. Didalamnya telah kau hadirkan dua pasang malaikat kecil yang menjadi penyejuk mata dan cahaya kegembiraan dalam rumah kita. Meski ku tahu, sejak melahirkan mereka hingga membesarkan dan mendidik mereka kau harus menukarnya dengan semua kesenangan dirimu. Aku tahu itu. Meskipun kau tak pernah cerita betapa beratnya tugas itu. Tapi semua terbaca dari lelahnya wajahmu dan redupnya cahaya matamu setiap kali aku pulang kerja, saat matahari sudah tenggelam. <br /><br /></span></p>
<p dir="ltr"><span style="font-size: medium;">Kumaklumi seluruh keadaanmu itu apa adanya. Dan karena itu aku tak ingin menambah bebanmu dengan membagi beratnya beban yang ku pikul di luar sana setiap kali meninggalkan rumah untuk mencari rezki buat kalian. Tekanan hidup yang kuhadapi dalam pekerjaan, kutelan untuk diriku sendiri. Semakin sedikit yang kau ketahui, semakin ringan sedikit bebanmu dalam menunaikan tugas sebagai istri dan ibu dari malaikat-malaikat kecil yang selalu ingin kita bahagiakan.<br /><br /></span></p>
<p dir="ltr"><span style="font-size: medium;">Kita sudah sampai di sini. Di titik ini. Banyak tawa yang kita lalui. Tapi tak sedikit tangis yang kita sembunyikan. Aku tahu bagaimana beratnya kau berjuang meredam ego mu, dan menahan amarah yang setiap saat bisa meledak menjadi konflik. Seperti diriku yang terus menerus belajar bagaimana menjadi imam yang baik, mengambil tanggungjawab atas hidupmu dan masa depan para malaikat kecil kita. <br /><br /></span></p>
<p dir="ltr"><span style="font-size: medium;">Aku hanya ingin membahagiakanmu. Melihatmu lebih banyak tertawa di sisa usia kita yang entah sampai berapa lama. Sambil terus berdo'a semoga kita sekeluarga, bisa dikumpulkan lagi di Syurga-Nya kelak bersama-sama. Meski ku tahu itu tak mudah. Tetapi inilah cita-citaku. Semoga cita-cita kita sama. Agar kaki kita bisa melangkah dan saling menopang. Agar hati kita semakin tegar dan saling menguatkan. Agar selalu ada cinta dalam rumah kita yang menjaga asa untuk tetap memperjuangkan sesuatu yang istimewa. Syurga! </span></p>
Bang Irwanhttp://www.blogger.com/profile/03270077429254079034noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6169116449797006629.post-57625936373106716572018-11-18T19:02:00.001+08:002021-02-23T12:16:10.525+08:00SIKLUS<p dir="ltr"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjW0AAQGCBRR8m3Gy6qJGUNfCdf7av4e16m-Vav68e8vt7TrzoJz33OXypKLzv_b3PMn4YTgkgrYsTaaAwptZj7TbP9tZhP6r1YJmuF1yvoA_EpqMITgEOwWPlgQbp2jMmhoxRirnV6R_U/s1600/1542538913651.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjW0AAQGCBRR8m3Gy6qJGUNfCdf7av4e16m-Vav68e8vt7TrzoJz33OXypKLzv_b3PMn4YTgkgrYsTaaAwptZj7TbP9tZhP6r1YJmuF1yvoA_EpqMITgEOwWPlgQbp2jMmhoxRirnV6R_U/w240-h320/1542538913651.jpg" width="240" /> </a>Akhirnya saya sampai juga pada sebuah babak baru hidupku. Siklus 20 tahunan mungkin. Kira-kira inilah fase ketiga dari gelombang hidup di sepanjang usiaku yang mendekati 40 tahun saat ini. Sejak lahir hingga lulus sekolah adalah fase pertama. Hampir 20 tahun usia pertama ini kuhabiskan seluruhnya di kampung halaman, bersama orang tua, saudara dan kawan-kawan sekampung. Fase 20 tahun kedua dimulai sejak masuk ke kampus hingga berkeluarga dengan empat orang putra putri sebagai malaikat-malaikatku. </p><p dir="ltr"><br /></p>
<p dir="ltr">Dan saat ini adalah fase ketiga, diusia hampir 40 tahun. "Life begins at 40" kata pepatah. Mungkin ada benarnya. Entah bagaimana ceritanya, menjelang usia 40 tahun ku ini perubahan-perubahan besar dalam hidupku justru terjadi di luar prediksi. Tak pernah terbayang sebelumnya, setelah 20 tahun berada dalam habitat pergerakan tarbiyah, akhirnya saya harus berpisah, dengan penyebab yang juga tak perlu menyalahkan siapa-siapa. </p>
<p dir="ltr"><br /></p><p dir="ltr">Enam tahun memburu ilmu di kampus, tiga tahun bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dan 10 tahun bergelut dalam dunia politik di gedung parlemen, dan semua itu berhenti di sini. Saat ini. Seiring keputusan berat untuk meninggalkan habitat yang di dalamnya saya menemukan pasangan hidup, mendapatkan tujuan hidup, menemukan keberartian dalam perjuangan, dan semua kebaikan-kebaikan melimpah yang tak mungkin bisa diukur.</p>
<p dir="ltr"><br /></p><p dir="ltr">Sekilas perubahan besar ini seperti sesuatu yang patah. Terputus. Meninggalkan sesuatu yang lebih memberikan rasa aman, kepastian dan segala kebaikan menuju dunia ketidakpastian dan ribuan kemungkinan. Tetapi tidak! Justru driving force yang dulu menggerakkan saya untuk bergabung dalam habitat adalah energi yang sama yang mendorong saya untuk meninggalkan habitat. Saya melihat dan merasakan bagaimana krisis di dalam habitat terjadi. Perlahan tapi pasti, mendorongnya semakin terdegradasi dan seperti enggan untuk bangkit. </p>
<p dir="ltr"><br /></p><p dir="ltr">Bukan karena ada yang salah. Hanya saja nilai-nilai yang ada dalam habitat sudah tidak relevan lagi dalam merespon perubahan lingkungan strategis yang ada. Terlalu banyak pertanyaan yang tidak memiliki jawaban. Terlalu banyak kontradiksi antara realitas dan nilai-nilai yang diyakini. Terlalu jauh gap antara cita-cita dan kenyataan. Dan suara-suara pembaharuan menjadi kalah bising oleh doktrin-doktrin tentang adab dan kepatutan seorang prajurit. Kekakuan terlalu kokoh di sini. Tradisi habitat telah menundukkan rasionalitas dan tuntutan beradaptasi.</p>
<p dir="ltr"><br /></p><p dir="ltr">Tapi, tak perlu ada yang disesali. Setiap pilihan pasti ada resikonya. Saya hanya perlu menjaga motif yang terus bertarung di dalam jiwa untuk memastikan bahwa sejak awal, saat ini, hingga nanti, semuanya merupakan bentuk pengabdian kepada Allah SWT. Toh, kelak kita semua akan menghadap-Nya sendiri-sendiri. Mempertanggungjawabkan semua pilihan di dunia juga dengan sendiri-sendiri. Penilaian manusia itu relatif semuanya. Kita lah dan Yang Maha Mengetahui Segala sesuatu, yang tahu apa yang bergejolak dalam jiwa kita. Dia Maha Adil, Maha Mengetahui, dan pemberi balasan yang Maha Bijaksana.</p>
<p dir="ltr"><br /></p><p dir="ltr">Semoga ini langkah tebaik, dari ikhtiar saya sebagai manusia selalu punya potensi salah. Bismillah... </p><p dir="ltr"><br /></p>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> </div>Bang Irwanhttp://www.blogger.com/profile/03270077429254079034noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6169116449797006629.post-77150364966521678432017-12-31T23:33:00.003+08:002017-12-31T23:33:59.499+08:00The End of 2017<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYWyAQ5Oa9sikfVDdDSqN94VaaBxdGsXGx0LYx2bSdjt9bwkG3ikf09T1xKxwFSrePtAv_MmVyC5nKi49j8KgbseEuxoWNm9F1bcWJ1T4YCMZE86Zk8imuMqEVX907i79lUAZLX3RecEY/s1600/Fotolia_end-of-year.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="300" data-original-width="400" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYWyAQ5Oa9sikfVDdDSqN94VaaBxdGsXGx0LYx2bSdjt9bwkG3ikf09T1xKxwFSrePtAv_MmVyC5nKi49j8KgbseEuxoWNm9F1bcWJ1T4YCMZE86Zk8imuMqEVX907i79lUAZLX3RecEY/s320/Fotolia_end-of-year.jpg" width="320" /></a></div>
Here we are, in the end of the year…
<br />
<br />
Seperti tahun-tahun yang telah lewat, sekaranglah momen-momen terbaik melakukan evaluasi kinerja selama setahun. Sebab kita yang terlanjur memilih menjadi manusia yang mengemban misi, butuh siklus waktu untuk melihat sudah sejauh mana perjalanan hidup ini dilalui...<br />
<br />
Pertama, tentu saja ini menjadi momentum untuk menysukuri berbagai nikmat yang melimpah dari Allah SWT. Nikmat hidup, nikmat sehat, nikmat iman, nikmat ilmu, nikmat keluarga, dan limpahan cinta yang mengisi hidup kami sepanjang tahun. Alhamdulillahi Rabbil Alamiin…
<br />
<br />
<div class="fullpost">
Kedua, dari seluruh target-target 2017 yang saya canangkan, memang kurang dari setengahnya yang tercapai. Perubahan-perubahan lingkungan startegis, dan kelemahan diri, menjadi faktor yang paling banyak mempengaruhi capaian tahun ini. Tetapi beberapa capaian cukup menggembirakan: Sekolah magister lancar; desain pemenangan pemilu sudah siap, tinggal ujicoba; beberapa fasilitas penunjang kinerja sudah ada, desain bisnis yang akan digarap tahun depan juga sudah siap, insya Allah…
<br />
<br />
Ketiga, keasadaran akan usia yang tak muda lagi, sudah 37 tahun lebih, membuat perencanaan-perencaan baru di tahun-tahun mendatang sudah harus lebih matang, achievable, dan minim toleransi. Hidup terus berlanjut, umur terus berkurang, sementara tantangan semakin berat. Semoga tahun depan, kualitas hidup dan pencapaian misi hidup, jauh melampau capaian tahun ini, insya Allah… amin…
</div>
Bang Irwanhttp://www.blogger.com/profile/03270077429254079034noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6169116449797006629.post-63384213317983307132017-12-31T15:11:00.000+08:002017-12-31T15:11:21.052+08:00ISTANBUL 360*#TurkeyTripSeries<br />
<br />
Day 5 (Last Day)<br />
<br />
This is it!<br />
The last day at Istanbul. Sedih sekali harus meninggalkan kota yang sangat indah ini. Tapi, kami harus pulang. Sebab kami bukan Bang Thoyib yang tak pulang-pulang dan tak pasti kapan ia datang. Sebenarnya kami sempat berniat menunda kepulangan satu hari, demi mengikuti pertemuan akbar rakyat Turki dengan Presiden Erdogan yang bertajuk DEMOKRASI VE SEHiTLER MiTiNGi hari ini pukul 17.00 di Yenikapi Meydani, Istanbul. Menurut teman kami di Istanbul, pertemuan akbar ini akan dihadiri oleh 3 juta rakyat Turki. WOW! Kami sungguh ingin merasakan atmosfernya. Tapi sayang, agenda di tanah air juga tak kalah penting dan mendesaknya.<br />
<br />
Pagi-pagi kami sibuk mengepak barang-barang untuk dibawa pulang. Di luar dugaan, ternyata tak satu pun dari kami bertiga yang travelbag-nya beranak, alias nambah. Sebuah pertanda, kami ternyata cukup "irit" selama di Istanbul ini. Mungkin karena itulah Grand Bazaar dan Fatih Caddesi tampak kecewa saat kami tinggalkan kemarin. Maklum, kurs Rupiah dan Turkish Lira tergolong cukup tinggi, hampir setengah nilai USD. Jadi, sangat bisa difahami mengapa travelbag kami tetap jomblo menjelang pulang ke tanah air.
<br />
<div class="fullpost">
<br />
Sebelum pulang, masih ada satu destinasi lagi yang wajib kami datangi, menyaksikan Kota Istanbul 360* dari ketinggian Galata Tower. Galata Tower adalah salah satu icon kota Istanbul. Posisinya yang berada di ketinggian dan selalu terlihat mencolok di kawasan kompleks kota tua dan selat Bosphorus membuat menara ini selalu melahirkan rasa penasaran bagai siapa saja yang mengunjungi Istanbul. Belum lagi jika berbicara soal sejarah, bangunan abad pertengahan ini telah menjadi saksi bisu berbagai peristiwa heroik yang terjadi sejak kota ini masih bernama Constantinople hingga berubah nama menjadi Istanbul.<br />
<br />
Sekitar pukul sembilan pagi, kami sudah sampai di kompleks Galata Tower. Di halamannya yang cukup luas telah banyak pengunjung dari berbagai negara mengabadikan momen mereka di bawah naungan Galata Tower. Sebagiannya asik menikmati minuman di meja-meja cafe yang tertata rapi di halaman menara tersebut. Setelah foto-foto, kami harus ikut mengantri untuk naik ke bagian atas menara. Antriannya cukup panjang, hingga ke bagian luar lantai dasar menara. Tapi karena sudah super penasaran ingin menikmati pemdangan kota Istanbul dari ketinggian menara ini, kami pun dengan penuh kesabaran ikut mengantri.<br />
<br />
Untuk naik ke bagian puncak menara, pengunjung bisa menggunakan lift. Dan jika mau, bisa juga menggunakan tangga. Tapi sangat jarang pengunjung yang menggunakan tangga, maklum, menara ini tingginya 66 meter, butuh energi ekstra untuk sampai ke puncak. Setelah melewati antrian dan membayar tiket TL 25 per orang, kami pun naik ke puncak menara menggunakan lift yang hanya muat sekitar enam orang. Keluar dari lift, di lantai paling tinggi menara tersebut terdapat sebuah cafe dan resto. Pengunjungnya penuh. Untuk menyaksikan Istanbul 360* kami masih harus naik tangga lagi sekitar tiga meter di bagian pengintai bagian luar puncak menara.<br />
<br />
Tak ada kata yang dapat menggambarkan keindahan pemandangan dari ketinggian menara ini selain TAKJUB. Luar biasa indah. Saya membayangkan bagaimana menara bersejarah ini telah menyaksikan seluruh kejadian-kejadian penting pada era penuh pergolakan di tanah ini. Menara ini juga menjadi saksi bagaimana kapal-kapal Sultan Muhammad Al-Fatih diseberangkan lewat bukit dari selat Bosphorus menuju Golden Horn pada tengah malam. Juga menjadi saksi yang teramat dekat bagaimana meriam-meriam pasukan Al-Fatih merobohkan sisi benteng terlemah Konstantinopel di sepanjang Golden Horn. Serta menjadi saksi pembebasan Konstantinopel oleh pemimpin perang terbaik di zamanya, Sultan Muhammad Al-Fatih.<br />
<br />
Dari menara ini, keindahan kompleks kota tua dengan bangunan-bangunan bersejarahnya tampak begitu megah. Air biru selat Bosphorus dan Golden Horn yang mengapitnya seolah menjadi energi yang menghipnotis siapa saja yang menyaksikannya tenggelam dalam kekaguman. Dari kejauhan terlihat laut Marmara yang begitu sibuk dengan kapal-kapal kargo yang berseliweran. Kontur tanah Istanbul yang berbukit-bukit membuat sebagian besar bangunan-bangunan yang berdiri di atasnya tampak tersusun rapih dan padat. Dan menara serta kubah-kubah masjid yang menjulang dengan bentuk khas di tengah kepadatan tersebut membuat kita tersadar bahwa inilah Istanbul. Kota Dunia. Pintu gerbang Eropa dan Asia. Kunci Laut Marmara dan Laut Hitam.<br />
<br />
Rasanya ingin berlama-lama di atas sini. Tapi, pengunjung yang datang semakin banyak. Kami harus berbagi kesempatan dengan mereka. Setelah puas mendokumentasikan foto dan video pemandangan dari puncak Galata Tower, kami segera turun dan meninggalkan kawasan menara dengan penuh decak kagum. Saran saya, jika Anda punya kesempatan ke Istanbul, selain tiga bagunan bersejarah di kompleks kota tua, usahakanlah Anda menyaksikan pemandangan indah dari puncak menara ini. Dijamin, Anda tidak akan menyesal. Letaknya juga sangat mudah dijangkau dan dekat dengan semua destinasi wisata di Kota Istanbul.<br />
<br />
Sebelum menuju Ataturk International Airport, kawan saya masih harus menuntaskan sedikit urusan bisnisnya di kawasan Esenyurt, lebih dalam ke bagian Eropa Kota Istanbul. Perjalanan ke Esenyurt lumayan lama, sekitar satu jam. Sepanjang perjalanan kita dapat menyaksikan bagaimana pemerintah kota setempat mampu menyulap Istanbul menjadi kota hijau dengan banyaknya taman-taman asri yang luas dan rindang, juga Ruang Terbuka Hijau dalam berbagai bentuk seperti Vertikal Garden, Roof Garden dan jalur hijau sepanjang jalan raya. Kota yang sungguh nyaman.<br />
<br />
Setelah semua urusan selesai, kami segera menuju airport. Agak panik juga, soalnya waktu keberangkatan semakin kasip. Dan di luar perhitungan kami, ternyata pintu masuk ke airport agak padat merayap karena ketatnya pemeriksaan kendaraan pasca ledakan bom beberapa waktu yang lalu. Setelah selesai check-in, masalah baru datang lagi. Antrian di bagian imigrasi saaaaaangat panjang. Antara harap dan cemas, Alhamdulillah kami pun bisa melewati antrian tepat waktu. Untungnya lagi, pesawat Qatar Airlines yang kami tumpangi delay sekitar 30 menit. Dan akhirnya, kami meninggalkan kota penuh keindahan ini dengan satu komitmen: We'll Be Back, Soon!!!<br />
<br />
The End
</div>
Bang Irwanhttp://www.blogger.com/profile/03270077429254079034noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6169116449797006629.post-63600918588883138942017-06-21T19:01:00.002+08:002017-06-21T19:19:06.633+08:00METRO ISTANBUL<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
#TurkeyTripSeries<br />
<br />
Day 4<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCzs4gwK9_wX7obkyoPN9dPMlyUZA4YAqRhRQ3kakXpZd5UXUqL4x6x7-kemdT-gJ5IsQkQUCFlryyWdZy1q-CAVAROkH70wvqb8F8jt2-O6U2jYPz05gA4_NsBjhgA8AF0MJ30oxVw-w/s1600/79+%25282%2529.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="360" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCzs4gwK9_wX7obkyoPN9dPMlyUZA4YAqRhRQ3kakXpZd5UXUqL4x6x7-kemdT-gJ5IsQkQUCFlryyWdZy1q-CAVAROkH70wvqb8F8jt2-O6U2jYPz05gA4_NsBjhgA8AF0MJ30oxVw-w/s320/79+%25282%2529.jpg" width="213" /></a></div>
Berkat bantuan Ms. Vildan, kami tak perlu berlama-lama di Grand Bazaar. Jika harus mengikuti keinginan dan daya tariknya, kita bisa membakar 1000 Kalori di sini hanya dengan muter-muter sampai puas. Tapi pasar ini terlalu luas untuk ditelusuri seluruh sudut-sudutnya. Waktu terbatas hari ini, dan masih ada beberapa tempat yang perlu kami kunjungi hingga malam hari nanti. Keluar dari Grand Bazaar, kami menggunakan taksi menuju Fatih Caddesi. Salah satu pusat belanja yang lain di Kota Istanbul.<br />
<br />
Sepanjang Fatih Caddesi adalah surga belanja bagi muslimah-muslimah dari berbagai negara yang berkunjung ke Istanbul. Di jalan ini paling banyak toko-toko pakaian muslimah, semacam butik di Indonesia, dengan kualitas nomor satu. Dan sebagai konsekuensinya, di butik-butik tersebut harganya sedikit lebih mahal dan "no negotiation for price". Ya, di tempat ini pada umumnya harga-harga pakaian dan aksesoris-aksesorisnya sudah fix price seperti di mall. Tak heran jika di sepanjang jalan Fatih ini paling banyak kita jumpai muslimah-muslimah dari timur tengah, ini bisa dilihat dari pakaian mereka.
