Wednesday, November 16, 2022

MENCARI SEBAB

Mungkin perlu pendalaman dari seorang psikiatri untuk memahami apa penyebab gangguan kecemasan yang saya alami. Tapi, paling tidak sebagai yang merasakan dan mengalami banyaknya pikiran mengganggu hingga menimbulkan kecemasan, saya dapat mencatat beberapa hal...

Pertama, memang saat ini sedang banyak persoalan berat dalam pekerjaan sebagai stafsus Gubernur. Ada begitu banyak persoalan program yang menumpuk di akhir tahun. Tiba-tiba baru bermunculan sekaligus. Semua persoalan yang sampai di meja Gubernur levelnya sudah sangat berat. Sebab itu persoalan-persoalan yang umumnya sudah tidak bisa diselesaikan di level birokrasi. 

Walhasil, melimpah jugalah semua persoalan-persoalan tersebut kepada kami sebagai staf khusus. Sekaligus! Seperti air bah. Lalu, menjadi lebih berat lagi sebab rekan-rekan kerja yang diharapkan bisa serius membantu menangani masalah, terlihat santai-santai saja, bahkan berusaha mengindari masalah. Komitmen dan rasa tanggungjawabnya rendah. Bikin pening!

Kedua, lingkaran pergaulan saya dalam tiga bulan terakhir sangat mengecil. Saya terlalu fokus pada urusan kantor. Bergaul terbatas pada teman-teman kantor. Dan akhirnya, pikiran saya hanya berputar-putar sekitar urusan kantor dan pekerjaan sebagai staf khusus Gubernur. Karena ada banyak masalah yang muncul dari banyak sisi, ke mana saja saya berinteraksi selalu ada masalah yang belum selesai di sana.

Akhirnya, bertemu dengan rekan-rekan kantor seperti bertemu dengan pusat-pusat masalah. Menggelayut dan terus membebani pikiran, sebab tidak ada urusan lain di luar pekerjaan yang sedang menjadi perhatian saya. Urusan konten sebagai youtuber membeku sudah berbulan-bulan. Kongkow bareng pegiat partai sudah sangat jarang. Bahkan waktu berkualitas dengan keluarga hampir tidak pernah ada. Saya terlalu fokus pada pekerjaan. 

Ketiga, olah raga rutin. Rasanya sudah hampir setahun saya tidak merutinkan olahraga. Banyak alasan sih. Sejak treadmill kami rusak. Sejak memiliki jadwal rutin pendampingan Gubernur yang harus standby lebih pagi si Rujab. Sejak harus mengantar sendiri anak-anak ke sekolah dari ujung barat kota hingga ujung timur yang melewati pusat kemacetan alam semesta setiap pagi. Pokoknya, tidak bisa rutin berolah raga.

Dan ini terlihat jelas pada berat badan yang terus naik. Juga postur tubuh yang terus melar. Serta stamina yang terasa ringkih, seperti seorang lansia yang memiliki banyak keluhan. Saya butuh komitmen dan siasat untuk kembali merutinkan oleh raga. Jika tidak, saya bisa mati muda dalam keadaan tidak bahagia seperti sekarang. 

Masih banyak sumber masalah yang mungkin, tapi tiga ini adalah biang kerok terbesar saya rasa.... 
Read More ..

Tuesday, November 08, 2022

BERGULAT DENGAN PIKIRAN

Dulu, saya sering meremehkan orang-orang yang mengalami kecemasan atau depresi sebagai orang lemah. Bahkan tetap seperti itu, hingga saya mengalaminya sendiri. Saya pikir, mereka yang terlalu cemas atau bahkan depresi adalah orang-orang yang tidak memiliki keyakinan spiritual yang kuat dan prinsip hidup yang teguh. 

