Tuesday, August 04, 2009

KEBUN MIMPI

Sahabat,

Aku telah memimpikannya. Engkau telah memimpikannya. Dan mereka juga telah memimpikannya. Ya, mimpi tentang kebun-kebun indah di lahan kehidupan kita masing-masing. Aroma dan simfoni keindahanya pun begitu jelas dan terasa. Tapi, sepertinya ada yang salah. Ya, rasa-rasanya ada yang salah. Sebab tidak semua kebun-kebun itu menumbuhkan tanaman yang seharusnya. Sebagian dari kebun-kebun kehidupan yang kita impikan itu jutru dipenuhi rumput dan semak belukar. Bahkan tak jarang tanaman yang kita impi-impikan justru layu dan akhirnya mati…

Sahabat,

Seperti itulah fakta kehidupan. Telah begitu banyak mimpi-mimpi luar biasa yang telah kita ciptakan. Dan sebnyak itu pulalah mimpi-mimpi yang berhasil kita kuburkan. Telah begitu banyak habit dan bibit karakter yang kita tanam, namun justru habit-habit liar dan karakter-karakter lain yang tumbuh subur dalam kepribadian kita. Ada apa? Apa yang salah dengan semua mimpi-mimpi obsesif dan luar biasa itu? Apa yang keliru dari bibit habit dan karakter yang telah kita mulai tanam itu?


Sahabat,

Seorang tukang kebun bijaksana pernah menasehati. Bahwa sebagian besar tukang kebun yang kurang berhasil itu bukan karena kesalahan mimpinya atau pun kekeliruan dalam memilih bibit-bibitnya. Tetapi karena mereka gagal dalam memeliharanya. Seperti itulah sebagian besar kita dengan mimpi-mimpi luar biasa itu. Kita berpikir, jika bibit mimpi telah ditancapkan maka waktulah yang akan bekerja membesarkannya. Anda salah! Justru setelah kita menanam, pekerjaan yang paling lama dan membutuhkan kesungguhan kita adalah pemeliharaan…

Jika waktu itu ibarat air, dan setiap menit dari waktu kita itu adalah setetes air. Maka berapa teteskah dari air itu yang kita siramkan kepada bibit-bibit mimpi yang kita tanam itu setiap harinya? Disnilah jawabannya, sobat! Sebagian orang yang gagal mewujudkan mimpi-mimpinya itu hanya memberikan setetes dua tetes air dalam sehari. Sementara sebagian besar waktunya yang lain digunakan untuk tidur, bersenda gurau, bermain, ber-face book ria, dan berbuat sia-sia.

Tetapi orang-orang sukses, mereka sungguh berbeda. Sebagian besar tetes-tetes air yang mereka miliki digunakan untuk menyiram seluruh bibit mimpi mereka. Mereka bekerja lebih tekun dari orang biasa. Mereka bekerja lebih keras dari orang biasa. Dan mereka bekerja lebih lama dari orang biasa. Bukan sembarang bekerja, tetapi pekerjaan untuk merawat dan menumbuhkan mimpi mereka.

Sahabat,

Sekarang mari bertanya, jenis tukang kebun yang manakah kita? Ya, jawaban kita itulah yang juga menjawab mengapa mimpi-mimpi sebagian besar kita terwujud atau tertunda. Kita lupa untuk focus merawatnya, kawan! Bahkan seringkali kita lebih suka menggerutu pada rumput dan ilalang yang tumbuh disekitar tanaman mimpi kita. Kita lebih sering marah pada hambatan dan tantangan yang hinggap pada cita-cita kita. Bahkan kita lebih sering kecewa pada kegagalan demi kegagalan yang menghampiri obsesi-obsesi kita. Padahal, seandainya kita mau untuk fokus pada tanaman mimpi itu saja. Menyiraminya dengan tetes-tetas air yang cukup hanya pada tanaman mimpi itu saja, maka dengan sendirinya rumput dan ilalang yang ada disekitanya akan kering dan mati.

Sahabat,

Mungkin kita harus berubah! Mungkin saatnya kita mesti berbenah! Menata ulang setiap detik waktu yang hadir dalam kehidupan kita, agar ia dapat menjadi tetes-tetes air yang dapat menumbuhkan semua mimpi dan obsesi-obsesi kita.