<br />
<div class="fullpost">
<br />
Di Fatih Caddesi kami juga tak perlu menyusur seluruh jalan ini. My Boss, sudah punyan langganan di sini. Namanya Mister Mustafa, sama dengan nama tokonya. Di toko ini khusus menjual jilbab turki dari sutra asli berkualitas tinggi. Selembar jilbabnya paling murah 180 TL, atau sekitar Rp. 900 ribu lebih. (Pertama masuk langsung sesak nafas lihat harganya...). Jadi belanja di sini sedikit lebih simple: suka barang, tengok dompet, match! Silahkan dibayar tunai. Anda bisa membayar dengan Turkish Lira, USD atau Euro.<br />
<br />
Selain di Toko Mustafa, kami juga sempatkan singgah di beberapa toko pakain muslimah untuk oleh-oleh bagi Ibu Negara di rumah. Kalau ini agenda wajib. Keliru sedikit bisa rusuh negara di tanah air. Apalagi kalau sampai lupa, bencana alam bisa melanda. (Hahahhahahaha....)<br />
<br />
Selain toko pakaian, di sepanjang Fatih caddesi juga terdapat banyak restoran dan cafe. Di sini cafe-cafe pada umumnya menyediakan ruang teras bagi pengunjung yang ingin menikmati makanan dan minuman mereka sambil menyaksikan orang-orang yang berlalu lalang di sepanjang fatih caddesi. Sebelum kembali ke hotel, kami sempatkan dulu menikmati kuliner di salah satu cafe yang letaknya tak jauh dari Toko Mustafa. Setelah tuntas, kami pun kembali ke hotel dengan menggunakan Taksi. Bukan untuk istirahat tentu saja, tetapi untuk menyimpan beberapa bungkusan yang tadi sempat nyangkut di Grand Bazaar dan Fatih Caddesi.<br />
<br />
Sampai di Point Hotel, Ms. Vildan mohon pamit tak sempat lagi menemani kami untuk agenda selanjutnya. Selain karena sudah hampir sore, agenda kami juga tinggal satu, menuju Mall Kanyon AVM di daerah Levent dengan menggunakan kereta bawah tanah, Metro Istanbul. Mall hanya sekedar destinasi, yang sesungguhnya ingin kami nikmati adalah pengalaman menggunakan moda kereta bawah tanah Metro Istanbul, salah satu moda transportasi yang ada di hampir semua negara-negara Eropa.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0a0ZS6xg92gDrMzx8wt8rHP7XQHolDEYHj2jQILFJgdUPNoA_Rc647UyIGB0mN3vqN8xIHshM30cH-podRdYBrKRP2s1ExIwPQ3qpliGMtrqIhEG0yPo4IMLOCxeHNl-wUfAWp_FYago/s1600/80.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0a0ZS6xg92gDrMzx8wt8rHP7XQHolDEYHj2jQILFJgdUPNoA_Rc647UyIGB0mN3vqN8xIHshM30cH-podRdYBrKRP2s1ExIwPQ3qpliGMtrqIhEG0yPo4IMLOCxeHNl-wUfAWp_FYago/s400/80.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYKN3RzMpREYaB61whyphenhyphenxPFATVzll1AgWbF4eYFKSYHiipoE3hUHuVREeDS0zbYnB5CwpisY_LZCAplrZsNH1c-ohkLfPum_mbulLkswhnfMMYIGoq8xjETm9FFVwkj4fCXR8Kk0v8lHeY/s1600/81.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYKN3RzMpREYaB61whyphenhyphenxPFATVzll1AgWbF4eYFKSYHiipoE3hUHuVREeDS0zbYnB5CwpisY_LZCAplrZsNH1c-ohkLfPum_mbulLkswhnfMMYIGoq8xjETm9FFVwkj4fCXR8Kk0v8lHeY/s400/81.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0wraI8lDw5Cyd5zpxICE_7YMhcf2JIQXKkrGJ1QC-FjsgF-7JFx0IzqtTtjYJVlkINR0NROJnqMobiAyR3W7jrsVH4kM8B2HoStr9GKbivWP_ZxTJLWG0kp8xkOknOvRmffnYf5Wfy3A/s1600/83.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0wraI8lDw5Cyd5zpxICE_7YMhcf2JIQXKkrGJ1QC-FjsgF-7JFx0IzqtTtjYJVlkINR0NROJnqMobiAyR3W7jrsVH4kM8B2HoStr9GKbivWP_ZxTJLWG0kp8xkOknOvRmffnYf5Wfy3A/s400/83.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVywUn71y11b7st3p32PiyFCcAhcxkgXr4YknlTva4BkEy_VuLTCcWueseg5rcpF1MQHP5mlACvE4f1wekqYkWyKB95S5YyClD13LaSnL-isZItZyBAFXSKMQf5hyphenhyphenG0IH6g0lbd8PyPtk/s1600/82.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVywUn71y11b7st3p32PiyFCcAhcxkgXr4YknlTva4BkEy_VuLTCcWueseg5rcpF1MQHP5mlACvE4f1wekqYkWyKB95S5YyClD13LaSnL-isZItZyBAFXSKMQf5hyphenhyphenG0IH6g0lbd8PyPtk/s400/82.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMyADNgXAOHsSiVFUniCXr7ycUrNITLM4rSyAfyT2eCso0s-xJdjg739lBBjoNIinUHVU_rdvhY99J5PIQOuHiszNVE2iaZln3Rco0i8PzdtXgbr1yPlYGElz_ZkXGXgx1nzyGXw7_Rnc/s1600/89.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMyADNgXAOHsSiVFUniCXr7ycUrNITLM4rSyAfyT2eCso0s-xJdjg739lBBjoNIinUHVU_rdvhY99J5PIQOuHiszNVE2iaZln3Rco0i8PzdtXgbr1yPlYGElz_ZkXGXgx1nzyGXw7_Rnc/s400/89.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
Untuk menggunkan Metro kami harus turun ke bawah tanah dengan menggunakan eskalator di stasiun Metro di Taksim. Kami kembali menggunakan Istanbulkart sebagai alat pembayaran masuknya. Sebelum pintu masuk stasiun terdapat beberapa mesin jetonmatik untuk membeli kartu Istanbulkart yang baru atau untuk menambah nilai token (Top up) di dalam kartu tersebut. Stasiun Levent Sebenranya lumayan jauh dari Taksim. Tapi karena kami menggunakan Metro yang cepat dan bebas hambatan, waktu tempuh menuju stasiun Levent tak sampai 30 menit.<br />
<br />
Keluar dari stasiun Levent, kami berjalan kaki sekitar 100 meter menuju ke Mall Kanyon AVM. Sebenarnya, dari stasiun tadi kami bisa langsung masuk ke Mall melalui pintu bawah tanahnya, tapi karena salah mengambil arah keluar, jadilah kami harus berjalan kaki beberapa jauh untuk masuk kembali ke Mall. tapi tak apa, sebuah pelajaran. Kesempatan yang lain tidak akan terulang.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbWK30vPg3etB6NAyBWnrn5VQTg8lQ3O8n0evsmNt_vTrfcP9sFZ5RY5RhFdSjngkb_6peBzdUtBU3-050eFMSYhGbDeseZrAUH5JGsGYhKvttenfg86LzFVkWI6hcm5Lo-IyjvhG0SQA/s1600/84.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbWK30vPg3etB6NAyBWnrn5VQTg8lQ3O8n0evsmNt_vTrfcP9sFZ5RY5RhFdSjngkb_6peBzdUtBU3-050eFMSYhGbDeseZrAUH5JGsGYhKvttenfg86LzFVkWI6hcm5Lo-IyjvhG0SQA/s400/84.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
Mall Kanyon AVM hanyalah salah satu dari puluhan Mall yang bertebaran di Kota Istanbul. Dan suasananya hampir sama dengan Mal-mal besar di Jakarta. Tak ada yang istimewa. Di sini kami hanya mutar-mutar dan menyempatkan diri belanja souvenir untuk anak-anak di toko buku. Setelah itu kami makan malam di salah satu restoran Jepang yang ada di lantai paling atas mall.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcJfswtkJ9txkMoqDYR-v0A6iVFjRloADwv5LZImaE-2C0YTV67odS59TWmQiheWVUm8wnLTTqRKFCrDk7dNhEFSycTfZ-5HtR1L2P6WyWK88ZPDYw5HZkEYiZ19E4OYddehxwswRNUSU/s1600/85.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcJfswtkJ9txkMoqDYR-v0A6iVFjRloADwv5LZImaE-2C0YTV67odS59TWmQiheWVUm8wnLTTqRKFCrDk7dNhEFSycTfZ-5HtR1L2P6WyWK88ZPDYw5HZkEYiZ19E4OYddehxwswRNUSU/s400/85.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOe4K450AVO4jERWoAUOR5T5h3lhBIpIihRrknO1K_8QeVTgAM3QiHxRCpdPVHFNSvKOEJQc-RJ_ThOXpuViweLFifi1G-_EZP8IUwwD_xp6ndtxFYuOibjA3eBbC67xQvZ9Hlam6mZ2Y/s1600/86.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOe4K450AVO4jERWoAUOR5T5h3lhBIpIihRrknO1K_8QeVTgAM3QiHxRCpdPVHFNSvKOEJQc-RJ_ThOXpuViweLFifi1G-_EZP8IUwwD_xp6ndtxFYuOibjA3eBbC67xQvZ9Hlam6mZ2Y/s400/86.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
Dan menjelang jam 22.00 waktu Istanbul kami pun bergegas ke stasiun Metro melalui pintu akses langsung mall Kanyon. Kami mengambil rute yang berlawanan dengan kedatangan kami tadi sore. Tak berapa lama menunggu, kereta Metro pun tiba dan membawa kami kembali ke stasiun Taksim. Dari stasiun Metro, kami langsung kembali ke hotel untuk beristirahat dan mempersiapkan agenda kepulangan esok hari.<br />
<br />
* to be continued
</div>
Bang Irwanhttp://www.blogger.com/profile/03270077429254079034noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6169116449797006629.post-2930348464104524752017-06-21T18:49:00.002+08:002017-06-21T19:20:21.071+08:00KERETA MIRING, TRAM DAN GRAND BAZAAR<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<span id="goog_1285834367"></span><span id="goog_1285834368"></span>#TurkeyTripSeries<br />
<br />
Day 4<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgW_eRyflWxihyphenhyphenlV1w3fo6htvBIlR4_lLbCR25VwMYy0JX06I27ZSXP4bfJWYuZA2iaZOEl8XrTo6Ye6d5lUvn6A36NJ4s7x4nNNXWi3sR3ll14_qliRsqin-bHCOZaUbzy-hSh1mwzlng/s1600/72.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="380" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgW_eRyflWxihyphenhyphenlV1w3fo6htvBIlR4_lLbCR25VwMYy0JX06I27ZSXP4bfJWYuZA2iaZOEl8XrTo6Ye6d5lUvn6A36NJ4s7x4nNNXWi3sR3ll14_qliRsqin-bHCOZaUbzy-hSh1mwzlng/s320/72.jpg" width="225" /></a></div>
Ini hari terakhir bagi kami menikmati kota Istanbul. Besok sore kami sudah harus terbang meningglakan Turki menuju tanah air tercinta. Makanya waktu 24 jam harus dimanfaatakan dengan baik. Judul untuk hari ini adalah berkeliling Istanbul dengan transportasi publik, sambil 'melihat-lihat barang' di pasar terbesar di Istanbul, Grand Bazaar. Kedengarannya keren. Bagian ini juga penting, terutama bagi Anda yang ingin mengunjungi Istanbul sebagai Backpacker. Transportasi publik akan membuat perjalanan Anda lebih mudah, lancar, murah, dan yang tak kalah penting Anda tidak akan tersesat.<br />
<br />
Moda transportasi publik di Istanbul cukup beragam, diantaranya yang paling terkenal adalah Tram dan Metro. Sementara moda yang lain cukup banyak dijumpai di tempat lain termasuk di Indonesia yaitu Busway (metrobus) dan Taksi. Dan hari ini, kami akan ditemani oleh soerang sahabat lama yang juga menemani kami pada kunjungan ke Istanbul beberapa tahun yang lalu, Miss Vildan. Kami bertemu Ms. Vildan di Point Hotel dan memulai penjelajahan hari ini dari stasiun Kereta api miring di kawasan Taksim.
