Sahabat, ada saat dimana roda hidup membawa kita pada sisi terbawah dari kehidupan. Saat segalanya berjalan bertolak belakang dengan semua harapan. Saat impian jauh dari kenyataan. Saat jiwa kita terasa hampa, pikiran kosong, dan ide-ide terpenjara. Saat kita merasa, tak mampu berbuat apa-apa. Itulah saat kita berada di titik nadir…
Terkadang kita cukup yakin, bahkan mungkin sangat yakin bahwa roda hidup pasti berputar. Bahwa hari ini kita berada dalam keterpurukan, dan esok akan lebih baik. Tak ada yang salah dengan keyakinan itu. Tapi tak jarang, keyakinan itu tergerus oleh waktu yang tak kunjung memberikan gilaran. Hingga suatu saat keyakinan itu berganti menjadi keputusasaan, bahwa memang takdir telah menuliskan demikian…
Sahabat, memang tak ada yang salah dengan keyakinan itu. Tapi yang keliru adalah simplifikasi kita terhadap tamsil putaran roda hidup. Terlalu sering kita menyangka bahwa roda takdir kita berputar dengan sendirinya. Hari ini kita di bawah, lalu esok kita di atas, dan esoknya kita di bawah lagi. Logika yang terlalu sederhana…
Sesungguhnya roda hidup ini bergerak oleh energi. Energi besar yang lahir dari kumpulan ikhtiar kita dalam kehidupan. Setiap tetes keringat dari usaha kita adalah energi. Setiap langkah dari ayunan kaki kita adalah energi. Setiap sengal nafas dari kesungguhan kita adalah energi. Setiap Kristal airmata dari kesabaran kita adalah energi. Kumpulan energi dari seluruh ikhtiar itulah yang melahirkan kekuatan pendorong roda kehidupan…
Setelah itu, kita tinggal membuka kuncinya. Kunci itu adalah do’a. Ya, sebab roda takdir kita hanya dapat berputar oleh energi ikhtiar kita bertemu dengan iradah Allah. Maka, tunggulah saat dimana kita beranjak dari titik nadir menuju titik zenith yang diimpikan….
0 comments:
Post a Comment