Mungkin juga itu benar. Dan jika benar, maka sayalah orangnya. Sayalah orang yang tidak memiliki kekuatan spiritual dan keteguhan prinsip itu. Sayalah si lemah tidak berdaya. Yang membaca ratusan buku dan tidak pernah berhenti mencari mata air inspirasi dari kitab suci. Sayalah si lemah yang tak bosan berbagi motivasi tentang prinsip-prinsip kehidupan. 

Tapi rasanya tidak sesederhana ini. Rasanya ada yang salah dengan simplifikasi semacam itu. Saat mengalami kecemasan, rasanya tidak berhubungan dengan keyakinan atau prinsip kehidupan. Ini soal pikiran yang terus menumpuk dalam satu waktu. Tidak seperti biasanya, ketika pikiran mengalir dan menemukan ujung-ujungnya sendiri. Kali ini, terlalu banyak pikiran dan tidak menemukan ujungnya, lalu bertumpuk bagai benang kusut. Dan, terjadilah... gangguan kecemasan... 

Kecemasan itu pada awalnya psikologis. Tapi menjadi masalah karena akhirnya mempengaruhi fisik, seperti efek placebo yang bekerja negatif. Muncullah beragam gejala fisik yang mengganggu: sakit kepala, dada terasa sempit, pandangan terputar, tangan dan kaki keram, dan gejala mengganggu lainnya. Secara mental lebih berat lagi: hingga saya merasa, mungkin hari ini telah tiba saatnya... 

Kecemasan semakin parah karena ketidaktahuan. Saya awam. Saya tidak pernah tertarik membaca buku-buku yang secara speaifik membahas kecemasan dan depresi, sebab saya yakin kondisi itu tidak mungkin terjadi pada saya. Saya orang kuat. Angkuh memang. Untunglah saya selalu percaya para ahli. Saya cukup rendah hati untuk mendengarkan sejumput pengerahuan dari mereka yang telah menggali ilmunya bertahun-tahun... 

Setelah berkonsultasi kepada dokter ahli sahabat saya, barulah saya sedikit memahami apa yang terjadi dan saya alami. Lalu terus belajar dan mencari informasi. Dan kebetulan, menemukan buku hebat berbasis pengalaman dari seorang penulis penyintas bunuh diri akibat depresi, Matt Haig, dengan judul yang indah: Reason to Stay Alive. Dari buku inilah saya belajar, bahwa salahsatu obat kecemasan itu adalah membicarakan atau menuliskannya... 





Read More ..

Tuesday, January 04, 2022

INGIN JADI APA?


Jika ada satu pertanyaan yang jawabannya paling misterius dalam kehidupan seseorang, mungkin salahsatunya adalah pertanyaan ini: “Ingin jadi apa?”. Bagi sebagian orang, jawaban atas pertanyaan ini selalu berubah seiring dengan bertambahnya usia dan berkembangnya zaman. Waktu saya masih kecil, rasanya jawaban untuk pertanyaan “ingin jadi apa?” terlalu sedikit opsinya. Kalau bukan dokter, ya pilot, insinyur, polisi atau guru. Tapi sekarang, anak-anak ingin menjadi apa sudah sangat banyak pilihannya. Bahkan sebagiannya cita-cita yang terasa aneh bagi generasi saya.

Ketika masih kecil, menjawab pertanyaan seperti ini pastinya tak terlalu sulit. Tetapi ketika sudah dewasa, tunggu dulu! Ini pertanyaan tak pernah benar-benar mudah untuk dijawab. Paling tidak, orang dewasa membutuhkan waktu beberapa saat untuk berpikir tentang apa yang benar-benar ingin mereka raih dalam hidupnya. Meskipun mereka telah melakoni sebuah profesi, belum tentu profesi itu benar-benar sesuatu yang diimpikannya. Dan di sinilah letak rumitnya. Karena ternyata keinginan untuk menjadi apa dan pada akhirnya melakoni hidup sebagai apa adalah ruang ketidakpastian yang terlalu sulit untuk ditebak. 