<br />
<div class="fullpost">
<br />
Ini akan menjadi pengalaman yang unik, bisa merasakan naik kereta miring yang sempat tayang di salah satu stasiun TV di Indonesia sekitar sepekan yang lalu sebelum Saya berangkat ke Turki. Sebenarnya jarak tempuh kereta ini tidak panjang. Kurang dari satu kilometer. Makanya waktu tempuhnya pun hanya hitungan menit. Tapi sensasi jalur miringnya di bawah tanah yang membuat kereta ini menjadi target banyak wisatawan di Istanbul. Kereta ini menghubungkan kawasan Taksim yang lebih tinggi dengan kawasan Karakoy di sekitar muara Golden Horn Yang lebih rendah.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzHLcBrZSCWfofoVv9jwbETGErt9TP4ZbnLgI5b9pfQ4tUo9YnZk4jSwZlKfTMAhe37os2BI6UGymiLV-K3ITd1o1_NCNaaisqTjoKd8BX2LZq-YAYpazl_exueIckuzaNu6nF9_pBTR8/s1600/69.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzHLcBrZSCWfofoVv9jwbETGErt9TP4ZbnLgI5b9pfQ4tUo9YnZk4jSwZlKfTMAhe37os2BI6UGymiLV-K3ITd1o1_NCNaaisqTjoKd8BX2LZq-YAYpazl_exueIckuzaNu6nF9_pBTR8/s400/69.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6Ffd33yiO8o6haDfq7yV37ZWYjTgTrrKhzrxpYGBW9WvwVcNOmBDykK0ZV_uchMHwYmfzvPJzAqjYncndW_tBAuTDemtJQOYUldDfapP9gT2ZnUrYCc_snE613JDzjpJzFrehhp3f4Rw/s1600/70.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6Ffd33yiO8o6haDfq7yV37ZWYjTgTrrKhzrxpYGBW9WvwVcNOmBDykK0ZV_uchMHwYmfzvPJzAqjYncndW_tBAuTDemtJQOYUldDfapP9gT2ZnUrYCc_snE613JDzjpJzFrehhp3f4Rw/s400/70.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
Untuk naik kereta api miring, kita harus membeli token sebagai alat pembayaran. Kalau tidak salah per orangnya hanya 4 TL untuk satu rute perjalanan. Tapi biar lebih simpel, Ms. Vildan lebih memilih menggunakan Istanbulkart, seperti e-Toll Card kalau di Jakarta. Kartu ini lebih simple sebab bisa diisi ulang dan dapat digunakan oleh lebih dari satu orang. Dan menariknya, kartu ini dapat digunakan untuk berbagai moda transportasi umum di Istanbul seperti Tram, Metro, Metrobus dan juga Feri. Kami keluar di stasiun Karakoy, dan bergegas menuju stasiun Tram yang jaraknya hanya sekitar 30 meter.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjUuPjGZqqSBN-ZmXHTu4kjmZplmcmJrQZelisM_J_yBgcKyCWhRpL1dYJ7f_fJbak7-RuUqe8xaJ1NupcLeZD2EfihTtPT0HzKUe4Y3ZjgBL_aDx2xpOleZdCmzLa8OLUfD_iINcpW1s/s1600/73.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjUuPjGZqqSBN-ZmXHTu4kjmZplmcmJrQZelisM_J_yBgcKyCWhRpL1dYJ7f_fJbak7-RuUqe8xaJ1NupcLeZD2EfihTtPT0HzKUe4Y3ZjgBL_aDx2xpOleZdCmzLa8OLUfD_iINcpW1s/s400/73.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJuuk4W7IwwyvD83t2Ux4IShfDT1eSEGE4TyL7wB3oPryVBBseZ_YbC3Qj-KMtkCYaRNTNstQgGdt-hAgbbGLprIOF9wLq_d9csPrwwGJcJFbIdvLQf9uy9HoadEanSEhVXEZuZ9OJTv4/s1600/74.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJuuk4W7IwwyvD83t2Ux4IShfDT1eSEGE4TyL7wB3oPryVBBseZ_YbC3Qj-KMtkCYaRNTNstQgGdt-hAgbbGLprIOF9wLq_d9csPrwwGJcJFbIdvLQf9uy9HoadEanSEhVXEZuZ9OJTv4/s400/74.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
Tak perlu menunggu lama untuk bisa kebagian Tram, sebab jarak antara satu tram dangan tram berikutnya sangat cepat. Dari stasiun Karakoy, kami menuju stasiun Bayazit-Kapalicarsi, stasiun terdekat dengan Grand Bazaar. Jarak antara satu stasiun dengan stasiun lainnya juga tidak terlalu lama, sehingga penumpang yang berdiri pun tidak perlu menunggu lama untuk dapat kursi atau sampai di stasiun tujuan. Tak sampai setengah jam, kami sudah sampai di stasiun Bayazit. Sebelum memasuki Grand Bazaar, kami baru sadar kalau tadi pagi belum sempat sarapan. Panggilan alam hampir sama kerasnya dengan panggilan penjaga toko dan rumah makan yang memanggil-manggil calon pembeli untuk singgah.<br />
<br />
Akhirnya kami singgah di salah satu rumah makan kecil sebelum pintu masuk Grand Bazaar. Ms. Vildan sempat tertawa, soalnya waktu makan kami tidak jelas, masuk kategori sarapan pagi atau makan siang. Sebab bagi orang Eropa pada umumnya, menu antara sarapan pagi dan makan siang sangat berbeda. Pelayan rumah makan juga sempat bertanya, mau menu sarapan pagi atau makan siang? Whateverlah! Di Indonesia semua itu tidak penting. Yang penting makan! Hahahaha... Jadilah kami memesan menu makan siang sebelum waktunya.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbUWSKSctYikSoHADziRergyjTV0Gc1K1-87PQU3KBodQvwkbdNYbK5gp9gBdJJ1MWbmFPg8G-J1LY7LSQnlz93ZOy0ENsyIn6xVCH7uZliUtRcNpF4U1g3xDc5L5nSrbvNm9vX0TWgqg/s1600/75.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbUWSKSctYikSoHADziRergyjTV0Gc1K1-87PQU3KBodQvwkbdNYbK5gp9gBdJJ1MWbmFPg8G-J1LY7LSQnlz93ZOy0ENsyIn6xVCH7uZliUtRcNpF4U1g3xDc5L5nSrbvNm9vX0TWgqg/s400/75.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
Memasuki Grand Bazaar seperti memasuki sebuah labirin belanja. Begitu masuk, kita akan disuguhkan pada lorong-lorong penuh toko yang menyediakan berbagai macam barang menarik. Mulai dari manisan, rempah, handycraft, pakaian, lampu-lampu hias, gelas aneka bentuk, karpet-karpet indah, dan berbagai kerajinan handmade yang selalu menjadi incaran ratusan ribu pengunjung setiap hari. Menurut wikipedia, ini adalah pasar tertutup terbesar dan tertua di dunia, yang meliputi 61 jalan tertutup dan lebih dari 3000 toko, dan dikunjungi oleh 250 ribu hingga 400 ribu pengunjung setiap harinya. WOW!!! Can you imagine it? No! do not imagine it.. Come here soon and feel the experiences...<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvCvS5cyjA4NMPQqIijAmvaVGNYtUdLCUfFPba_XHuscBd_zKv45Ex7-O7wn7kbKgFEYl8fm-zod_ck8QpOoqyPG_TxJW6MsDssWVlxkpDF1bvOYtijuX1m_qC7UZDXCLwxzYetHK32Rk/s1600/77.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvCvS5cyjA4NMPQqIijAmvaVGNYtUdLCUfFPba_XHuscBd_zKv45Ex7-O7wn7kbKgFEYl8fm-zod_ck8QpOoqyPG_TxJW6MsDssWVlxkpDF1bvOYtijuX1m_qC7UZDXCLwxzYetHK32Rk/s400/77.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHP2iKZ84cnBMfZ5MdXWO9CyoEIdMeJNhkhR8Cm9ul5SY_8yp-XM3ZjP8kn1i6vD02VQTSQDVetnOA8jc7icF_xK6jmCWp8h3fHDvmNUcRPQEUXpFtfSSVA_-VhS4E7_5hqCi4oFXb_1s/s1600/76.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHP2iKZ84cnBMfZ5MdXWO9CyoEIdMeJNhkhR8Cm9ul5SY_8yp-XM3ZjP8kn1i6vD02VQTSQDVetnOA8jc7icF_xK6jmCWp8h3fHDvmNUcRPQEUXpFtfSSVA_-VhS4E7_5hqCi4oFXb_1s/s400/76.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
Di dalam Grand Bazaar, Ms. Vildan mengajak kami ke toko pakaian dan toko handycraft terbaik dengan harga terbaik pula. Tapi, dia tidak akan terlibat dalam tawar menawar harga, begitu etikanya. Pengunjunglah yang harus tawar menawar harga dengan penjualnya. Setelah mengikuti kelok-kelok labirin belanja ini, sampailah kami di sebuah toko pakaian yang menurut Ms. Vildan kualitasnya bagus, dan jika beruntung kami bisa mendapatkan penawaran harga yang menarik. Kami pun mulai 'melihat-lihat barang' sebagaiman yang saya selalu sampaikan sebelumnya. (Hehehe...)<br />
<br />
Dan, mulailah negosiasi harga. Jika Anda biasa belanja di Tanah Abang, anda akan cukup berpengalaman di sini. Mulailah penawaran dengan sepertiga harga. Pada awalnya Anda akan ditertawai, tapi lihatlah 'keajaiban' selanjutnya. Tak ada bedanya dengan menawar di pasar Tanah Abang. Jika beruntung, seperti kata Ms. Vildan, Anda benar-benar akan mendapatkan harga terbaik. Di tengah negosiasi, tiba-tiba melintas seorang pemuda Turki, juga seorang penjual di Grand Bazaar, yang bisa berbahasa Indonesia dengan baik. Tawar-menawar pun makin seru dengan bantuannya.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHx36VRBE72GChwg2ImlV1t7265NJg22VddXMrsGwQDKfULkH3-Kr9wuWIMku809ia-LC46GcGcarRpCubW92H8NHDa_k9RgPjxofZHf5UZC5i-NLFLDEDPA7scUJE8hu2drQedXBaFls/s1600/78.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHx36VRBE72GChwg2ImlV1t7265NJg22VddXMrsGwQDKfULkH3-Kr9wuWIMku809ia-LC46GcGcarRpCubW92H8NHDa_k9RgPjxofZHf5UZC5i-NLFLDEDPA7scUJE8hu2drQedXBaFls/s400/78.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
Dan akhirnya, jadilah kami membeli beberapa barang di Grand Bazaar. Untuk mengkonfirmasi apakah kami termasuk golongan yang beruntung atau merugi dalam negosiasi ini, kami menoleh ke Ms. Vildan demi mendapatkan respon. Dan sepertinya, respon Ms. Vildan menunjukkan kalau kami termasuk Golongan yang beruntung. (Hahahaha... ). Selanjutnya kami menelusuri kembali lorong-lorong Grand Bazaar untuk melihat-lihat barang menarik. Siapa tahu ada barang menarik yang cocok di hati dan pas dikantong untuk bisa dibawa pulang ke Indonesia.
</div>
Bang Irwanhttp://www.blogger.com/profile/03270077429254079034noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6169116449797006629.post-3654588160478781492017-06-21T11:28:00.001+08:002017-06-21T19:21:36.670+08:00MENTARI TERBENAM DI EROPA<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
#TurkeyTripSeries<br />
<br />
Day 3<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnDfcYvMrsxYzV86rnS2IvzPNB7ypQgVplvDtNt0Mni37q31v8jsaHS956sgKZ-hwt53MbRI4p26DUGlN4sFWGfdR-eK_6MGKHbiLDDHnRNG2nAUVdLv_lvM2CR1tOc4HLxCxowJzyJ18/s1600/67+%25282%2529.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="484" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnDfcYvMrsxYzV86rnS2IvzPNB7ypQgVplvDtNt0Mni37q31v8jsaHS956sgKZ-hwt53MbRI4p26DUGlN4sFWGfdR-eK_6MGKHbiLDDHnRNG2nAUVdLv_lvM2CR1tOc4HLxCxowJzyJ18/s320/67+%25282%2529.jpg" width="286" /></a></div>
Butuh waktu kurang lebih satu jam untuk kapal wisata memutari selat Bosphorus. Ini untuk tour dengan rute singkat. Ada pilihan tour dengan rute yang lebih panjang dan memakan waktu hingga dua jam. Tergantung pilihan pengunjung. Di atas kapal juga tersedia banyak pilihan makanan dan minuman untuk penumpang sebagai teman kala menikmati pemandangan selat Bosphorus. Kapal yang kami tumpangi kembali bersandar ke dermaga Ortakoy yang tak pernah sepi. Sudah hampir sore, waktunya menuntaskan rencana perjalanan hari ini.<br />
<br />
Seperti kemarin, hari ini pun kami berencana untuk menikmati senja di suatu tempat yang istimewa. Tempat yang kira-kira punya cerita, dan juga indah. Tempat yang seandainya ada dalam film India, tokoh utamanya akan segera mencari pohon untuk bernyanyi dan berjoget. (Hahahahhaa... Maklum Bollywood fans....) Dan pilihan kami jatuh ke pantai Uskudar, tepi Bosphorus di daratan Asia. Dari sini kita dapat melihat menara kecil di tengah selat yang bernama Kiz Kulesi atau The Maiden Tower. Menara ini juga menjadi salah satu bangunan ikonik Kota Istanbul. Kiz Kulesi termasuk bangunan kuno yang konon sudah ada sejak masa keemasan Bizantium. Dan banyak cerita-cerita klasik yang berkembang tentang latar belakang menara ini.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjj8Ryt1vfwRAZ7zuk6fnb7v4eNAnLnAUzcKuwO7f6xnSDY7fhz8pDnI7TZ5Sjtucxn5Zta-MtQ5acUiYlgp4V7vO-pVn2gHqwtJnZo_zALWdFe6gy4JtinRo40frBARL5wDNKTny_6DOk/s1600/67.jpg" imageanchor="1"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjj8Ryt1vfwRAZ7zuk6fnb7v4eNAnLnAUzcKuwO7f6xnSDY7fhz8pDnI7TZ5Sjtucxn5Zta-MtQ5acUiYlgp4V7vO-pVn2gHqwtJnZo_zALWdFe6gy4JtinRo40frBARL5wDNKTny_6DOk/s1600/67.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisDtjQ5mstH7WyY9oCxTz85hZxwWR4e_ZUn3ljlR60GDCaSvGUeA1EkwDZ_v2SdS09aei10gEASnxWh_VsZpfJjyUWY5k8t_ND98sXFczry3iA3P7XbFsgW73xV4H7ukTRMJgXrWiDe4k/s1600/61.jpg" imageanchor="1"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisDtjQ5mstH7WyY9oCxTz85hZxwWR4e_ZUn3ljlR60GDCaSvGUeA1EkwDZ_v2SdS09aei10gEASnxWh_VsZpfJjyUWY5k8t_ND98sXFczry3iA3P7XbFsgW73xV4H7ukTRMJgXrWiDe4k/s1600/61.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="fullpost">
<br />
Sebelum meninggalkan Eropa menuju Asia, kami menyempatkan diri singgah di salah satu agen perjalanan di kompleks kota tua untuk mengatur agenda wisata balon udara di Cappadocia. Kami butuh travel agen untuk mengatur perjalanan ini sebab Cappadocia berada jauh di luar Istanbul masuk ke kawasan Asia. Perlu waktu sepuluh jam perjalanan dengan menggunkan bus atau 45 menit dengan menggunakan pesawat terbang. Setelah petugas travel agen menghitung-hitung perkiraan biaya, keluarlah angka 350 euro per orang. Wow, very expensive realy! Kira-kira sekitar 5 juta-an per orang. Karena penasaran dengan pengalaman balon udara ini, akhirnya kami oke dengan biayanya. (Tidak khawatir, soalnya ada boss... Hihihihi...)<br />
<br />
Selanjutnya petugas travel yang kebetulan beristrikan orang Palembang dan cukup baik dalam berbahasa Indonesia menunjukkan kepada kami itinerary ke Cappadocia. And the problem is coming! Ternyata untuk menikmati balon terbang kami harus menginap semalam di Cappadocia sebab pengunjung hanya bisa menikmati balon terbang pada subuh hari menjelang matahari terbit. It's okay! Kalau perhitungan waktu kami, jika berangkat malam ini via pesawat berarti besok sore sudah bisa kembali ke Istanbul untuk menyelesaikan agenda terakhir, "melihat-lihat barang" di Grand Bazaar.<br />
<br />
Tapi ada penjelasan selanjutnya, dan belum tentu besok subuh bisa benar-benar terbang dengan balon, sebab kadang-kadang cuaca kurang mendukung sehingga pada umumnya wisatawan yang ke Cappadocia menyiapkan waktu hingga dua malam. This is the real problem! Kami tak punya waktu selama itu. Lusa kami sudah harus kembali ke Indonesia. Setelah berdiskusi, dengan berat hati, kepala tertunduk, badan lemas, hati galau, kami putuskan agenda Cappadocia batal. Tragis memaN... (Air mata menganak sungai dengan musik hymne sebagai latar belakang...)<br />
<br />
<br />
Matahari semakin rendah. Tak ada waktu menangisi kegagalan ke Cappadocia. Perjalanan ke Uskudar di daratan Asia cukup jauh dan sering macet. Kami pun segera meninggalkan kota tua menuju pantai Uskudar. Sempat merasakan kepadatan sebelum memasuki Jembatan Bosphorus (Bogazici Koprusu), akhirnya kami tiba di kawasan pantai Uskudar setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam. WOW... Tempat ini luar biasa. Kita bisa melihat Kiz Kulesi lebih dekat. Saat ini menara itu telah dialihfungsikan menjadi cafe. Untuk ke sana tersedia perahu khusus sebagai satu-satunya transportasi untuk mengangkut pengunjung menikmati bersantai di tengah selat Bosphorus. Tapi kami tak berencana menuju ke sana.<br />
<br />
Justru suasana yang lebih menarik adalah cafe terpanjang bertingkat tiga di sepanjang pantai selat Bosphorus. Saat kami tiba, cafe ini telah penuh. Maklum, sebentar lagi matahari akan terbenam di tanah Eropa. Pramusaji kafe tampak sibuk hilir mudik melayani pesanan para pengunjung. Susananya mengingatkan aku pada kesibukan pelayan rumah makan di Indonesia menjelang buka puasa di bulan Ramadhan.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg27gR9JiGG4dF4zNAVDqbDieMnbp5VJkSzmMSsazQmt6w_PKKsxS4p6IHKayv1KK7ZVRANKG4yxAXYvrlmj9j9LRyy3Q1oVJqt89BlM4Du4O3SHgN72r0gyx_pan3U8zkrqFAoT6tTJyQ/s1600/64.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg27gR9JiGG4dF4zNAVDqbDieMnbp5VJkSzmMSsazQmt6w_PKKsxS4p6IHKayv1KK7ZVRANKG4yxAXYvrlmj9j9LRyy3Q1oVJqt89BlM4Du4O3SHgN72r0gyx_pan3U8zkrqFAoT6tTJyQ/s400/64.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEWgExkIfNomDLC4kX90ql4NWu7_YGoTY86_WszwfILG5XMo331_soD2cgmOOLO7ita4wOUhsLbHAOdiaPSI9gq4-G9TG5g_tmPF4LtUXO_O5mv_HpRa_Tvucg2L5WHxPrvhadb0PV8NE/s1600/62.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEWgExkIfNomDLC4kX90ql4NWu7_YGoTY86_WszwfILG5XMo331_soD2cgmOOLO7ita4wOUhsLbHAOdiaPSI9gq4-G9TG5g_tmPF4LtUXO_O5mv_HpRa_Tvucg2L5WHxPrvhadb0PV8NE/s400/62.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<br />
Meskipun kursi-kursi telah penuh, pengunjung tetap berdatangan untuk menikmati senja walau hanya dengan duduk-duduk di kursi-kursi yang tersedia di pinggir jalan, seperti kami. Pengunjung yang tak kebagian kursi tetap saja dapat menikmati berbagai ragam makanan dan minuman yang juga dijajakan oleh asongan dan kaki lima. Dan ketika matahari terbenam, puncak keindahan dan kekaguman bersatu dalam rasa takjub pada keagungan Sang Pencipta. Di sini, beberapa bait puisi telah terangkai dalam hati. Istanbul yang indah, sungguh tempat yang terberkati...<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSvKnNoP4uiFCTNpLQUnU2HYcaeOjmnMh1IA0ZjSMEpbKDLNlN4Ikf-c5zCqWBdCdWRZ1cDIyikv9b9nbesbfpMVRqTd7aozn8OCs3sSZQXhPZsADPpGXlcM8RaDLb9Y5IiI8LVqvdx_s/s1600/65.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSvKnNoP4uiFCTNpLQUnU2HYcaeOjmnMh1IA0ZjSMEpbKDLNlN4Ikf-c5zCqWBdCdWRZ1cDIyikv9b9nbesbfpMVRqTd7aozn8OCs3sSZQXhPZsADPpGXlcM8RaDLb9Y5IiI8LVqvdx_s/s400/65.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
Setelah matahari benar-benar telah tenggelam, kami pun meninggalkan tempat ini. Kami kembali ke Taksim Square untuk menikmati makan malam dan bergabung dengan rakyat Turki merayakan kemenangan demokrasi. Kami menelusuri Istiklal Caddesi yang begitu padat dan ramai malam ini. Akhirnya kami memilih salah satu rumah makan yang ada di Istiklal Caddesi. Tuntas dengan urusan makan, kami lalu bergabung dengan ribuan rakyat Turki yang memadati alun-alun Taksim sambil melambaikan bendera dan menynyikan lagu-lagu perjuangan bangsa Turki. Tak sampai satu jam, kami pun meninggalkan Taksim Square dan kembali ke hotel. Mempersiapkan diri untuk besok yang akan jadi hari terakhir kami di Istanbul.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
* to be continued
</div>
Bang Irwanhttp://www.blogger.com/profile/03270077429254079034noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6169116449797006629.post-77545971210908662832017-06-21T11:00:00.001+08:002017-06-21T19:24:07.902+08:00MENYUSURI SELAT BOSPHORUS<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
#TurkeyTripSeries<br />
<br />
Day 3<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqNK70pruCR-y9W_bq8RwDYJMcjVeNAEGYraw0g3v2pIYDlMxsFMi3mmq05zrLLJwA8EwLJ5EPyXLDv47FE0G1H1X4cFyH17ntwEpBKaAvS5Jl4INOh6-KwNrmfwLrhnVeV1beHRcGvGw/s1600/51.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="539" data-original-width="372" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqNK70pruCR-y9W_bq8RwDYJMcjVeNAEGYraw0g3v2pIYDlMxsFMi3mmq05zrLLJwA8EwLJ5EPyXLDv47FE0G1H1X4cFyH17ntwEpBKaAvS5Jl4INOh6-KwNrmfwLrhnVeV1beHRcGvGw/s320/51.jpg" width="220" /></a></div>
Gara-gara mendaki gunung turuni lembah kawasan Taksim seperti Ninja Hattori tadi pagi, ternyata butuh waktu lebih lama untuk recovery energinya. Tapi itu pengalaman yang luar biasa. Setidaknya bisa aku anggap sebagai napak tilas sejarah bagaimana heroiknya pasukan Muhammad Al-Fatih memindahkan kapal-kapal perangnya dari Selat Bosphorus ke Golden Horn melalui jalur darat. Rute yang kami lewati sedikit bersinggungan dengan rute yang dilalui oleh pasukan Sultan Al-Fatih menarik kapal-kapal perangnya dan menjadi fajar kemenangan pembebasan Konstantinopel tahun 1453.<br />
<br />
Akhirnya kami baru fresh dan siap jalan setelah waktu dzuhur. Tapi tak apa, hari ini juga sudah tidak terlalu banyak rencana. Selain agenda tour selat Bosphorus serta mencoba pengalaman melayang menggunakan Teleferik, palingan mencari kantor travel yang bisa membantu kami menikmati pengalaman terbang dengan balon udara di Cappadocia besok. Well, setelah semua persiapan oke, Mister Abdullah yang sedari tadi menunggu kami di loby hotel pun siap menjalankan tugas.
