Sebelumnya aku telah menulis inspirasi tentang MENIKMATI KEKALAHAN dan HIKMAH DIBALIK KEGAGALAN. Tulisan ini hanyalah sedikit refleksi untuk semua orang yang hari ini sempat kalah, gagal, jatuh atau apa pun yang mengecewakan hati…
Sahabat,
Kekalahan, kegagalan, dan kejatuhan adalah persitiwa-peristiwa yang terjadi setiap hari, pada tempat, waktu dan orang yang berbeda. Tetapi ia hadir setiap hari. Ya, setiap hari. Sebab kekalahan, kegagalan dan kejatuhan itu adalah bagian dari keseimbangan kehidupan. Dan di sisi yang lain, akan hadir kemenangan, kesuksesan dan kebangkitan. Seperti itulah kehidupan di atur oleh Sang Pencipta untuk memastikan segalanya berjalan harmonis. Ia berputar dan silih berganti sepanjang kehidupan itu masih ada. Kadang ia menimpa kita, saudara kita, tetangga kita, ataupun orang lain di sekitar kita. Tak peduli tua, muda, kaya, miskin, cerdas atau pun tak berpendidikan. Ketika kehidupan telah memilihnya, maka hadirlah ia…
Sahabat,
Kekalahan, kegagalan dan kejatuhan juga bermakna luas. Tidak selamanya ia dipersepsi sebagai sebab hadirnya penderitaan, rasa sakit, atau luka yang menganga. Terkadang kehadirannya adalah anugrah. Seperti angin yang membadai menjadi kekuatan yang mengokohkan akar-akar pepohonan. Maka seperti itu pulalah kekalahan, kegagalan dan kejatuhan itu telah membentuk banyak insan menjadi manusia-manusia tangguh, petarung dan bermental baja. Bukalah kembali kisah hidup manusia-manusia besar dan orang-orang sukses dalam sejarah manusia, maka engkau akan menemukan ruang-ruang cerita tentang kekalahan, kegagalan dan kejatuhan yang pernah mereka alami. Ceritra yang sebagian besarnya mengharu biru dan menyakitkan untuk diceritakan apa adanya. Tetapi orang-orang besar itu tak pernah menyesalinya. Sebab penggalan hidup mereka itu telah membentuknya menjadi manusia yang perkasa…
Sahabat,
Tetapi jujur, kekalahan, kegagalan dan kejatuhan itu memang menyakitkan. Dan karenanya orang-orang besar yang pernah melaluinya pun menangis saat ia hadir. Air matanya juga mengalir deras. Hati dan perasaannya juga remuk. Semangat hidupnya juga goyah. Sebab mereka juga manusia. Maka air mata yang menganak sungai saat kekalahan, kegagalan dan kejatuhan itu datang bukanlah pertanda kelemahan dan kecengengan. Ia adalah ekspresi kemanusiaan kita. Hanya saja, bagi orang-orang besar itu, air mata mereka, remuk redam hati mereka, goyahnya semangat hidup mereka, hanya berlangsung sekejap. Ketika air mata itu telah kering, hati itu telah tenang, dan semangat hidup itu menyala kembali maka kerja-kerja mereka selanjutnya adalah kerja-kerja sejarah.
Peristiwa kekalahan, kegagalan dan kejatuhan yang kemarin menjadi pelecut energi hidup dalam diri mereka. Energi yang membuat kaki mereka mampu meloncat lebih tinggi, mata mereka menatap lebih jauh dan pikiran mereka menjelajah lebih luas. Dan kita? Mestinya kita pun demikian. Kekalahan, kegagalan dan kejatuhan hari ini seharusnya melahirkan energi baru dalam hidup kita. Maka sahabat, menangislah sejenak… Lalu bangkit dan menatap esok dengan tatapan mata yang menyala-nyala…
Sahabat,
Kekalahan, kegagalan dan kejatuhan bagi sebagian orang juga berarti momentum. Ya, sebuah momentum untuk berbenah, menata ulang, dan mengevaluasi perjalanan hidup. Dari titik inilah mereka kembali menata ulang rencana kehidupan, menyiapkan bekal, dan menentukan arah, hingga akhirnya mereka meraih segenap cita-cita dan obsesinya. Mahal memang, tapi itulah harga untuk sebuah kesuksesan. Nah, sahabat… mungkin kekalahan, kegagalan dan kejatuhan kita hari ini adalah momentum yang terbaik untuk kita menata ulang seluruh rencana hidup, obsesi dan tindakan kita esok hari. Maka berbenahlah sobat, untuk esok yang lebih baik…