sahabat pergi,
dan tak kan pernah kembali..."
- Penggalan lagu Iwan Fals
Bait lagu yang rasanya sedang mewakili perasaanku saat ini. Hanya dalam sepekan, 3 berita kematian orang-orang yang kuanggap sahabat beruntun hadir di inbox ponsel dan media sosial. Yaa Allah.. rasanya, kematian itu begitu dekat.. setiap hari semakin mendekat...
Sahabat,
terkadang hiruk pikuk dunia yang begitu bising, membuat kita -setidaknya saya- sering lupa akan limit kehidupan. Angan-angan yang sangat panjang tak jarang membuat kita tertipu, seolah-olah limit hidup ini matematis. Padahal usia kita, sunggu misteri yang tak ada rumusnya. Jika Allah menghendaki, maka segala sesuatunya dapat terjadi...
Sahabat,
Mungkin karena dunia ini terlalu bising. Mungkin diperlukan keheningan, sejenak, agar ingatan-ingatan tentang limit hidup dan tempat kembali yang masih misteri bagi kita dapat terekam kembali. Terekam menjadi sebuah kesadaran bawah sadar, yang menuntun untuk hidup lebih bijak. Tak perlu sikut-sikut, apalagi memakan hak orang lain. Toh, limit hidup saat yang sama adalah limit rezki kita...
Indah nian, jika kesadaran limit kehidupan ini menjadi kesadaran bawah sadar kita. Meyakini bahwa takaran rezki kita telah diatur. Apakah kita memilih cara yang benar atau cara yang salah untuk meraihnya tetap saja takarannya segitu-gitu, tidak akan nambah atau berkurang. Lalu mengapa harus mati-matian menjemput rezki dengan cara yag salah?
Subhanallah... indah nian kesadaran seperti ini...
Read More ..
Mungkin karena dunia ini terlalu bising. Mungkin diperlukan keheningan, sejenak, agar ingatan-ingatan tentang limit hidup dan tempat kembali yang masih misteri bagi kita dapat terekam kembali. Terekam menjadi sebuah kesadaran bawah sadar, yang menuntun untuk hidup lebih bijak. Tak perlu sikut-sikut, apalagi memakan hak orang lain. Toh, limit hidup saat yang sama adalah limit rezki kita...
Indah nian, jika kesadaran limit kehidupan ini menjadi kesadaran bawah sadar kita. Meyakini bahwa takaran rezki kita telah diatur. Apakah kita memilih cara yang benar atau cara yang salah untuk meraihnya tetap saja takarannya segitu-gitu, tidak akan nambah atau berkurang. Lalu mengapa harus mati-matian menjemput rezki dengan cara yag salah?
Subhanallah... indah nian kesadaran seperti ini...