<br />
<div class="fullpost">
<br />
<br />
First destination is, makan siang! Offcourse.. Dari tadi panggilan alam sudah sayup-sayup terdengar. Atas saran seorang kawan dari Rusia, kami ditunjukkan sebuah restoran Malaysia di daerah Fatih Caddesi. Restoran Nur Muhammad namanya. Kebetulan sekali, sudah dua hari perut kami yang asli buatan indonesia ini dipaksa mengolah makanan Eropa dan Timur Tengah. Sekarang waktunya BALAS DENDAM!!! Tak terlalu susah bagi mister Abdullah untuk menemukannya. Dan rasanya, seperti ada di rumah. Pegawai restoran ini juga budak Malaysie semuee. Jadi tak payah untuk bise bercerite. Macam keluarge jee. (Untung sering nonton Upin-Ipin, jadi pandailah bahasa Malaysie sikit-sikit).<br />
<br />
Lepas tuh.. Eh, maaf... Habis makan siang, kami menuju wahana kereta gantung Teleferi di daerah Eyup. Daerah Eyup ini juga termasuk kawasan ramai pengunjung. Saya sendiri baru pertama kali menginjakkan kaki di sini. Di halaman Masjid Eyup Sultan Cami terdapat alun-alun dan juga panggung pesta rakyat seperti di Taksim Square. Juga ada pasar handycraft yang tidak terlalu panjang. Tapi kami masih harus berjalan kaki menuju stasiun Teleferik yang letaknya di atas ketinggian. Tanpa susah payah, akhirnya kami tiba di stasiun Teleferik. Tapi sayang, di stasiun ini para pengunjung telah antri mengular panjangnya bukan kepalang. Menjalar-jalar selalu kian kemari. Umpan yang lezat itu yang di cari. Inilah kami yang terbelakang.<br />
<br />
Keputusannya, kita capcus. Balik arah menuju dermaga kapal wisata untuk tour selat Bosphorus di kawasan Ortakoy. Ortakoy ini adalah salah satu kawasan kuliner terkenal di Istanbul. Letaknya di tepi selat Bosphorus bagian Eropa dan berada di bawah jembatan Bosphorus (Bogazici Koprusu) yang menghubungkan daratan Asia dan Eropa Kota Istanbul. Tempatnya tidak terlalu luas, tapi selalu padat pengunjung. Di sini juga sekaligus menjadi dermaga kapal wisata untuk tour selat Bosphorus. Setelah menunggu sekitar 20 menit, akhirnya kapal wisata siap diberangkatkan meskipun penumpangnya tidak penuh-penuh amat. Dulu waktu datang ke sini pertama kali sebenarnya aku sudah mengikuti tour Selat Bosphorus ini. Tapi tetap saja, selalu ada yang baru dan menarik untuk dinikmati.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh56N2ecFuhkOSApQDBwbf6hfGNTsWl-vcnmTmafJttQvBkYFDTjDkYs4PEAKv_Wwt1ttd70up426yQv-yuOFOq6qrln0UQXNcduLKHDSi8t__kA2nDPgp-_h54CeWqKCC_i-RpXGRHssI/s1600/47.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh56N2ecFuhkOSApQDBwbf6hfGNTsWl-vcnmTmafJttQvBkYFDTjDkYs4PEAKv_Wwt1ttd70up426yQv-yuOFOq6qrln0UQXNcduLKHDSi8t__kA2nDPgp-_h54CeWqKCC_i-RpXGRHssI/s400/47.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDNTKd5egMh1d2ED1I0InqaWqo2CRncstsbZEUg3M_ltjzRbRas2TicQqV4KPNb8T5PEmxVhqjpKsCZ7ogf4ploBHe3Bau3CcWyTrSrT4fRZwseL-DfjFO4CfZDBJaPHFo5VhHrLDXmis/s1600/53.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDNTKd5egMh1d2ED1I0InqaWqo2CRncstsbZEUg3M_ltjzRbRas2TicQqV4KPNb8T5PEmxVhqjpKsCZ7ogf4ploBHe3Bau3CcWyTrSrT4fRZwseL-DfjFO4CfZDBJaPHFo5VhHrLDXmis/s400/53.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDsDGQ99ocNbn_j3dlzGR2CMfhOLh94Czkct3vf3kN2BSh3WT-LkIVYJBZNSJE-gG-eng0binSzlrVrxs6ONOKD_MNbm8Qi_pL7vQtTQKEt5DfAScP5g5tD9gt_36auTfPS2kaV8IoHAk/s1600/38.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDsDGQ99ocNbn_j3dlzGR2CMfhOLh94Czkct3vf3kN2BSh3WT-LkIVYJBZNSJE-gG-eng0binSzlrVrxs6ONOKD_MNbm8Qi_pL7vQtTQKEt5DfAScP5g5tD9gt_36auTfPS2kaV8IoHAk/s400/38.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
Dalam tour selat Bosphorus, kita bisa menyaksikan langsung berbagai bangunan bersejaran nan indah di kedua sisi selat, baik yang di daratan Eropa maupun yang berada di daratan Asia. Beberapa objek menarik yang wajib untuk diabadikan dari pemandangan selat Bosphorus seperti Masjid Ortakoy Cami; Istana Domabahce; Kompleks Kota Tua, terutama Topkapi Sarayi yang paling dekat dengan sisi selat; Kiz Kulesi (Maiden Tower), yaitu istana kecil di tengah selat; Galatasaray Adasi, restoran terapung dengan fasilitas lengkap termasuk kolam renang; Sepasang benteng pengintai yang masih kokoh, Anadolu Hisari di sisi Asia dan Rumeli Hisari di sisi Eropa; dan Kompleks perumahan mewah dengan latar belakang kontur pegunungan Istanbul yang menawan. Tak cukup untuk dituliskan berbagai keindahan di selat Bosphorus. Dan yang pasti, tiupan angin sejuk nan lembut serta permainan akrobat burung-burung camar mengikuti kapal menjadi pengalaman yang tak mungkin terlupakan.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjU0foj2kX3GyGrmOnVGP3A4tj7rfEi-FcDs3K4sJXlI5LX9zbXvWy-4mwfv5bJbmQ9NyerI-uWC1KGmHo06rCxZHEGDNt0eLljrFSdoN2U5gARu8HDVksR19AIUjKZym4dlLkPIzs62M/s1600/40.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjU0foj2kX3GyGrmOnVGP3A4tj7rfEi-FcDs3K4sJXlI5LX9zbXvWy-4mwfv5bJbmQ9NyerI-uWC1KGmHo06rCxZHEGDNt0eLljrFSdoN2U5gARu8HDVksR19AIUjKZym4dlLkPIzs62M/s400/40.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhknWN3sWjJgvyBE8S1omrl3cARFo6FlqRmXx9Hy3qSd52dJ-TIkD016ZWCF4mbzVgIsKjxAYnN8sD7OrLQD2lky94GDVKrxZV3XOmgXGsDK0i8cX9qJBvxmM7JdPbPWP0-0cfVfClV8CQ/s1600/41.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhknWN3sWjJgvyBE8S1omrl3cARFo6FlqRmXx9Hy3qSd52dJ-TIkD016ZWCF4mbzVgIsKjxAYnN8sD7OrLQD2lky94GDVKrxZV3XOmgXGsDK0i8cX9qJBvxmM7JdPbPWP0-0cfVfClV8CQ/s400/41.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGfUHUpsQsz5SEtOdk7Uo9st-HMOd2BoZRWLhyphenhyphenI48c5zWDEeGnwhrQoS6nBqoECfBwjtaNhKqnrnoa5HEsftVmetg5xWLfupoWyZg8BtNeEf8oBA1LoEhtM1PMA8qPQQqaEQGpL1RiRCc/s1600/42.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGfUHUpsQsz5SEtOdk7Uo9st-HMOd2BoZRWLhyphenhyphenI48c5zWDEeGnwhrQoS6nBqoECfBwjtaNhKqnrnoa5HEsftVmetg5xWLfupoWyZg8BtNeEf8oBA1LoEhtM1PMA8qPQQqaEQGpL1RiRCc/s400/42.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdL8o65NQm88qSJUW7pCPj4YjHMpciLlin2Boc8edbPwktHJX69A3EOIKWYfbhwNTdMkK2gDVBUUpt-HO8Q71fCImukrBnXA-0ae9CMKP1xqC1Zf1-5w0RjLwFfwWNa05DzjuJQM9Ruds/s1600/44.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdL8o65NQm88qSJUW7pCPj4YjHMpciLlin2Boc8edbPwktHJX69A3EOIKWYfbhwNTdMkK2gDVBUUpt-HO8Q71fCImukrBnXA-0ae9CMKP1xqC1Zf1-5w0RjLwFfwWNa05DzjuJQM9Ruds/s400/44.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOP5ZMMRSotxiyXJndZEzJ14WipPRKXRF4BTB_3fJlB8X8FGQPCK0ZLOgBsLS1CLhb7odymMdwEyVfxbAuvmPJjki4xmekzpH8yWJoOz2cVsaBh53dpDBJVj7dpRqQ6djqdreqaEdolfg/s1600/46.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOP5ZMMRSotxiyXJndZEzJ14WipPRKXRF4BTB_3fJlB8X8FGQPCK0ZLOgBsLS1CLhb7odymMdwEyVfxbAuvmPJjki4xmekzpH8yWJoOz2cVsaBh53dpDBJVj7dpRqQ6djqdreqaEdolfg/s400/46.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQYzKt0kxm0TYD9FkJyGlcXtpzJZwCGWdQO4wqWbc-Fk5M9niQt1FT2QWJy5BYDJyETwcd2arqBNlNzl9sRrCPXibeIC281VPzszRtpD46a1N7GZepEg-gb_2UPxI6BygI9Gmf5n98i_0/s1600/54.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQYzKt0kxm0TYD9FkJyGlcXtpzJZwCGWdQO4wqWbc-Fk5M9niQt1FT2QWJy5BYDJyETwcd2arqBNlNzl9sRrCPXibeIC281VPzszRtpD46a1N7GZepEg-gb_2UPxI6BygI9Gmf5n98i_0/s400/54.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3yttCKoEx1G_348EqVz4Y0UiNbKyr8CVNDtz4SRGg6tKLaceTmvuI_GR7C39hUO6Yyp4pvdWBuhCv7ZqYmK3qshgEfNnfFyYZWuL2vZoRQNJZlhIcRNI1bFjRdU4ZvwphSOxzsPl2iIk/s1600/56.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3yttCKoEx1G_348EqVz4Y0UiNbKyr8CVNDtz4SRGg6tKLaceTmvuI_GR7C39hUO6Yyp4pvdWBuhCv7ZqYmK3qshgEfNnfFyYZWuL2vZoRQNJZlhIcRNI1bFjRdU4ZvwphSOxzsPl2iIk/s400/56.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizkzzxjSWur37dZ4ft91ZPVotwIPXWYlk6p7dr3TFr558kym3cedWiNx8PEJRiatssIP3FkOr_VFbAIs3N7GFhNahirALqK_hXXqlUpFrCYUzMyYUilW6jRql-Iq-Z2bSIZb9eHWVBnmI/s1600/58.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizkzzxjSWur37dZ4ft91ZPVotwIPXWYlk6p7dr3TFr558kym3cedWiNx8PEJRiatssIP3FkOr_VFbAIs3N7GFhNahirALqK_hXXqlUpFrCYUzMyYUilW6jRql-Iq-Z2bSIZb9eHWVBnmI/s400/58.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyApPU8DETCC5M2RoLy_LAfZtoDp0-fjP8ZCb4_Tymefl3bfReRbXmOBWe2Sv_pbd5gXU_51PDYWPLQ0ON-YLLuNQ1eeCjQC82U3-XgKSqBOHU5WVUpdxpoJrZtkZXGoJSRAtiIfYbm78/s1600/57.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyApPU8DETCC5M2RoLy_LAfZtoDp0-fjP8ZCb4_Tymefl3bfReRbXmOBWe2Sv_pbd5gXU_51PDYWPLQ0ON-YLLuNQ1eeCjQC82U3-XgKSqBOHU5WVUpdxpoJrZtkZXGoJSRAtiIfYbm78/s400/57.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtrjXesZ94yp_JgAZenITw9Sdvahf_k7GkRj3tkbzwUFT58-HqqveSdXNEEDUe0QwBw0IwKcIWf_yTJPZMxb1UIqO4tpmDPtyQxuP1-ADQdL-hQHBHiwbmKQRAEriMk8XhIpiuUyjBcMc/s1600/60.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtrjXesZ94yp_JgAZenITw9Sdvahf_k7GkRj3tkbzwUFT58-HqqveSdXNEEDUe0QwBw0IwKcIWf_yTJPZMxb1UIqO4tpmDPtyQxuP1-ADQdL-hQHBHiwbmKQRAEriMk8XhIpiuUyjBcMc/s400/60.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
* to be continued
</div>
Bang Irwanhttp://www.blogger.com/profile/03270077429254079034noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6169116449797006629.post-52371744204557363822017-06-21T10:14:00.000+08:002017-06-21T19:27:39.119+08:00LEBIH DEKAT<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
#TurkeyTripSeries<br />
<br />
Day 3<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgS4QnCbyhLh9y_aYwhKUUyItzO9PK82YIs2ilHzLjJg7ENTTYElHoHyCz5Tl-xGW7Sj-7jbAZw34XTFbgkmIRECFeoNsc2TtVNNVIh4BcWiGiDxRY0UWgqI68vxN9wW1WqADtBDplF5Zo/s1600/35.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="528" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgS4QnCbyhLh9y_aYwhKUUyItzO9PK82YIs2ilHzLjJg7ENTTYElHoHyCz5Tl-xGW7Sj-7jbAZw34XTFbgkmIRECFeoNsc2TtVNNVIh4BcWiGiDxRY0UWgqI68vxN9wW1WqADtBDplF5Zo/s320/35.jpg" width="176" /></a></div>
Di hari ketiga, kami prepare lebih awal. Pagi ini kami ingin lebih dekat dengan berjalan kaki menelusuri kawasan Taksim Meydani serta Istiklal Caddesi dan sekitarnya. Hanya di pagi hari sajalah kawasan ini bisa sepi. Jadi kami akan lebih bebas menyusuri setiap lorong-lorongnya. Saat akan keluar hotel, ternyata Istanbul sedang disiram hujan rintik-rintik. Bagiku, itu suasana yang indah. Sebab hujan selalu menghadirkan rasa rindu pada semua yang dicintai. Hujan selalu hadir membawa ingatan masa lalu yang pantas untuk dikenang. Untungnya, hujan rintik-rintik ini tak berlangsung lama. Tapi lumayan cukup untuk membasahi jalan-jalan istanbul yang kering.<br />
<br />
Kami menjadikan tugu Ataturk di tengah-tengah Taksim Meydani sebagai titik start jalan kaki. Taksim Square masih sepi, begitu pula jalan-jalan di sekitarnya. Hanya para pemiliki toko dan kedai-kedai teh yang terlihat mempersiapkan dagangan mereka pagi ini. Juga petugas kebersihan yang tampak serius bekerja mendandani wajah istanbul sebelum penghuninya memulai aktivitas mereka. Dan yang tak mau kalah, ratusan burung merpati yang bersiap menjemput rezki mereka dari turis-turis yang senang saat mereka berkumpul dan memberinya makanan.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQqlr5N20xMmlRUioktXc6m2NeuiNrSLoubVDE2BTiLtcg0G8-a39Kw5NHvgVOQvaRPyVOsTa-XXJr-dpsBkEeXQhGYbJ7su-8G3qhp-CZEuCAoDVabPIgWMgTJgDN63TKhak6iXK1D2g/s1600/31.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQqlr5N20xMmlRUioktXc6m2NeuiNrSLoubVDE2BTiLtcg0G8-a39Kw5NHvgVOQvaRPyVOsTa-XXJr-dpsBkEeXQhGYbJ7su-8G3qhp-CZEuCAoDVabPIgWMgTJgDN63TKhak6iXK1D2g/s400/31.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhexVMuvUGnDx5LsmVOuynfDVKLuPSi1L4LK-J01WT7GIjMT6UUa4YPS182mZI9SyZnHwhG6_nQLiVmO7ZCJ8U7MFTn0DjTUmwVhKT85R9JX4maW9nWSjIpenafv39ibJZSuosFGkMCppY/s1600/30.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhexVMuvUGnDx5LsmVOuynfDVKLuPSi1L4LK-J01WT7GIjMT6UUa4YPS182mZI9SyZnHwhG6_nQLiVmO7ZCJ8U7MFTn0DjTUmwVhKT85R9JX4maW9nWSjIpenafv39ibJZSuosFGkMCppY/s400/30.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="fullpost">
Pertama kami menelusuri Istiklal Caddesi. Jalan menurun yang cukup panjang ini merupakan favorit banyak turis untuk berbelanja dan bertemu dengan orang-orang dari berbagai bangsa. Di samping kiri kanannya berjejer tokok-toko, kantor, kedai, restoran, bank, butik, money changer dan semua yang dibutuhkan oleh pengunjung tersedia di sini. Di tengahnya terdapat jalur trem klasik yang rutenya hanya di sekitar Istiklal Caddesi dan Taksim Square. Trem ini cukup membantu bagi pengunjung yang tidak mampu berjalan kaki menurun dan mendaki mengikuti kontur tanah Istanbul.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfXXGBWgzORVEq-hbi_vnY-8mUnAcftDwE2eyROG4sJpbT404M7UCiHR1Dpr0Y1DvXQV1vypDtPONAmCm-mB1VMhxrC6scu85IVTcXk4MUdSVUpwmCpjDxCGaS7B-irkD_r-pZ3uBNcKo/s1600/32.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfXXGBWgzORVEq-hbi_vnY-8mUnAcftDwE2eyROG4sJpbT404M7UCiHR1Dpr0Y1DvXQV1vypDtPONAmCm-mB1VMhxrC6scu85IVTcXk4MUdSVUpwmCpjDxCGaS7B-irkD_r-pZ3uBNcKo/s400/32.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcL0xqSMpJojhZ2cz8AtxjxCsyrMdyyhRK9L0jGhbDcx_wl7kPIOPEMk3wtnvntFHPgVc0hhKnocS3HjT6BzXcBANwPOHg8bsf-BYpXeJC8Qaa7eYCEcxfWrDrY0A8MnxvBax-JgXQK9A/s1600/36.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcL0xqSMpJojhZ2cz8AtxjxCsyrMdyyhRK9L0jGhbDcx_wl7kPIOPEMk3wtnvntFHPgVc0hhKnocS3HjT6BzXcBANwPOHg8bsf-BYpXeJC8Qaa7eYCEcxfWrDrY0A8MnxvBax-JgXQK9A/s400/36.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
Sampai di ujung jalan Istiklal Caddesi, kami menyusuri lorong-lorong Taksim yang lain. Jalan-jalannya sangat sempit, makanya semua jalan hanya bisa satu jalur untuk semua kendaraan. Kontur jalan juga terkadang sangat curam. Pengguna jalan termasuk pejalan kaki harus ekstra hati-hati, dan ekstra keluarkan energi untuk mendaki. Salah satu bangunan bersejarah kami tuju selanjutnya adalah Galata Tower. Bagunan ini sangat mencolok saat dilihat dari kawasan Kota Tua, terutama dari kawasan Grand Bazaar. Sebab menara ini berada di puncak tertinggi perbukitan Galata yang terletak pada pertemuan Selat Bosphorus dan Golden Horn. Setelah foto-foto, perjalanan dilanjutkan menyusuri pinggiran selat Bosphorus, kemudian mendaki jalan curam menuju Taksim meydani.<br />
<br />
Perjalanan yang cukup melelahkan pagi ini. Tapi endingnya menyenangkan. Ditutup dengan breakfast di sebuah kedai teh terkenal di Taksim Square, Hafidz Mustafa. Menyeruput teh Turki di teras luar kedai sambil menyaksikan warga Istanbul yang berlalu lalang menuju tempat kerjanya. Kata kawanku, kita seperti duduk di samping catwalk peragaan busana melihat yang lalu lalang tampil cantik dan menawan. Kalau macam nih, bisa tak balik kita ke tanah air, Bro... (Hahahahhaha... Just kidding..)
Hampir semua kedai teh di sekitar Taksim Square ini telah ramai. Berbeda dengan susana satu jam sebelumnya. Mungkin memang sudah budaya warga Turki yang lebih senang memulai pagi dengan minum-minum teh dan kopi di teras-teras kedai dan toko. Pemandangan seperti ini hampir selalu bisa ditemukan di setiap sudut kota Istanbul.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKY7UkaGRMXebs2B8hq_BhPjh52dxqL8f1TSNpZHHigwusodbJUdFFx-brsJfKOhF0P_Vex8jB9OldePwhjgdNqZ1DOhCXBa3HCO8L_moHLeVCbOtPYdj4QS-87eUDnNGUzLTxON2uCuw/s1600/33.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKY7UkaGRMXebs2B8hq_BhPjh52dxqL8f1TSNpZHHigwusodbJUdFFx-brsJfKOhF0P_Vex8jB9OldePwhjgdNqZ1DOhCXBa3HCO8L_moHLeVCbOtPYdj4QS-87eUDnNGUzLTxON2uCuw/s400/33.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_hZJEBC6gwvj5oClaG8cvmtULvZ9UTcKkn70KhsC5a-PWbhwsLR7pCcFo8q0RP1vIqzflrwHWY6GN345iL3Ocns324YcyowZ5Q1UR-E7NIrMVXfi4dkmngYA69iPH3f5hUmbsKN8zuao/s1600/34.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_hZJEBC6gwvj5oClaG8cvmtULvZ9UTcKkn70KhsC5a-PWbhwsLR7pCcFo8q0RP1vIqzflrwHWY6GN345iL3Ocns324YcyowZ5Q1UR-E7NIrMVXfi4dkmngYA69iPH3f5hUmbsKN8zuao/s400/34.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
Setelah menyelesaikan tegukan terakhir teh Turki, kami pun bergegas kembali ke hotel untuk istirahat sebelum memulai agenda selanjutnya. Dan hari ini kami berencana menuntaskan niat yang tertunda kemarin, tour selat Bosphorus. Kali ini harus dipersiapkan dengan lebih matang waktunya. Tapi sebelumnya, kami akan mencoba salah satu wahana lain yang tak kalah seru, kereta gantung Teleferi yang melintasi sedikit bagian kota Istanbul. Lumayan untuk dapat gambar sebagian kota Istanbul dari ketinggian. Dan judul istirahat sejenak pun ternyata berakhir dengan mata terpejam, pikiran masuk ke alam bawah sadar, atau disebut juga, TIDUR...<br />
<br />
* to be continued
</div>
Bang Irwanhttp://www.blogger.com/profile/03270077429254079034noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6169116449797006629.post-38444014913442792112017-06-21T09:58:00.002+08:002017-06-21T19:28:31.499+08:00SENJA DI TEPI BOSPHORUS<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
#TurkeyTripSeries<br />
<br />
Day 2<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhHpNRUh3CReAZnemLeCeJk40dV-ULNmMlwMYQA13a9lD4O38ZUTqqsRDjdZ52xyH4gM5YKGnGfbnsUGX748WCm7kKcRja5uFBCWgiUJtZ0qHbdTIg_roRUs1hXR1egM9RJmmATba7IxY/s1600/28.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="540" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhHpNRUh3CReAZnemLeCeJk40dV-ULNmMlwMYQA13a9lD4O38ZUTqqsRDjdZ52xyH4gM5YKGnGfbnsUGX748WCm7kKcRja5uFBCWgiUJtZ0qHbdTIg_roRUs1hXR1egM9RJmmATba7IxY/s320/28.jpg" width="180" /></a></div>
Menyusuri lorong-lorong sejarah di Kota Tua Istanbul memang tak bisa singkat. Hari ini kami hampir menghabiskan seluruh waktu siang di kompleks tersebut. Puas? Tentu saja sangat puas. Meskipun, selalu banyak alasan untuk merindukan tempat ini kembali. Matahari perlahan tapi pasti semakin rendah. Sebentar lagi senja. Aku melirik jam, sudah lewat jam enam sore. Eits, jangan tertipu dengan jam. Berbeda dengan waktu Indonesia, saat ini di Istanbul matahari tenggelam menjelang pukul 21.00 waktu setempat. Jadi, masih ada waktu bagi kami untuk memutuskan dimana harus menikmati senja di Istanbul. Ada beberapa pilihan menarik. Diantaranya menelusuri selat Bosphorus menggunakan kapal wisata, atau menikmati senja sambil minum teh atau kopi di tepi selat Bosphorus. Akhirnya kami memutuskan menelusuri selat Bosphorus dengan kapal wisata.<br />
<br />
Mobil yang kami sewa segera melaju ke dermaga tempat perahu-perahu wisata bersandar di sekitar kawasan Grand Bazaar. Begitu tiba, langsung disambut oleh para calo seperti calo-calo penumpang di terminal angkutan di Indonesia. Setelah negosiasi harga kami pun menuju kapal yang bersandar di dermaga. Melihat kapalnya masih kosong, kawanku keberatan dan mempertanyakan waktu kebrangkatan. Ternyata kami masih harus menunggu paling cepat setengah jam, dan rute yang ditempuh membutuhkan waktu hingga dua jam.<br />
<br />
Setelah berdiskusi sebentar, kami memutuskan tour selat Bosphorus sore ini batal. Soalnya salah satu daya tarik tour selat Bosphorus ini adalah kesempatan untuk mengabadikan pemandangan Istanbul beserta bangunan-bangunan bersejarahnya yang tidak bisa didapatkan melalui jalur darat. Jika kami tetap paksakan, mungkin aku tak bisa mendapatkan kualitas gambar terbaik akibat ekspos cahaya yang kurang. Yah, namanya juga photografer amatir, masih sangat tergantung pada suplai cahaya di objek pemotretan. (Cie.. Cie.. Cie.. Gaya!)
