Kehidupan kita ini seperti keramaian pasar, yang menyediakan segala yang kita butuhkan dan kita inginkan. Tetapi tidak selamanya kita disini. Ada saatnya pasar dibuka, dan ada waktunya untuk tutup. Setelah pasar dibuka, setiap kita bebas memilih apa saja, sesuai kemampuan kita. Ada yang belanja hanya kebutuhannya, ada pula yang belanja semua keinginannya. Ada yang memilih-milih, ada pula yang hanya menikmati. Ada yang merampok, ada pula yang menipu. Seperti itulah kehidupan kita...
Tapi, terkadang kita lupa, bahwa ada waktunya pasar harus tutup dan kita (meski mampu) tidak dapat lagi membeli apa-apa. Terlalu banyak waktu yang kita gunakan untuk “menikmati” keramaiannya. Berlalu meninggalkan sesuatu yang seharusnya kita miliki. Hingga waktu untuk kita benar-benar habis, barulah kita menyadari, bahwa kebutuhan kita di dunia ini sungguh banyak dan bekal kita dikehidupan selanjutnya benar-benar kosong.
Sahabat,
Jangan terjebak oleh kehidupan beserta euforianya. Jangan tertipu oleh keramaian dan warna-warninya. Milikilah tujuan, agar hidup ini tak sia-sia. Jika engkau memiliki tujuan, seberapapun luas dan ramainya pasar kehidupan, kau hanya perlu mencari di tempat yang kau butuhkan. Kita tak perlu menelusuri setiap jengkal sisinya dan menghabiskan sebgian besar dari usia kita pada kesia-sian.
Sahabat,
Persoalan terbesar sebagian besar kita (termasuk saya) adalah karena kita belum mampu mendefenisikan tujuan hidup kita dengan jelas, tegas dan tuntas. Kita punya tujuan, tapi abu-abu, samar dan tidak obsesif. Ibarat barang yang ingin kita beli di pasar, speknya tidak jelas. Sehingga selalu hadir banyak pilihan yang membuat kita kebingungan.
Ah, sahabat,
Jangan fikir persoalan ini juga sudah tuntas buat saya, sama sekali belum. Karena sama-sama belum tuntas itulah maka saya mengajak anda untuk memulainya. Memulai menuntaskan defenisi tujuan hidup kita. Setelah itu kita perlu belajar untuk fokus, memulai rencana dan meraihnya setahap demi setahap. Semoga Allah memudahkan langkah kita.
Amiinn...