Inilah yang membuat berbagai metode perencanaan hidup (life planning) secanggih apapun sering kali tidak berguna. Setidaknya menurut pengalaman saya. Sejak masih mahasiswa, saya telah memiliki jurnal life planning yang keren, hasil bacaan buku-buku pengembangan diri yang sedang populer kala itu. Tapi semakin hari, rasanya apa yang saya rencanakan dan apa yang saya lakoni dalam kehidupan nyata semakin jauh jaraknya. Bahkan pencapaian-pencapaian yang saya raih dan tampak hebat di mata orang lain justru sesuatu yang tidak pernah saya bayangkan, apalagi untuk direncanakan. Semuanya mengalir mengikuti garis takdir yang tak terduga. 

Dari pengalaman ini saya belajar tentang dua hal. Pertama, dalam perencanaan hidup jangan fokus pada judul, tapi fokuslah pada manfaat. Saya meyakini bahwa judul atau peran kita dalam kehidupan ini adalah takdir, tapi sebesar apa manfaat dari lakon kita dengan peran tersebut adalah pilihan. Menjadi polisi adalah takdir, tetapi menjadi polisi baik atau buruk itu adalah pilihan. Menjadi guru adalah takdir, tapi menjadi guru “killer” atau guru inspiratif adalah pilihan. Saat Anda merencanakan manfaat, itu artinya Anda terbuka dengan peran apa pun yang ditakdirkan untuk Anda. 

Alih-alih merencanakan jadi dokter, insinyur, pengusaha atau presiden, rencanakanlah jadi muzakki yang menyetor zakat satu milyar perbulan atau semacamnya. Dengan begitu, tidak penting judul Anda apa dalam kehidupan, tetapi manfaat apa yang Anda beri dari peran itulah yang akan menciptakan kepuasan dan kebahagiaan. Cara ini juga akan mengakhiri semua penderitaan yang diakibatkan oleh perbedaan antara cita-cita yang ingin anda raih dengan kenyataan yang akhirnya Anda jalani. 

Kedua, saya meyakini bahwa Allah SWT telah melengkapi kita dengan bakat dan potensi sesuai peran yang ditakdirkan untuk dilakoni. Seperti kata baginda Nabi Saw, “Beramallah kalian, karena setiap sesuatu dimudahkan atas apa yang telah diciptakan untuknya…”. Jadi, memang judul atau peran kita dalam hidup ini adalah misteri, tapi kita bisa menduga-duganya melalui pengenalan diri terhadap bakat dan potensi yang kita miliki. Bakat adalah sesuatu yang bagi banyak orang sulit untuk dilakukan, tapi bagi Anda menjadi sesuatu yang mudah. 

Sayangnya, bakat dan potensi terbaik setiap orang tidak muncul sekaligus. Dia tersimpan di dalam kotak pandora yang hanya terbuka setahap demi setahap melalui berbagai tantangan dan keberanian mencoba-coba. Makanya konsep diri setiap orang seharusnya tumbuh dan berkembang (growth mindset) seiring usia dan pengalaman hidup. Itu sebabnya tidak sedikit orang yang justru menemukan potensi terbaiknya setelah benturan atau krisis paling berat yang mereka alami. 

Jadi, bagi saya kehidupan ini persis sebuah perjalanan. Kita perlu membuat perencanaan agar tujuannya jelas, tapi pada saat yang sama kita harus terus fleksibel untuk membuat penyesuaian di tengah jalan. Temukan bakat dan potensi terbaik Anda melalui semangat menerima tantangan, seperti seorang penjelajah yang tidak takut merintis rute baru yang belum ada dalam petanya sama sekali...
Read More ..

Saturday, January 01, 2022

HARI YANG BAIK UNTUK MEMULAI NIAT BAIK

Selamat datang 2022. New year, new hope, new start! 