<br />
<div class="fullpost">
<br />
Akhirnya kami lanjutkan ke Plan B. (Halah... Dari tadi juga gak pake plan-plann segala... Hahahahhaa....) Mister Abdullah, driver asli Turki yang menemani kami hari ini segera banting stir menuju kawasan Besiktas, ke istana Dolmabahce. Istana Dolmabahce saat ini telah menjadi museum, dan kadang-kadang difungsikan sebagai wisma negara Turki yang digunakan oleh Presiden ketika berkunjung ke Istanbul. Dulu istana Dolmabahce ini sempat menjadi pusat administrasi pemerintahan setelah barakhirnya era kesultanan dinasti utsmaniyah. Letaknya yang strategis tepat di tepi selat Bosphorus dan bentuk bangunan yang megah menjadikannya tampak menarik bagi siapa pun yang ingin menikmati keindahan selat Bosphorus. Di samping kiri istana, berada di dalam kompleks masjid Dolmabahce Cami, terdapat sebuah cafe yang menyuguhkan pemandangan yang sama dengan view penghuni istana sambil menikmati segelas teh turki atau double capuccino.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggv-T8gKggbzuo-f6b-q5LHTsSO42r9nLQNPfdw_wpaSv_E3s_Df-NzGdyOTR3yA1V84QgVAIyetBG7p4kZyyVOaznZ8PqtWpJ36tCHnO-uvNLc5apNxpEefdLzQBb0CQVnIOFQWVAO1k/s1600/28.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="540" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggv-T8gKggbzuo-f6b-q5LHTsSO42r9nLQNPfdw_wpaSv_E3s_Df-NzGdyOTR3yA1V84QgVAIyetBG7p4kZyyVOaznZ8PqtWpJ36tCHnO-uvNLc5apNxpEefdLzQBb0CQVnIOFQWVAO1k/s400/28.jpg" width="225" /></a></div>
<br />
<br />
Di sinilah kami menikmati senja hari ini. Senja di tepi Bosphorus. Saat cahaya matahari perlahan menghilang, keindahan Istanbul bagian Asia di malam hari pun mulai terlihat. Ketika lampu-lampu mulai dinyalakan dan memantulakan cahanya terangnya di atas air selat Bosphorus. Semilir angin sejuk bertiup menerpa wajah para pengunjung yang sebagian besarnya muda mudi di sini. Mereka larut dalam percakapan yang seru sambil seskali terdengar gelak tawa di antara mereka. Asap rokok megepul bebas dan segera menghilang terseret angin dari arah Marmara. Kami sangat beruntung, masih bisa menemukan kursi kosong di sini. Jumlah kursi yang memang terbatas tidak sebanding dengan jumlah pengunjung yang ingin menikmati semilir angin selat Bosphorus di malam hari. Apalagi di depan tempat ini berdiri megah stadion sepak bola salah satu klub raksasa Turki, Besiktas.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjqINhWDCIUxyOJqP5ey7Ea8V9kp3BvcdATcZFts_HniR4cCq5lNvTDar-Uivyp2BHCEUz81ZzIem3gbN_Eb2KvGZQRTBqcIbWrpV4Vx4Gg03I5ZyvXlubmgUkOtqb4EHsqEsYptClSpo/s1600/27.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjqINhWDCIUxyOJqP5ey7Ea8V9kp3BvcdATcZFts_HniR4cCq5lNvTDar-Uivyp2BHCEUz81ZzIem3gbN_Eb2KvGZQRTBqcIbWrpV4Vx4Gg03I5ZyvXlubmgUkOtqb4EHsqEsYptClSpo/s400/27.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
Saat malam makin larut, kami pun beranjak meninggalkan Dolmabahce. Apalagi panggilan alam sudah mulai terasa, dinner time! Kami memilih untuk menikmati makan malam di daerah Taksim Square saja, biar lebih dekat dengan hotel. Mister Abdullah menerobos jalan-jalan padat Istanbul yang tak pernah tidur menuju Taksim. Di tengah jalan, kami memutuskan balik ke Point Hotel lebih dulu untuk shalat dan meluruskan badan sejenak. Badan kami rasanya mau remuk, kelelahan. Sampai di hotel, kami segera shalat, setelah itu meluruskan badan.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNof2Avt_15J1YtKzCbark088Hte8cltc1ICwRGENadGVdJF8hdDmdDJePuFONT6k-Yu3H5fm8K9Ue8O-5dTrNdwwfcp26H-5s5U_2KHcJa3_10qDtBvYZVUagcmi9ic-Kftfi6MEb9F4/s1600/26.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNof2Avt_15J1YtKzCbark088Hte8cltc1ICwRGENadGVdJF8hdDmdDJePuFONT6k-Yu3H5fm8K9Ue8O-5dTrNdwwfcp26H-5s5U_2KHcJa3_10qDtBvYZVUagcmi9ic-Kftfi6MEb9F4/s400/26.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
Dan akhirnya, kelelahan mengalahkan rasa lapar. Kami tepar tanpa daya. Aku tertidur sampai pagi. Sementara kawanku masih sempat mengganjal perutnya dengan indomie gelas produk indofood yang dia beli malam sebelumnya di toko klontong sekitar hotel. Sungguh, cita rasa indonesia tak pernah hilang dimana pun kita berada. Percayalah, indomie selalu ada dimana-mana. Hehehehee...<br />
<br />
*to be continued
</div>
Bang Irwanhttp://www.blogger.com/profile/03270077429254079034noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6169116449797006629.post-63760153663963196452017-06-21T09:51:00.000+08:002017-06-21T19:29:12.759+08:00JEJAK AL-FATIH (part 2)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
#TurkeyTripSeries<br />
<br />
Day 2<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0x_uPQPlCMiRfjRqlJaex707d7ctLEf1Tcve9dibzZvQafZ0bUN-lEaBjgqxWL2ttLhnzwEbC_ieRehu7i1PmpA5MpgzvQZU5blpqrD1-Yv1cOdpiwWYrBITHmaByOElSczPiQpSmZTc/s1600/21.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="528" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0x_uPQPlCMiRfjRqlJaex707d7ctLEf1Tcve9dibzZvQafZ0bUN-lEaBjgqxWL2ttLhnzwEbC_ieRehu7i1PmpA5MpgzvQZU5blpqrD1-Yv1cOdpiwWYrBITHmaByOElSczPiQpSmZTc/s320/21.jpg" width="176" /></a></div>
Setelah puas mengitari istana Topkapi Sarayi, tujuan selanjutnya adalah bangunan tua paling terkenal di Istanbul sekaligus salah satu icon historis Kota Istanbul, Aya Sophia. Bangunan megah berasitektur klasik ini pada awalnya adalah sebuah gereja di era kekaisaran constantine, Konstantinopel. Setelah Konstantinopel dibebaskan oleh Sultan Muhammad Al-Fatih tahun 1453, bangunan indah ini pun diubah fungsinya oleh Sultan Muhammad menjadi Masjid, bersamaan dengan penggantian nama Konstantinopel menjadi Istanbul. Namun belakangan, setelah era dinasti Utsmaniyah runtuh, Aya Sophia diubah fungsinya menjadi museum, hingga hari ini.<br />
<br />
Letak Aya Sophia tak begitu jauh dari istana Topkapi Sarayi. Kita hanya perlu berjalan kaki sekitar seratus meter ke arah berlawan dengan pintu gerbang istana Topkapi. Karena merupakan icon Istanbul dan memiliki sejarah panjang sejak era keemasan bangsa Romawi, bangunan ini menjadi salah satu favorit para wisatawan dari berbagai penjuru dunia. Tak heran, untuk masuk ke bagian dalam Aya Sophia para pengunjung terkadang harus bersabar mengikuti antrian panjang untuk membeli tiket masuk seharga TL 25. Sama seperti pintu masuk istana Topkapi, untuk masuk ke halaman depan Aya Sophia, para pengunjung juga harus melalui metal detector dan x-ray barang bawaan.
<br />
<div class="fullpost">
<br />
Seketika melewati pintu masuk bangunan Aya Sophia, pengunjung akan merasakan suasana relijius dan sakral yang luar biasa. Bangunan ini seperti rumah raksasa. Langit-langit bangunan yang begitu tinggi ditopang oleh dinding-dinding serta lantai dari marmer berukuran besar, membuat pengunjung yang masuk ke dalamnya akan merasa kerdil. Intensitas cahaya rendah dari lampu gantung berwarna sephia, serta sinar matahari yang menyelinap masuk melalui kaca-kaca mozaik khas gereja klasik eropa bertemu dengan kaligrafi indah timur tengah di langit-langit Aya Sophia menciptakan suasana kudus.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipVVRWKHoraRFbLCvvmavK-KCeLF1L1ruSBrlXJyF2WYQ-STU5AY8kdE0oVc2AKePE3PCQnDCOQw-v_dtoYa97pcPTAj_30zDtqsMRXQJFzmVkOPR42XdG46Q9zaYQTTIJUA93cn11HKY/s1600/20.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipVVRWKHoraRFbLCvvmavK-KCeLF1L1ruSBrlXJyF2WYQ-STU5AY8kdE0oVc2AKePE3PCQnDCOQw-v_dtoYa97pcPTAj_30zDtqsMRXQJFzmVkOPR42XdG46Q9zaYQTTIJUA93cn11HKY/s400/20.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidobzUdQGU2w5ijYL8aQpTTnw0IWioyZcWWUsmsU9FFfmmRMWMzoYJcFGIEV3RYlLNI5aiCula-xWyZwgRMFVUybFs12lvSMsM5StBqe8epEuXpVOFyOrwJ_0lsiWwKJagH4DfsoFmL38/s1600/23.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidobzUdQGU2w5ijYL8aQpTTnw0IWioyZcWWUsmsU9FFfmmRMWMzoYJcFGIEV3RYlLNI5aiCula-xWyZwgRMFVUybFs12lvSMsM5StBqe8epEuXpVOFyOrwJ_0lsiWwKJagH4DfsoFmL38/s400/23.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
Salah satu pemandangan yang menarik di bagian dalam Aya Sophia adalah masih terpeliharanya gambar bunda maria di atas langit-langit kubah mihrab yang diapit oleh kaligrafi raksasa bertuliskan lafadz Allah SWT dan Nabi Muhammad Saw, serta kaligrafi bertuliskan nama Khulafaurrasyidin pada dinding bawahnya dengan ukuran yang lebih kecil. Juga sepasang gambar malaikat bersayap di bawah kubah utama yang dipenuhi kaligrafi arab, melegkapi pesan kedamaian Islam yang dibawa oleh Sultan Muhammad Al-Fatih saat membebaskan Konstantinopel.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6wSnlfSwazg-4xU1j1brNqc7c8LEveSNMTmN5yzcq-ZRHTQyAE0dHXvx9dDixL-Q2BtCvCBjJBF06i5HF8NlSW5JQlqF49Pm5O4lkK0IHpKA4X_CSgxDjE4MxRfa9UBgIZnMQBLz_wxE/s1600/22.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6wSnlfSwazg-4xU1j1brNqc7c8LEveSNMTmN5yzcq-ZRHTQyAE0dHXvx9dDixL-Q2BtCvCBjJBF06i5HF8NlSW5JQlqF49Pm5O4lkK0IHpKA4X_CSgxDjE4MxRfa9UBgIZnMQBLz_wxE/s400/22.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
Terlepas dari apa pun yang dijelaskan oleh guide para pengunjung dari berbagai belahan dunia tentang Aya Sophia, satu hal yang pasti bahwa bangunan ini memiliki cerita dan sejarah yang sangat banyak untuk diceritakan. Bukan hanya untuk bangsa Turki atau dunia Islam, tapi juga bagi semua orang yang tertarik dengan perjalanan sejarah jatuh bangunnya berbagai imperium besar di Seluruh dunia. Dan yang pasti, berfoto di depan Aya Sophia 'wajib' hukumnya bagia siapa pun yang mengunjungi Kota Istanbul untuk pertama kalinya sebagai bukti paling original bahwa ia telah menginjakkan kaki di Istanbul. (Hahahahahaha.... Itu menurut saya)<br />
<br />
Di depan Aya Sophia, terdapat sebuah masjid megah nan indah yang sangat terkenal, Blue Mosque atau Sultan Ahmed Cami. Masjid ini hanya dipisahkan oleh taman dan air mancur yang asri dengan Aya Sophia. Biasanya pengunjung yang beragama Islam seperti kami mengunjungi masjid ini sekaligus untuk melaksanakan shalat dzuhur atau ashar. Halaman masjid bagian luar yang dipenuhi pohon rindang dan taman asri serta dilengkapi tempat duduk yang nyaman membuat pengunjung yang tidak shalat tetap merasakan kenyamanan Blue Mosque. Tempat wudhu yang terletak di bagian samping halaman luar masjid dengan jumlah keran yang cukup banyak tak pernah kehabisan air segar yang dinginnya sedingin air gunung.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinxoOZ52AlFAmMsTOcOYh-7n2qsJKfqqDFKmhqyp3scJbi4yfFmns0FtqeTFEcaNA7O2lQVlRibKzFZCfrMzrZg6KMPPJxQIqRgGr9ITsQswbA6h44rzAR9lJlIV685mbd6WvKkGFi32k/s1600/19.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinxoOZ52AlFAmMsTOcOYh-7n2qsJKfqqDFKmhqyp3scJbi4yfFmns0FtqeTFEcaNA7O2lQVlRibKzFZCfrMzrZg6KMPPJxQIqRgGr9ITsQswbA6h44rzAR9lJlIV685mbd6WvKkGFi32k/s400/19.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
Untuk masuk ke bagian dalam Blue Mosque, setiap pengunjung wajib menutup aurat, bahkan non muslim sekalipun. Dan pengunjung yang bukan muslim hanya boleh masuk sampai batas yang telah ditentukan dan dibatasi dengan border partisi. Di sinilah salah satu sisi menarik dari Blue Mosque. Kita akan menemukan perempuan-perempuan dari berbagai etnis dan suku bangsa di dunia mengenakan hijab atau jilbab. Pemandangan yang luar biasa! (Dilarang negatif thinking... Hihihihihi...)<br />
<br />
Itu sesuatu yang aneh, tapi menakjubkan menurut saya. Walaupun selalu ramai, tak perlu khawatir kehilangan sendal atau sepatu di sini. Pengurus masjid telah menyediakan kantong kresek gratis untuk sendal/sepatu pengunjung. Dan di dalam masjid tersedia rak-rak sepatu yang memungkinkan pengunjung melaksanakan shalat di dalamnya tanpa harus cemas akan kehilangan sepatu. Patut ditiru di indonesia.<br />
<br />
Bagian dalam Blue Mosque sebenarnya tidak terlalu jauh berbeda dengan masjid-masjid di Istanbul pada umumnya. Namun ukurannya yang lebih luas dan keindahan motif seni kaligrafinya yang dominan berwarna biru membuat Blue Mosque tampak lebih indah dan megah dibandingkan masjid-masjid lainnya di Istanbul. Selain itu, letaknya yang berada di dalam kompleks kota tua Istanbul menjadikan Blue Mosque sebagai salah satu destinasi utama wisatawan yang ada di Istanbul dan menjadi icon kedua Kota tua Istanbul setelah Aya Sophia. Next, tentu saja foto-foto. Di depan Blue Mosque sudah tersedia deretan bangku untuk berfoto dengan latar belakang Blue Mosque atau pun Aya Sophia. Hanya saja, mungkin perlu pertimbangan jika ingin berfoto pada siang bolong yang terik. Bukan apa-apa, hanya saja panaaasss... Dan dipastikan wajah anda di foto yang anda cetak nantinya akan lucu..<br />
<br />
Well.. Selesai sudah target kunjungan di hari kedua ini. Selain tiga bangunan bersejarah yang sudah kami kunjungi, sebenarnya masih ada beberapa situs bersejarah lainnya di kompleks kota tua ini, seperti tugu ular peninggalan romawi kuno di bekas Hippodrome, dsb. Tapi karena kampung tengah sudah tak mau kompromi, maka petualangan di kota tua hari ini diakhiri dengan indah di salah satu kedai makan tak jauh dari Blue Mosque.