Sahabat,

Kita tidak tahu seberapa luas lagi lahan kehidupan untuk kita. Maka mulailah bekerja sobat! Wakuli’malu fasayarallahu ‘amalakum, wa rasuluhu wal mu’minuun…

Read More ..

LAHAN KEHIDUPAN

Sahabat,

Terkadang saya membayangkan kehidupan ini seperti sebuah lahan yang sangat luas. Dan setiap orang memiliki lahannya sendiri. Ada orang lahannya menjadi hutan lebat yang ditumbuhi berbagai pohon liar dan didalamnya hidup berbagai hewan buas yang tak dapat ia jinakkan. Namun ada pula orang yang lahannya menjadi sebuah kebun yang indah. Di dalam kebun itu tumbuh dengan teratur berbagai jenis tanaman yang dapat memberi manfaat. Setiap jenis tanaman ditata sedemikan rupa hingga kebun itu menjadi indah dan memiliki estetika bernilai tinggi.

Sahabat,

Seperti itulah saya membayangkan perbedaan kehidupan setiap manusia. Mereka yang menjalani kehidupan ini tanpa visi dan perencanaan ibarat orang yang tidak merencanakan lahannya. Berbagai tanaman tumbuh disana. Tak ada keteraturan. Hidupnya mengalir mengikuti arus waktu. Hingga suatu ketika, saat usianya telah senja barulah mereka menyadari bahwa lahan kehidupan mereka telah menjadi hutan belantara. Lalu ia hanya bisa menyesali masa mudanya yang tak pernah memiliki arah. Itulah kehidupan yang tidak direncanakan, mereka tak pernah menuai apa-apa…


Lalu sebagian kecil orang yang memiliki mimpi dan perencanaan, mereka itulah para pemilik kebun. Seluruh waktu dalam hidupnya digunakan untuk menanam, memelihara dan menuai. Ketika lahan kehidupan diberikan kepadanya, maka tergambarlah dalam mimpi dan pikirannya sebuah master plan kebun yang luar biasa. Mereka membayangkan jenis tanaman apa saja yang akan tumbuh disana. Mereka juga membayangkan manfaat apa saja yang akan dituai nantinya. Seperti itulah, waktu terus berlalu. Dan mereka terus menanam, memelihara hingga pada akhirnya menuai manfaat yang luar biasa. Dan di usia senja, mereka tersenyum bahagia…

Sahabat,

Seperti apakah wajah lahan kehidupan kita saat ini? Jika sekiranya kita mendapati lahan kehidupan kita itu sebentar lagi menjadi hutan belantara, maka segeralah berbenah. Semuanya masih bisa kita ubah. Kita hanya perlu memulainya dengan sebuah mimpi. Mimpi tentang kebun seperti apa yang ingin kita tumbuhkan di lahan kita itu. Lalu lanjutkanlah dengan perencanaan. Perencanaan tentang jenis tumbuhan apa yang akan kita tanam di lahan kita itu. Kemudian jangan menunggu esok! Setelah kita membabat habis seluruh rumput dan pepohonan liar yang tumbuh di dalamnya, maka mulailah MENANAM. Ya, menanam sebanyak mungkin investasi positif dalam hidup kita. Setelah itu kita tinggal merawatnya, menyiraminya, menyianginya, memberi pupuk, dan tunggulah masanya untuk kita menuai manfaat yang luar biasa…

Sahabat,

Itulah seni kehidupan. Semua tergantung pada cara kita mengelolanya. Maka mulailah dengan keberanian untuk bermimpi, sobat! Keberanian untuk melihat kehidupan kita jauh di masa depan. Dan buatlah mimpi itu menjadi jelas sejela-jelasnya. Bahkan hingga kau mampu merasakan aroma dan simfoni keindahannya. Rasakan… dan simpanlah dalam hati dan pikiranmu, dalam setiap tarikan nafasmu, dalam setiap detak jantungmu, dalam aliran darah di nadimu, dan dalam derap langkah kakimu untuk meraihnya. Fa idzaa ‘azzamta, fatawakkal ‘alallah…

Read More ..