Biasanya pada hari pertama setiap awal tahun seperti hari ini kita akan menemukan begitu banyak orang di dunia yang menuliskan “niat-niat baik” yang ingin mereka raih di tahun tersebut. Sebagian menyebutnya “resolusi”, ada yang menyebutnya “targets” atau “goals” dan ada juga yang menyebutnya dengan sedikit gaya militer, “mission”. Well, apa pun namanya, statistik yang dirilis Forbes dari hasil penelitian University of Scranton membuktikan bahwa hanya 8% orang setiap tahun yang berhasil mewujudkan resolusinya. Semoga Anda salahsatunya!

 
Bagi Anda yang telah menyusun resolusi tahun 2022 hari ini, tak perlu cemas dengan statistik di atas. Sebab ada begitu banyak penelitian lain yang juga membuktikan bahwa memiliki resolusi atau target tahunan jauh lebih memberikan peluang kesuksesan dibandingkan orang yang tidak memiliki atau tidak menuliskan targetnya sama sekali. So, you are on the right track! Anda hanya perlu meluangkan waktu untuk melakukan evaluasi mengapa resolusi Anda tahun kemarin, dan tahun sebelumnya, serta tahun-tahun sebelumnya lagi tidak tercapai. 

Ada begitu banyak alasan yang kemungkinan menjadi biang kerok mengapa resolusi tahunan Anda selalu gagal. Boleh jadi karena Anda kurang yakin bisa mencapai target tersebut. Atau mungkin juga target Anda kurang greget atau menantang. Atau bisa juga karena target tersebut tidak Anda breakdown menjadi sejumlah tindakan, atau yang lainnya. Apa pun alasannya, Anda perlu memperbaikinya tahun ini. Bacalah buku-buku atau tulisan-tulisan para pakar yang begitu banyak tentang masalah ini, agar Anda tidak mengulang kesalahan yang sama. Yang pasti, jika Anda merencanakan sebuah taget besar atau perubahan besar tahun ini, maka hari ini adalah hari yang baik untuk memulainya. 

Umumnya orang ketika memiliki rencana untuk memulai sebuah kebiasaan positif yang baru, seperti berolah raga, membaca, berlatih, dsb, lalu ditanya kapan akan memulai kebiasaan atau perubahan tersebut, cenderung memilih waktu-waktu tertentu yang memiliki arti penting secara psikologis, seperti hari senin, awal bulan, awal tahun seperti sekarang, atau tanggal penting pribadi seperti ulang tahun, hari jadi pernikahan, dsb. Fenomena ini oleh para ahli disebut “Temporal Landmark”, yaitu waktu-waktu tertentu yang secara psikologis menandakan dimulainya sebuah periode baru. 

Temporal landmark membuat seseorang merasa memulai sesuatu yang baru dan berbeda dengan sebelumnya. Hari senin adalah pananda sebauh pekan yang baru dan memisahkannya dengan berbagai peristiwa pada pekan sebelumnya. Awal bulan (tanggal 1) adalah penanda sebuah bulan yang baru dan berbeda dengan bulan sebelumnya. Begitu juga dengan hari ini, tanggal 1 januari 2022, secara psikologis adalah periode tahun yang benar-benar baru dan seolah-olah tidak memiliki hubungan dengan tanggal 31 Dsemeber 2021 kemarin. Para psikolog menyebutnya Fresh Start Effect atau Morning Effect

Jadi, jika Anda memiliki “niat-niat baik”, hari ini adalah hari yang terbaik untuk memulainya. Jangan takut untuk bermimpi. Tentukan targetnya, jalani prosesnya dan jangan meratapi hasilnya. Hidup ini terlalu berharga untuk diisi dengan gerutu dan pesimisme. Hidup ini terlalu indah untuk dihiasi dengan menyalahkan orang lain atau mengutuk diri sendiri. Nikmati saja setiap tantangan dan gelombang yang datang. Sebab seperti kata guru saya Al-Mukarram Ust. Andi Said Patombongi, “Tidak selamanya kita begini!”.
Read More ..