*to be continued
</div>
Bang Irwanhttp://www.blogger.com/profile/03270077429254079034noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6169116449797006629.post-17290488551437460692017-06-21T09:41:00.000+08:002017-06-21T19:31:54.512+08:00JEJAK AL-FATIH (part 1)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
#TurkeyTripSeries<br />
<br />
Day 2<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-o_tA7ArRpivfLDg2PrcM2X940_URChgPUQtPao8oH1uh7PoNpJyPP3iqEfSJpwQK5fytWddAZBpflAaECu5j9y4Z150xvexnNsT8BDWgx_qCh1PjiP_7eb4b_Iref_hHeQtS54_CaYw/s1600/16.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="374" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-o_tA7ArRpivfLDg2PrcM2X940_URChgPUQtPao8oH1uh7PoNpJyPP3iqEfSJpwQK5fytWddAZBpflAaECu5j9y4Z150xvexnNsT8BDWgx_qCh1PjiP_7eb4b_Iref_hHeQtS54_CaYw/s320/16.jpg" width="221" /></a></div>
Semalaman tertidur memberikan istirahat yang cukup bagi kami di hari kedua di Istanbul. Efek perjalanan jauh dari tanah air turut membantu kami untuk bisa tertidur pulas. Di tambah kelelahan akibat perjalanan kemarin mengelilingi Istanbul hingga malam hari. Dan pagi ini, kami terbangun dengan perasaan segar. Rencananya hari ini kami akan berkeliling di kawasan kota tua Istanbul yang dulunya merupakan pusat pemerintahan Sultan Muhammad Al-Fatih setelah pembebasan Konstantinopel pada tahun 1453. Di dalam kompleks tersebut setidaknya ada tiga situs bersejarah yang wajib kami kunjungi: Istana Topkapi (Topkapi Sarayi Muzesi), Museum Aya Sophia (Ayasophya Muzesi) dan Masjid Sultan Ahmet (Blue Mosque).<br />
<br />
Ada yang sedikit unik di sini, khususnya bagi kami yang beragama Islam. Tidak tetapnya durasi waktu antara siang dan malam menyebabkan waktu shalat juga dapat berubah hingga selisih beberapa jam. Seperti kemarin, waktu sahalat maghrib hampir memasuki pukul 21.00 waktu setempat. Sementara waktu shalat subuh jatuh sekitar pukul 4.00 dini hari. Tapi di musim yang lain, waktu shalat maghrib bisa jatuh pukul 16.00 dan waktu subuh dapat jatuh pada pukul 06.00 waktu setempat. Untunglah sudah banyak aplikasi android yang dapat membantu kita mengetahui waktu-waktu shalat di mana pun kita berada di muka bumi ini.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvOxz3jOdrcgFiFGXo30gW1yD9ihecRsOHG6aoY_0wAfekWqX7Y9wmFPnqIoeEYEsKp2ol-otGsnS9ym1YWH5dZ4iOYy0UKZYdKTyi06_-HIstPK16-sdAOE7tVNDq7eAvJM4IpkqPxKY/s1600/6.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvOxz3jOdrcgFiFGXo30gW1yD9ihecRsOHG6aoY_0wAfekWqX7Y9wmFPnqIoeEYEsKp2ol-otGsnS9ym1YWH5dZ4iOYy0UKZYdKTyi06_-HIstPK16-sdAOE7tVNDq7eAvJM4IpkqPxKY/s400/6.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEginX01-JVq9EfgDhPv1pvPvuQISEDmADvE3xNr1q88-4CRT_6XvjjprJKhYN5ehe7E3THjHkFpU2h6InsQHglJcba8iZwJ2E0UTI7SKUSiPTpX1K3H7GlZ1r45kGtEn3E1ggdP7bToS20/s1600/5.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEginX01-JVq9EfgDhPv1pvPvuQISEDmADvE3xNr1q88-4CRT_6XvjjprJKhYN5ehe7E3THjHkFpU2h6InsQHglJcba8iZwJ2E0UTI7SKUSiPTpX1K3H7GlZ1r45kGtEn3E1ggdP7bToS20/s400/5.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="fullpost">
<br />
Sebelum berpetualang di kompleks kota tua, sempatkan sarapan pagi dulu untuk isi energi. Skefo, kami tidak memasukkan fasilitas breakfast dalam biaya hotel. Disamping lebih hemat, alasan utamanya adalah untuk merasakan suasana pagi Kota Istanbul di kedai-kedai teh yang tersebar di hampir seluruh sudut kota. Kali ini, kami memilih sarapan di Cafe Faros, persis di seberang jalan Hotel Point, tempat kami menginap. Seporsi paket Geleneksel Turk Kahvaltisi bersama teh panas khas Turki menjadi penyemangat pagi ini sebelum berpetualang.<br />
<br />
Dari kawasan Taksim, mobil kami melaju menuju kawasan kota tua melewati Galata Bridge di atas teluk Golden Horn. Lepas dari jembatan, mata segera dimanjakan oleh pemandangan klasik kota tua. Di sepanjang jalan Kennedy Caddesi yang menyusur pinggiran selat Bosphorus, kita dapat menyaksikan kemegahan benteng-benteng raksasa peninggalan Konstantinopel yang sebagiannya masih berdiri kokoh. Benteng yang terlihat masih original ini menjadi saksi kegagalan armada laut berbagai imperium untuk menaklukkannya.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYpF0FwuwxPttIKHAqMcth6svMMhqwQabNg1UwwuZFnVlwPzQ8dMtN1yb4bhIgfAP1SeTjDgAja9HWTv-q9mFxLJLT-UCJvr2VdRyc2WwiwF4t3kwFQMv8iK79Q3kKNxaf3bQKavHKwCc/s1600/17.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYpF0FwuwxPttIKHAqMcth6svMMhqwQabNg1UwwuZFnVlwPzQ8dMtN1yb4bhIgfAP1SeTjDgAja9HWTv-q9mFxLJLT-UCJvr2VdRyc2WwiwF4t3kwFQMv8iK79Q3kKNxaf3bQKavHKwCc/s400/17.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeuFdytXV1MmkDQDWqubVEGPn1MI6vNtUHze22zNMNvxOdFIXmvhge-fiHk3EyK0wPxELLuMmud8XI8IUupXqcjhrOcqUSJyLROmxEIyhqNdKVz8pgKzb8WVQB1S1ckYRtDtjqZJg197I/s1600/18.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeuFdytXV1MmkDQDWqubVEGPn1MI6vNtUHze22zNMNvxOdFIXmvhge-fiHk3EyK0wPxELLuMmud8XI8IUupXqcjhrOcqUSJyLROmxEIyhqNdKVz8pgKzb8WVQB1S1ckYRtDtjqZJg197I/s400/18.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
Kurang lebih 30 menit, kami sudah sampai di kompleks kota tua, tepat di depan istana Topkapi. Untuk masuk ke dalam istana ini kita harus antri membeli tiket seharga TL 40. Dan jika ingin melihat-lihat ke dalam salah satu ruangan paling membuat penasaran banyak orang, bilik-bilik Harem, kita harus membeli tiket khusus seharga TL 25. Biar tidak penasaran dengan suasana ruangan Harem ini, kami pun rela membeli tiket khusus tersebut. (Asli penasaran... Hehehehe)<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFH0KQMAWkcHcMv7ayrsdVAzgvjn2FSv-mPu9E21ajm-_XREtwxXKF56lTjDloNCHT7Rdorq00xKgybtm8eUgv1lOWdADMlR_XUI378ClwMitSdAmgWYZK4rAqM46orvwvxi-bFDPQ_FI/s1600/10.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFH0KQMAWkcHcMv7ayrsdVAzgvjn2FSv-mPu9E21ajm-_XREtwxXKF56lTjDloNCHT7Rdorq00xKgybtm8eUgv1lOWdADMlR_XUI378ClwMitSdAmgWYZK4rAqM46orvwvxi-bFDPQ_FI/s400/10.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQDq03HBLCwZrZt6darGMg4ORHf2M1vQItrsWK_AXAvy5a330SfQyUQ9TsS1-ecj6H3gaOVtr9okQdoMlagj_y_CQ73hHSJMIKGYUZ3_u55nxck7ELwR05Reex18DIKNVq5QRUTZaYloE/s1600/9.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQDq03HBLCwZrZt6darGMg4ORHf2M1vQItrsWK_AXAvy5a330SfQyUQ9TsS1-ecj6H3gaOVtr9okQdoMlagj_y_CQ73hHSJMIKGYUZ3_u55nxck7ELwR05Reex18DIKNVq5QRUTZaYloE/s400/9.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
Topkapi Sarayi adalah kediaman resmi keluarga kerajaan di era dinasti Utsmaniyah selama beberapa ratus tahun. Istana ini dibangun oleh Sultan Muhammad Al-Fatih setelah penaklukan Konstantinopel. Tapi, Saya tidak ingin membahas sejarahnya di sini karena pasti akan sangat panjang. Memasuki gerbang istana, setiap pengunjung wajib melewati pemeriksaan x-ray seperti di airport. Di musim liburan, antrian untuk memasuki istana ini biasanya sangat panjang. Setelah melewati pemeriksaan maka kita telah memasuki bagian-bagian inti istana.<br />
<br />
Hamparan taman indah nan sejuk menjadi penyambut setiap tamu yang memasuki istana Topkapi. Pohon rindang dan bunga-bunga aneka warna begitu memanjakan mata, membuat pengunjungnya enggan meninggalkan istana ini. Di sebelah kanan terdapat dapur istana yang didukung oleh 20 cerobong asap. Konon dapur ini mampu melayani 4000 orang sekaligus. Wow! Di sebelah kiri terdapat ruang pertemuan kesultanan (Imperial Council). Di sini, seni dan arsitektur bercitarasa tinggi menyatu menunjukkan kelas peradabannya. Ruangan ini konon berfungsi sebagai tempat pertemuan para petinggi istana untuk membicarakan berbagai urusan politik dan keagamaan. Sekaligus menjadi ruang tamu bagi utusan-utusan resmi kerajaan lain.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGY3G7a-V0n9-B2NZspYSldge-CKT2nLX0NTP0EVpfvuT7gX2ypDgOuR1I4fPV3QbJ0J0NktpE9OROTkvxtc33w3ix4vG0cNMuxtsZpnCe88kLS1t1LQ7TnaUu_Ls3VZb8ReIgJEUofZc/s1600/8.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGY3G7a-V0n9-B2NZspYSldge-CKT2nLX0NTP0EVpfvuT7gX2ypDgOuR1I4fPV3QbJ0J0NktpE9OROTkvxtc33w3ix4vG0cNMuxtsZpnCe88kLS1t1LQ7TnaUu_Ls3VZb8ReIgJEUofZc/s400/8.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqI_ItiwIXWCXH27E1wqk3OD6gsyZ0jVe47GZXKxjrQ04xb3wpEca8iHzCUOnPW66wrIIdLKvcGR_D2JsAgDiTTpiZeR2dZ3L8kfTXCrg-2FtvbELTosfaursSaB6MZVn8fQvbkn2Euxs/s1600/7.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqI_ItiwIXWCXH27E1wqk3OD6gsyZ0jVe47GZXKxjrQ04xb3wpEca8iHzCUOnPW66wrIIdLKvcGR_D2JsAgDiTTpiZeR2dZ3L8kfTXCrg-2FtvbELTosfaursSaB6MZVn8fQvbkn2Euxs/s400/7.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
Di samping imperial council inilah ruang Harem berada. Konon ada 400 kamar di dalamnya. Sayangnya, tidak semua kamar tersebut dapat dilihat oleh pengunjung, terutama kamar tidur keluarga istana, tidak dibuka sama sekali. Tapi jangan salah dan jangan pikir macam-macam, ruang Harem ini adalah kamar tidur dan tempat beristirahat seluruh anggota keluarga sultan, termasuk anak-anak dan ibu suri. Di dalamnya terdapat beberapa ruangan keluarga yang lebih luas. Setiap ruangan dihiasi oleh arsitektur dan ornamen-ornamen yang rumit tapi indah. Dan akhir dari penelusuran ruang harem ini adalah sebuah kolam permandian keluarga sultan di bagian paling belakang. Luar biasa!!!<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpUeOt-wTmBbBD6WIJ8orL97tUL1av2dwvecnzCdcpZe4-ioDS_Cu3UBKyizn1TT8lwdcZ7RWrj2h57icr_hXqoLrnXmzok8t559lhUeuZKXV8sfLzoZFQfE66jm3oT9BxiNGMsJq3pk4/s1600/12.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpUeOt-wTmBbBD6WIJ8orL97tUL1av2dwvecnzCdcpZe4-ioDS_Cu3UBKyizn1TT8lwdcZ7RWrj2h57icr_hXqoLrnXmzok8t559lhUeuZKXV8sfLzoZFQfE66jm3oT9BxiNGMsJq3pk4/s400/12.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOtfl9h-Nob6Tmj_YfijRj6FPQdrm_YgdJ_MJtEX18H9cAc0dfcVaZvd16vrXS_lX0wzgr_Km1J9EOzJLUQm3VzY1zvYmJQDRRnNzQu3Y8IX4MwTAO0CqSO2iI3AZnp5wdkK4yVDdZr_M/s1600/14.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOtfl9h-Nob6Tmj_YfijRj6FPQdrm_YgdJ_MJtEX18H9cAc0dfcVaZvd16vrXS_lX0wzgr_Km1J9EOzJLUQm3VzY1zvYmJQDRRnNzQu3Y8IX4MwTAO0CqSO2iI3AZnp5wdkK4yVDdZr_M/s400/14.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
Finish? Not yet... Ini istana terlalu luas sih...
