Jika ada satu pertanyaan yang jawabannya paling misterius dalam kehidupan seseorang, mungkin salahsatunya adalah pertanyaan ini: “Ingin jadi apa?”. Bagi sebagian orang, jawaban atas pertanyaan ini selalu berubah seiring dengan bertambahnya usia dan berkembangnya zaman. Waktu saya masih kecil, rasanya jawaban untuk pertanyaan “ingin jadi apa?” terlalu sedikit opsinya. Kalau bukan dokter, ya pilot, insinyur, polisi atau guru. Tapi sekarang, anak-anak ingin menjadi apa sudah sangat banyak pilihannya. Bahkan sebagiannya cita-cita yang terasa aneh bagi generasi saya.
Ketika masih kecil, menjawab pertanyaan seperti ini pastinya tak terlalu sulit. Tetapi ketika sudah dewasa, tunggu dulu! Ini pertanyaan tak pernah benar-benar mudah untuk dijawab. Paling tidak, orang dewasa membutuhkan waktu beberapa saat untuk berpikir tentang apa yang benar-benar ingin mereka raih dalam hidupnya. Meskipun mereka telah melakoni sebuah profesi, belum tentu profesi itu benar-benar sesuatu yang diimpikannya. Dan di sinilah letak rumitnya. Karena ternyata keinginan untuk menjadi apa dan pada akhirnya melakoni hidup sebagai apa adalah ruang ketidakpastian yang terlalu sulit untuk ditebak.
Inilah yang membuat berbagai metode perencanaan hidup (life planning) secanggih apapun sering kali tidak berguna. Setidaknya menurut pengalaman saya. Sejak masih mahasiswa, saya telah memiliki jurnal life planning yang keren, hasil bacaan buku-buku pengembangan diri yang sedang populer kala itu. Tapi semakin hari, rasanya apa yang saya rencanakan dan apa yang saya lakoni dalam kehidupan nyata semakin jauh jaraknya. Bahkan pencapaian-pencapaian yang saya raih dan tampak hebat di mata orang lain justru sesuatu yang tidak pernah saya bayangkan, apalagi untuk direncanakan. Semuanya mengalir mengikuti garis takdir yang tak terduga.
Dari pengalaman ini saya belajar tentang dua hal. Pertama, dalam perencanaan hidup jangan fokus pada judul, tapi fokuslah pada manfaat. Saya meyakini bahwa judul atau peran kita dalam kehidupan ini adalah takdir, tapi sebesar apa manfaat dari lakon kita dengan peran tersebut adalah pilihan. Menjadi polisi adalah takdir, tetapi menjadi polisi baik atau buruk itu adalah pilihan. Menjadi guru adalah takdir, tapi menjadi guru “killer” atau guru inspiratif adalah pilihan. Saat Anda merencanakan manfaat, itu artinya Anda terbuka dengan peran apa pun yang ditakdirkan untuk Anda.
Alih-alih merencanakan jadi dokter, insinyur, pengusaha atau presiden, rencanakanlah jadi muzakki yang menyetor zakat satu milyar perbulan atau semacamnya. Dengan begitu, tidak penting judul Anda apa dalam kehidupan, tetapi manfaat apa yang Anda beri dari peran itulah yang akan menciptakan kepuasan dan kebahagiaan. Cara ini juga akan mengakhiri semua penderitaan yang diakibatkan oleh perbedaan antara cita-cita yang ingin anda raih dengan kenyataan yang akhirnya Anda jalani.
Kedua, saya meyakini bahwa Allah SWT telah melengkapi kita dengan bakat dan potensi sesuai peran yang ditakdirkan untuk dilakoni. Seperti kata baginda Nabi Saw, “Beramallah kalian, karena setiap sesuatu dimudahkan atas apa yang telah diciptakan untuknya…”. Jadi, memang judul atau peran kita dalam hidup ini adalah misteri, tapi kita bisa menduga-duganya melalui pengenalan diri terhadap bakat dan potensi yang kita miliki. Bakat adalah sesuatu yang bagi banyak orang sulit untuk dilakukan, tapi bagi Anda menjadi sesuatu yang mudah.
Sayangnya, bakat dan potensi terbaik setiap orang tidak muncul sekaligus. Dia tersimpan di dalam kotak pandora yang hanya terbuka setahap demi setahap melalui berbagai tantangan dan keberanian mencoba-coba. Makanya konsep diri setiap orang seharusnya tumbuh dan berkembang (growth mindset) seiring usia dan pengalaman hidup. Itu sebabnya tidak sedikit orang yang justru menemukan potensi terbaiknya setelah benturan atau krisis paling berat yang mereka alami.
Jadi, bagi saya kehidupan ini persis sebuah perjalanan. Kita perlu membuat perencanaan agar tujuannya jelas, tapi pada saat yang sama kita harus terus fleksibel untuk membuat penyesuaian di tengah jalan. Temukan bakat dan potensi terbaik Anda melalui semangat menerima tantangan, seperti seorang penjelajah yang tidak takut merintis rute baru yang belum ada dalam petanya sama sekali...
Read More ..