Obsesi itulah yang memberikan kekuatan pada kata. Obsesi itu pulalah yang memberi energi pada setiap ide. Sebab obsesi itulah yang memberi daya dan kekuatan pada hidup seseorang. Mungkin itulah sebabnya, petuah-petuah sebagian besar guru yang mengajari kita tentang banyak hal di dunia pendidikan hanya sampai difikiran kita, dan jarang sekali yang mampu membakar jiwa kita. Sebab ide-ide dan gagasan yang meluncur dari mulut mereka sebatas ilmu dan pengetahuan yang jauh dari energi obsesi. Hanya sekedar formalitas kata yang lahir dari pengetahuan dan bukan dari keyakinan yang dalam.
Marilah meneliti kembali hari-hari kita, siapa sajakah orang-orang yang telah memberikan pengaruh kuat dalam kehidupan kita itu. Jujur, bagiku mereka yang mempengaruhi dan membentuk sebagian besar pandanganku tentang hidup ini adalah orang-orang yang obsesif. Orang-orang yang memiliki pemikiran obsesif. Orang-orang yang memiliki kata-kata obsesif. Orang-orang menampilkan setiap sisi hidup mereka dengan sikap dan perilaku yang obsesif.
Dan dengan membaca sejarah pula kita akan menemukan kenyataan bahwa para pengukir-pengukir sejarah itu selalu orang-orang yang obsesif. Mereka dikenal karena karyanya. Akan tetapi karya-karya besar mereka itu diawali dengan obsesi. Dunia mengenal para pahlawan Islam karena obsesi kejayaan mereka. Dunia mengenal Al-Banna karena obsesi peradabannya. Dunia mengenal Gajah Mada karena obsesi nusantaranya. Dunia mengenal Bung Karno karena obsesi revolusinya. Dunia mengenal Ghandi karena obsesi kesederhanaanya. Dan setiap pahlawan di muka bumi ini dikenang karena satu obsesi mereka.
Maka sejenak mari bertanya pada diri-diri kita. Apakah kata-kata kita itu telah menggedor-gedor semangat orang yang mendengarnya? Apakah ide-ide kita itu telah membakar jiwa-jiwa mereka yang membacanya? Apakah untaian nasihat kita itu telah menundukkan kesombongan logika para penyimaknya? Apakah motivasi kita itu mampu mencengkram kuat kehendak setiap orang yang merasainya, lalu memberikan energi besar untuk meledakkan potensi kemanusiaannya yang luar biasa? Tak ada salahnya kita bertanya…
Dan jika ternyata sebagian besar jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan itu adalah kata TIDAK, maka kita perlu curiga pada diri kita. Jangan-jangan kita ini hanyalah orang-orang hidup yang tak pernah memiliki obsesi. Ataukah kita telah memiliki obsesi tapi obsesi itu masih terlalu rendah untuk menjadi energi hidup yang tak ada batasnya. Atau jangan-jangan kita termasuk para pemimpi orang yang salah kaprah tentang obsesi. Kita mengira mimpi-mimpi kita itulah obsesi. Padahal mimpi adanya di alam dikepala, sementara obsesi itu telah berbentuk di alam jiwa.