Justru bagian paling menarik ada di bagian belakang istana ini. Di sebelah kiri setelah memasuki gerbang ke tiga istana, terdapat sebuah ruangan penyimpanan harta kesultanan dan relik suci. Di dalam ruangan inilah tersimpan berbagai benda-benda bersejarah peninggalan nabi-nabi, termasuk Nabi Muhammad Saw beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya. Di sini kita bisa melihat tongkat Nabi Musa, pedang Nabi Daud, sorban Nabi Yusuf, dan berbagai peninggalan baginda Nabi Muhammad Saw seperti jejak kaki, pedang, celak, rambut dan jubah beliau. Juga tersimpan berbagi peninggalan keluarganya dan sahabatnya seperti jubah Fatimah Ra, pedang Abu Bakara, Umar, Utsman, dan Ali Ra serta beberapa sahabat lainnya. Sayangnya, pengunjung dilarang mengambil gambar/foto di sini.<br />
<br />
Bergeser ke kanan melewati sebuah taman bunga tulip yang indah, kita dapat menyaksikan pemandangan luar biasa indah pula. Dari teras Mediciye Pavilion kita bisa menyaksikan istanbul bagian asia terhampar indah. Kemilau air selat Bosphorus yang disinari matahari dengan hilir mudik kapal laut berbagai ukuran dan jenisnya memberikan kesan betapa kota ini sangat hidup dan selalu menumbuhkan harapan bagi siapa saja yang tinggal di sini. Pemandangan Laut Marmara yang begitu tenang, sepertinya menjadi penutup yang sempurna untuk kunjungan ku ke istana Topkapi Sarayi kali ini...<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOuL4uOgLhAI8hU5GLjtgBNjspSLtO303Ox8nQDwzAVA2YAA6T8AfE2Z7T0_mUGfASBXGTaly6rTxpmky8UMEgKjlBe_1j0kMQMnFHXe01t6neZOS3jP4MQmKtBOOXFc3LQixQ-eJ4kSA/s1600/11.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOuL4uOgLhAI8hU5GLjtgBNjspSLtO303Ox8nQDwzAVA2YAA6T8AfE2Z7T0_mUGfASBXGTaly6rTxpmky8UMEgKjlBe_1j0kMQMnFHXe01t6neZOS3jP4MQmKtBOOXFc3LQixQ-eJ4kSA/s400/11.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoaVRExvHOZB-FvtWXzPue6z_vguyCmwR5u-ltSuGwj5JtZ2zn9aAf0Re3ywu2IZlCfrH2bFuTGlgtIeKMNrIAmy6hCVB9rtrMnse3n1puGWepJGNGlgF9uQw8u3KgkHYe3UNVpODAZQI/s1600/13.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoaVRExvHOZB-FvtWXzPue6z_vguyCmwR5u-ltSuGwj5JtZ2zn9aAf0Re3ywu2IZlCfrH2bFuTGlgtIeKMNrIAmy6hCVB9rtrMnse3n1puGWepJGNGlgF9uQw8u3KgkHYe3UNVpODAZQI/s400/13.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
*to be continued...
</div>
Bang Irwanhttp://www.blogger.com/profile/03270077429254079034noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6169116449797006629.post-8435794082353632682017-06-21T09:25:00.001+08:002017-06-21T19:32:28.992+08:00ISTANBUL<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
#TurkeyTripSeries<br />
<br />
Day 1<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdjK_oyY9Nst8Csbhyphenhyphen2_Os6wJjgynREKxGTyGgGUcJjCvIVUSdp64TEhVwNI5CUJsYJz6z8E3Ifw8MTYoXQv8nNImkzht0hu3V2VlaEL-GkoiHbYr2TU9THJcp2lgtfutHKOzDzf8ezOc/s1600/0.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="540" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdjK_oyY9Nst8Csbhyphenhyphen2_Os6wJjgynREKxGTyGgGUcJjCvIVUSdp64TEhVwNI5CUJsYJz6z8E3Ifw8MTYoXQv8nNImkzht0hu3V2VlaEL-GkoiHbYr2TU9THJcp2lgtfutHKOzDzf8ezOc/s320/0.jpg" width="180" /></a></div>
Akhirnya bisa kembali lagi ke sini, Kota Istanbul, Turki. Kota indah yang penuh sejarah. Kota yang menjadi saksi jatuh bangunnya berbagai peradaban dan dinasti raksasa. Siapa pun yang pernah ke sini, boleh jadi, akan selalu merindukan kota ini kembali. Seperti aku hari ini, yang kembali menginjakkan kaki di bekas pusat peradaban Konstantinopel ini setelah lima tahun yang lalu mengunjunginya.<br />
<br />
Perjalanan ku ke Istanbul kali ini di luar rencana. Berkat kebaikan dua orang sahabat ku, yang entah habis makan apa, tiba-tiba mengajakku terbang ke Turki hanya beberapa hari sebelum tanggal keberangkatan mereka. Yah, rezki anak sholeh, tak mungkinlah ditolak. Meski terbersit sedikit rasa was-was dan seribu tanda tanya tentang situasi Turki pasca percobaan kudeta yang gagal dua pekan yang lalu (15/7). Dengan mengucap bismillah wa tawakkal 'alallah, kami pun terbang ke Istanbul<br />
<br />
<div class="fullpost">
Menggunakan pesawat Qatar Airways, perjalanan yang memakan waktu kurang lebih lima belas jam alhamdulillah berjalan lancar. Sempat transit di Hamad International Airport, Doha State, Qatar selama dua jam, kemudian dilanjutkan dengan pesawat yang lebih kecil menuju Sabiha Gocken Airport, Istanbul. Kami tiba di Istanbul sekitar jam satu siang waktu setempat.<br />
<br />
Di luar dugaanku, bayangan tentang akan ketatnya pemeriksaan imigrasi di airport akibat kejadian kudeta ternyata tidak terjadi. Pemeriksaan berlangsung biasa-biasa saja seperti tak ada kejadian luar biasa. Bahkan yang lebih mengherankan bagiku adalah banyaknya wisatawan yang memenuhi bandara Sabiha yang akan memasuki Istanbul. Luar biasa! Ternyata kejadian kudeta militer yang gagal dua pekan sebelumnya tidak menurunkan minat wisatawan untuk mengunjungi Turki.<br />
<br />
Suasana berbeda begitu terasa ketika kami akan meninggalkan bandara Sabiha. Hampir semua kendaraan, termasuk taksi yang berseliweran di jalanan sekitar kawasan bandara tampak memasang bendera Turki, Ay Yildiz. Di sepanjang jalan yang kami lewati dari bandara Sabiha di daratan Asia hingga ke kawasan Taksim di daratan Eropa Kota Istanbul, suasana nasionalisme Turki begitu terasa menyelimuti seluruh kota. Bendera Ay Yildiz berukuran raksasa terpasang di hampir semua gedung-gedung tinggi. Begitu pula di rumah-rumah dan apartemen, Ay Yildiz nampak menghiasi dinding-dindingnya. Merinding merasakan suasana itu. <br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuIVU4AlPjrhDxgegdReTGlQMbb-TOWjh9J3fYoBtTGSKyeEAldrVx5fP7JXiaqMx6AH7S0SsFwQ11QhyozWVwX8kyfJeY-BICBOxIH6mcGKqkyyT8HrcXCYJ3uQeF6dEyiGD5RpVcY-Y/s1600/1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuIVU4AlPjrhDxgegdReTGlQMbb-TOWjh9J3fYoBtTGSKyeEAldrVx5fP7JXiaqMx6AH7S0SsFwQ11QhyozWVwX8kyfJeY-BICBOxIH6mcGKqkyyT8HrcXCYJ3uQeF6dEyiGD5RpVcY-Y/s400/1.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
Kami memilih untuk menginap di kawasan Taksim Square (Taksim Meydani). Public sphere yang tak pernah tidur di bagian Eropa Istanbul. Kawasan ini bisa dikatakan one stop services area, semuanya ada. Kemana-mana cukup berjalan kaki. Juga tersedia pilihan hotel dengan bermacam-macam rate harga, tinggal menyesuaikan dengan kemampuan. Kami memilih Point Hotel, di jalan Abdulhak Hamit Cd. Hotel ini hanya berjarak kurang lebih 200 meter dari alun-alun Taksim, tempat ribuan wisatawan berlalu lalang setiap hari.<br />
<br />
Lepas menghilangkan penat dan jet lag, hari pertama di Istanbul kami isi dengan menyelesaikan agenda bisnis mister boss baik hati yang mengajakku ke Turki. Meeting di beberapa tempat, bolak balik Eropa dan Asia, hingga urusan bisnis untuk hari itu kelar menjelang malam. Setelah itu, kami berkeliling kota Istanbul dan menelusuri jalan-jalan utama seperti Fatih Cd, Kennedy Cd serta tiga jembatan yang membentang di atas selat Bosphorus. Agenda berkeliling kota hari itu di tutup dengan menikamti teh Turki yang khas di sebuah kedai teh terkenal di seputaran Fatih Caddesi hingga malam tiba.<br />
<br />
Sebelum kembali ke hotel untuk istirahat, kami iseng-iseng menuju alun-alun Taksim Meydani. Tempat yang selalu ramai oleh turis dan anak-anak muda Turki hingga menjelang pagi. Dari jauh sudah terdengar suara-suara musik dan teriakan yel-yel seperti demonstrasi. Sebenarnya tidak aneh, sebab Taksim dan Istiklal caddesi memang tempat yang disediakan untuk berbagai kegiatan publik, termasuk demonstrasi.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWAaoP3KItsSlGYirWvCRs-FDC_ZmGOs5HapYTokOjLLI3Ewz3NXQ3DLnOMTrAwqHLv474lujYS_50mfAlXyebh2EEfLj_rmdsXKv1Ra0yD0dztjb1v7oIkDsQOL9Sr921lTPiti278l0/s1600/4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWAaoP3KItsSlGYirWvCRs-FDC_ZmGOs5HapYTokOjLLI3Ewz3NXQ3DLnOMTrAwqHLv474lujYS_50mfAlXyebh2EEfLj_rmdsXKv1Ra0yD0dztjb1v7oIkDsQOL9Sr921lTPiti278l0/s400/4.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGQ22bkTap36-I7RmjnyfT7ossI9CcSvZngudJMQEBaL-Tl-QFhR2WPV1Lu3qhH2VScQua_640aQh0MO5E7eU3Z2I2kd5kdyu3kx-7q6KjglalGDH-rUA0hBhDMaPTDkJoCxL7Ya49K1E/s1600/3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGQ22bkTap36-I7RmjnyfT7ossI9CcSvZngudJMQEBaL-Tl-QFhR2WPV1Lu3qhH2VScQua_640aQh0MO5E7eU3Z2I2kd5kdyu3kx-7q6KjglalGDH-rUA0hBhDMaPTDkJoCxL7Ya49K1E/s400/3.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
Kami sangat kaget begitu memasuki alun-alun Taksim, di sana telah berkumpul ribuan orang yang membawa bendera Turki dan mengenakan berbagai atribut nasionalisme Turki. Juga terdapat sebuah panggung besar dengan layar raksasa di kedua sayapnya. Usut punya usut, ternyata acara tersebut semacam pesta rakyat Turki atas kemenangan demokrasi dan gagalnya kudeta militer dua pekan sebelumnya. Tulisan raksasa "Hakimiyet Milletindir" yang terjemahan googlenya berarti Kedaulatan Milik Bangsa dan "Demoracy Kazandi" yang mungkin artinya Kemenangan Demokrasi, menghiasi sudut-sudut Taksim. Ribuan manusia dalam dominasi warna merah tenggelam dalam eforia kemenangan dan dukungan kepada pemimpin yang mereka cintai.<br />
<br />
Di pojok alun-alun, terdapat semacam tugu penghormatan kepada mereka yang gugur dalam upaya perlawanan terhadap kudeta. Para pengunjung bergantian meletakkan karangan bunga penghormatan di bawah dinding yang bertuliskan nama-nama mereka. Suasana haru dan penuh hormat begitu terasa di sini. Mereka pasti akan dikenang untuk waktu yang lama sebagai para pahlawan. Tak jauh dari tugu penghormatan tersebut terdapat layar raksasa yang menampilakan kilas balik berbagai kejadian selama kudeta. Termasuk heroisme rakyat turki yang melawan militer dengan tangan kosong. Taksim, benar-benar berubah menjadi monumen perjuangan rakyat Turki untuk kemenangan demokrasi. Nama Erdogan terus diteriakkan dengan penuh bangga oleh mereka.<br />
<br />
Akhirnya kami memutuskan kembali ke hotel menjelang tengah malam. Meninggalkan rakyat Turki yang masih berkumpul di alun-alun seperti enggan meninggalkan Taksim. Ternyata, acara ini telah berlangsung setiap malam sejak kejadian kudeta yang gagal. Entah sampai kapan. Dan ternyata acara seperti ini bukan hanya di Taksim, tapi di beberapa titik kota dengan jumlah yang tak kalah banyak dibandingkan Taksim. Luar biasa!!!<br />
<br />
* to be continued...
