Aku telah memimpikannya. Engkau telah memimpikannya. Dan mereka juga telah memimpikannya. Ya, mimpi tentang kebun-kebun indah di lahan kehidupan kita masing-masing. Aroma dan simfoni keindahanya pun begitu jelas dan terasa. Tapi, sepertinya ada yang salah. Ya, rasa-rasanya ada yang salah. Sebab tidak semua kebun-kebun itu menumbuhkan tanaman yang seharusnya. Sebagian dari kebun-kebun kehidupan yang kita impikan itu jutru dipenuhi rumput dan semak belukar. Bahkan tak jarang tanaman yang kita impi-impikan justru layu dan akhirnya mati…
Sahabat,
Seperti itulah fakta kehidupan. Telah begitu banyak mimpi-mimpi luar biasa yang telah kita ciptakan. Dan sebnyak itu pulalah mimpi-mimpi yang berhasil kita kuburkan. Telah begitu banyak habit dan bibit karakter yang kita tanam, namun justru habit-habit liar dan karakter-karakter lain yang tumbuh subur dalam kepribadian kita. Ada apa? Apa yang salah dengan semua mimpi-mimpi obsesif dan luar biasa itu? Apa yang keliru dari bibit habit dan karakter yang telah kita mulai tanam itu?
Sahabat,
Seorang tukang kebun bijaksana pernah menasehati. Bahwa sebagian besar tukang kebun yang kurang berhasil itu bukan karena kesalahan mimpinya atau pun kekeliruan dalam memilih bibit-bibitnya. Tetapi karena mereka gagal dalam memeliharanya. Seperti itulah sebagian besar kita dengan mimpi-mimpi luar biasa itu. Kita berpikir, jika bibit mimpi telah ditancapkan maka waktulah yang akan bekerja membesarkannya. Anda salah! Justru setelah kita menanam, pekerjaan yang paling lama dan membutuhkan kesungguhan kita adalah pemeliharaan…
Jika waktu itu ibarat air, dan setiap menit dari waktu kita itu adalah setetes air. Maka berapa teteskah dari air itu yang kita siramkan kepada bibit-bibit mimpi yang kita tanam itu setiap harinya? Disnilah jawabannya, sobat! Sebagian orang yang gagal mewujudkan mimpi-mimpinya itu hanya memberikan setetes dua tetes air dalam sehari. Sementara sebagian besar waktunya yang lain digunakan untuk tidur, bersenda gurau, bermain, ber-face book ria, dan berbuat sia-sia.
Tetapi orang-orang sukses, mereka sungguh berbeda. Sebagian besar tetes-tetes air yang mereka miliki digunakan untuk menyiram seluruh bibit mimpi mereka. Mereka bekerja lebih tekun dari orang biasa. Mereka bekerja lebih keras dari orang biasa. Dan mereka bekerja lebih lama dari orang biasa. Bukan sembarang bekerja, tetapi pekerjaan untuk merawat dan menumbuhkan mimpi mereka.
Sahabat,
Sekarang mari bertanya, jenis tukang kebun yang manakah kita? Ya, jawaban kita itulah yang juga menjawab mengapa mimpi-mimpi sebagian besar kita terwujud atau tertunda. Kita lupa untuk focus merawatnya, kawan! Bahkan seringkali kita lebih suka menggerutu pada rumput dan ilalang yang tumbuh disekitar tanaman mimpi kita. Kita lebih sering marah pada hambatan dan tantangan yang hinggap pada cita-cita kita. Bahkan kita lebih sering kecewa pada kegagalan demi kegagalan yang menghampiri obsesi-obsesi kita. Padahal, seandainya kita mau untuk fokus pada tanaman mimpi itu saja. Menyiraminya dengan tetes-tetas air yang cukup hanya pada tanaman mimpi itu saja, maka dengan sendirinya rumput dan ilalang yang ada disekitanya akan kering dan mati.
Sahabat,
Mungkin kita harus berubah! Mungkin saatnya kita mesti berbenah! Menata ulang setiap detik waktu yang hadir dalam kehidupan kita, agar ia dapat menjadi tetes-tetes air yang dapat menumbuhkan semua mimpi dan obsesi-obsesi kita.
Sahabat,
Kita tidak tahu seberapa luas lagi lahan kehidupan untuk kita. Maka mulailah bekerja sobat! Wakuli’malu fasayarallahu ‘amalakum, wa rasuluhu wal mu’minuun…