</div>
Bang Irwanhttp://www.blogger.com/profile/03270077429254079034noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6169116449797006629.post-64129371623446567572017-04-09T01:36:00.001+08:002017-04-09T01:36:58.472+08:00Perjalanan Menuju Allah<p dir="ltr">KLIA, Kualalumpur</p>
<p dir="ltr">Menunggu di sini, dini hari. Transit perjalanan menuju rumah Allah, Makkah Al Mukarramah. Dulu sering berseloroh dengan istri, bahwa tamu Allah itu haruslah orang yang dapat panggilan, tidak ada hubungannya dengan punya banyak uang atau tidak. Maka sungguh kami merasa diberikan banyak nikmat oleh Allah SWT, diperkenankan menjadi tamu-Nya meski banyak kekurangan...</p>
<p dir="ltr">Sempat grasak grusuk di Soekarno-Hatta International Airport tadi sore, tenyata saya lupa bawa kartu kuning vaksin miningitis. Blunder. Begitulah cara Allah mungkin mengingatkan saya bahwa untuk menjadi tamu-Nya harus dengan perhatian dan fokus yang lebih. Bayangkan, pagi-pagi sebelum keberangkatan saya masih sibuk menyelesaikan tugas kuliah yang deadline pekan ini. Semuanya serba last minute. Walhasil, dokumen penting terlupakan. Astagfirullah...</p>
<p dir="ltr">Tapi Alhamdulillah, bi idznillah, di bagian imigrasi bandara Soetta masih bisa lolos tanpa kartu kuning. Kali ini, kartu anggota DPRD sedikit membantu 'melunakkan hati' petugas imigrasi.. hehehe... Alhamdulillah, wasyukrillah, wa laa hawla wa laa quwwata illa billah. Semoga perjalanan ini engkau mudahkan Ya Rabb... Labbaaikallahumma labbaik... kami penuhi panggilan-Mu Ya Allah... Bismillahi umratan... </p>
Bang Irwanhttp://www.blogger.com/profile/03270077429254079034noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6169116449797006629.post-18609973526454472542017-04-04T01:34:00.001+08:002017-04-04T01:34:36.843+08:00KUNJUNGAN<p dir="ltr">gerimis, <br>
sudah pukul satu dini hari <br>
mata masih menyala, memandangi notebook <br>
tugas-tugas kuliah, masih bertumpuk <br>
menunggu disetor akhir pekan ini <br>
<br>
Bukan hanya jemari ini lelah menjamah tuts <br>
tapi mata mulai lelah melawan layar <br>
otak mulai beku, mejelajahi data demi data <br>
pikiranku mulai buntu <br>
<br>
berselancar sejenak di sini <br>
di beranda yang mulai usang oleh waktu <br>
sudah lama sekali tak berkunjung <br>
menyajikan pikiran-pikiran sederhana orang biasa <br>
<br>
ini rumahku, <br>
sudah terlalu lama ku biarkan tak terawat <br>
mungkin ia juga rindu <br>
pada goresan-goresan kata yang tak indah <br>
pada pikiran-pikiran sempit dan tak dalam <br>
rumah inspirasi bagi orang-orang biasa <br>
seperti kamu, saya dan kita... <br>
<br>
Makassar, 040417</p>
Bang Irwanhttp://www.blogger.com/profile/03270077429254079034noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6169116449797006629.post-86304509674517342802016-02-24T18:26:00.000+08:002016-02-24T18:26:37.835+08:00MAKASSAR MENUJU SMART CITY<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTfBfNe72kjV-f7gNBNbL4a5LKTq0RVEqT9vO3SZeBmEsBJHC4NOTfPBPbHTg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="239" src="https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTfBfNe72kjV-f7gNBNbL4a5LKTq0RVEqT9vO3SZeBmEsBJHC4NOTfPBPbHTg" width="320" /></a></div>
Istilah Smart City atau Kota Pintar bukan lagi istilah baru di era digital sekarang ini. Berbagai kota besar di dunia telah menerapkannya sejak lama, terutama kota-kota besar di Amerika Serikat dan Uni Eropa. Di Indonesia sendiri konsep Smart City telah diadopsi secara bertahap di bebarapa kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan juga Makassar. Smart City secara sederhana dapat diartikan sebagi upaya sebuah kota memanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan menghubungkan berbagai sistem yang kompleks di dalamnya untuk mengatasi persoalan-persoalan pelayanan publik, mewujudkan kualitas hidup warganya dan menciptakan pembangunan berkelanjutan.<br />
<br />
Pemerintah Kota Makassar di era kepemimpinan Bapak Mohammad Ramdhan Pomanto telah menjadikan implementasi Smart City sebagai salah satu milestone menuju visi Makassar Kota Dunia. Banyak kalangan yang optimis dengan program ini, namun tidak sedikit pula yang pesimis. Oleh karena itu penulis ingin mengurai secara singkat dan sederhana peluang, harapan dan tantangan dibalik implementasi konsep Smart City di Kota Makassar ini dengan merujuk pada pembagian enam dimensi Smart City menurut IBM.
<br />
<div class="fullpost">
<br />
<b>Pertama, Smart Economy </b><br />
<br />
Kota Makassar saat ini telah menjadi icon pertumbuhan ekonomi nasional. Menurut data, laju pertumbuhan ekonomi Kota Makassar dalam lima tahun terakhir di atas sembilan persen. Bahkan pada tahun 2015 laju pertumbuhan ekonominya menembus angka 9,6 persen. Dengan pertumbuhan ekonomi yang luar biasa seperti ini, Makassar akan menjadi surga bagi para investor, yang artinya akan melahirkan ribuan lapangan kerja baru yang tentu saja akan berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan warga Kota Makassar.<br />
<br />
Implementasi Smart City dalam iklim ekonomi seperti ini bukan hanya menjadi daya tarik dan kebutuhan investor untuk berdayasaing (comvetitive), tetapi juga akan memicu lahirnya berbagai inovasi dan peluang-peluang bisnis baru, terutama industri kreatif yang saat ini pertumbuhannya mencengangkan dunia. (Lihat Orange Economy, Felipe Buitrago Restrepo & Ivan Duque Marquez)<br />
<br />
<b>Kedua, Smart People</b><br />
<br />
Salah satu alasan pesimisme sebagian orang terhadap implementasi Smart City adalah kekhawatiran akan ketidaksiapan warga kota dalam beradaptasi sehingga melahirkan kesenjangan digital (digital gap). Tetapi jika kita merujuk pada riset Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2014, jumlah pengguna internet di Sulawesi Selatan tergolong cukup tinggi secara nasional, yaitu berkisar 3,7 Juta atau 44 persen, dengan pengguna terbesar ada di Kota Makassar. Ini merupakan daya dukung yang cukup memadai untuk implementasi Smart City yang berbasis internet.
<br />
<br />
Namun demikian, jumlah warga yang melek internet saja tidak otomatis membuat implementasi Smart City dapat berjalan sukses. Yang tak kalah penting untuk dimiliki oleh warga kota adalah kesadaran akan pemanfaatan Smart City, baik untuk meningkatkan kesejahteraan mau pun partisipasi mereka dalam mewujudkan pelayanan publik yang transparan dan berkualitas. Maka salah satu tugas penting pemerintah Kota Makassar dalam mewujudkan Smart People dalam bingkai Smart City adalah gerakan penyadaran dan edukasi warga tentang manfaat dan peluang dibalik implementasi Smart City.<br />
<br />
<b>Ketiga, Smart Governance</b><br />
<br />
Dari enam dimensi Smart City oleh IBM, bagi penulis mungkin inilah dimensi yang paling berat dan membutuhkan kerja keras Walikota dalam mewujudkannya. Berat sebab yang harus diubah adalah budaya kerja yang telah berakar kuat dalam sistem birokrasi pemerintahan. Konsep Smart City mengharuskan budaya kerja baru dalam pelayanan berupa akuntabilitas, pemberdayaan, partisipatoris dan transparansi. Warga kota berhak tahu dan terlibat di dalam penyusunan kebijakan yang akan mengatur kehidupan mereka.<br />
<br />
Selain budaya kerja, Smart City juga menuntut pengetahuan dan keterampilan baru, khususnya Cloud Computing System, bagi para penyelenggara layanan publik. Percuma berteknologi tinggi jika Brainware sang operator layanan tidak kompatible dengan perangkat teknologi yang mendukungnya. Sehingga tugas berat pemerintah kota dalam dimensi ini adalah memastikan terwujudnya perubahan budaya kerja birokrasi dan peningkatan kapasitas penyelenggara layanan publik melalui pendidikan dan pelatihan berkesinambungan.<br />
<br />
<b>Keempat, Smart Mobilty</b><br />
<br />
Saat ini kemacetan memang masih menjadi masalah serius Kota Makassar. Jika tidak diatasi segera, terwujudnya Smart Mobility di dalam Smart City rasanya akan percuma. Semudah apa pun akses warga terhadap transportasi publik melalui applikasi smartphone misalnya, tetap saja akan terasa kurang nyaman jika kemacetan terjadi dimana-mana. Tapi kabar baiknya, penulis selaku orang yang terlibat di dalam penyusunan RTRW Kota Makassar tahun 2015-2034 memahami betul bahwa upaya untuk menyelesaikan persoalan kemacetan kota Makassar telah tertuang jelas dalam dokumen masterplan kota Makassar tersebut.
Selain rencana pembangunan ruas jalan baru ( termasuk midle ring road dan outer ring road) dan jalan layang di pusat kota, juga perencanaan moda transportasi baru seperti monorail dan transportasi sungai cukup memberikan harapan akan terwujudnya Smart Mobility di dalam Smart City. Terlebih lagi proyek pembangunan jalan-jalan tersebut telah dimulai secara massif sejak setahun yang lalu. Jika trend pembangun jalan-jalan tersebut berlangsung simultan, maka tidak tertutup kemungkinan Makassar bebas macet dapat terwujud dua sampai tiga tahun ke depan.<br />
<br />
<b>Kelima, Smart Environment</b><br />
<br />
Kota Makassar terus berkembang sebagaimana kota-kota besar lainnya di Indonesia. Sebagai konsekuensinya, berbagai persoalan lingkungan seperti pencemaran udara, pencemaran air tanah, dan pengelolaan sampah menjadi isu yang terus muncul untuk diselesaikan oleh pemerintah. Bagi penulis, penerapan Smart Environment akan menjadi salah satu solusi bagi berbagai persoalan lingkungan tersebut. Pengukuran kualitas lingkungan (termasuk air dan udara) secara digital dan otomatis akan membantu pemerintah dalam merumuskan berbagai kebijakan lingkungan. Termasuk mengoptimalkan partisipasi warga dalam menjaga dan memelihara kualitas lingkungan hidup kota.
<br />
<br />
Untuk mewujudkan Smart Environment, pemerintah perlu menciptakan lingkungan virtual komputasi, lingkungan fisik dan lingkungan manusia yang memadai. Lingkungan virtual komputasi adalah tersedianya lingkungan yang memungkinkan semua smart devices dan komputasi dapat mengakses layanan kapan dan dimana saja. Lingkungan fisik mencakup semua perangkat mobile yang mendukung seperti sensor, chip, nano, controller, dll. Sedangkan lingkungan manusia mencakup semua pengguna, pengembang aplikasi, software dan hardware yang mewujudkan layanan Smart Environment. Kesemua syarat ini perlu diintegrasikan oleh pemerintah melalui kerjasama dengan sektor privat dan sektor ketiga (Komunitas).<br />
<br />
<b> Keenam, Smart Living</b><br />
<br />
Smart Living adalah terciptanya kualitas hidup (Quality of Life) dan budaya yang lebih baik dan smart. Pemerintah sebagai pemberi layanan harus memastikan tersedianya tiga hal dalam mewujudkan Smart Living ini, yaitu: Satu, tersedianya fasilitas pendidikan yang memadai dengan memanfaatkan teknologi informasi. Kedua, tersedianya sarana dan prasarana informasi terkait berbagai potensi wisata kota, termasuk peta online, harga penginapan, jalur transportasi, dan informasi seputar buadaya lokal. Ketiga, tersedianya infrastruktur teknologi informasi yang meamdai sehingga semua layanan publik dapat diakses dan berjalan dengan baik, termasuk meamastikan adanya SDM handal dibalik semua layanan tersebut. Harus diakui, untuk point Smart Living ini pemerintah kota masih harus meningkatkan kualitas SDM-nya, terutama mereka yang bergerak di bidang kepariwisataan yang merupakan front officer kenyamanan kota Makassar.<br />
<br />
Dari paparan keenam dimensi Smart City di atas, penulis meyakini bahwa implementasi Smart City di Kota Makassar sangat memungkinkan untuk berjalan sukses, mengingat hampir semua fundasinya telah tersedia. Hanya saja, untuk memastikan program tersebut berjalan baik dan benar-benar menjadi milestone terwujudnya Kota Dunia, semua pihak, terutama Bapak Walikota dan birokrasi pemerintahan yang dipimpinnya harus memiliki komitmen yang kuat untuk melakukan perubahan terutama dari sisi budaya kerja dan mental birokrasi. Sebagai mitra pemerintah di DPRD Kota Makassar, penulis meyakini bahwa ide Smart City dan Kota Dunia bukanlah sesuatu yang utopis sepanjang ide-ide tersebut diwujudkan dengan langkah-langkah nyata, mulai dari sekarang. Wallahu ‘Alam...</div>
Bang Irwanhttp://www.blogger.com/profile/03270077429254079034noreply@blogger.com0