Begitu pun di bulan suci ini, untuk sukses ramadhan kita harus membuat perencanaan. Jangan sampai visi ramadhan yang telah kita buat ternyata gagal total, seperti kata orang bijak, “Gagal merencanakan sama dengan merencanakan kegagalan”. Mengapa harus direncanakan? Sebab momentum ramadhan tidak berlangsung sepanjang tahun, melainkan hanya 30 hari. Dengan waktu yang terbatas ini, dibutuhkan perencanaan yang matang agar semua target-target ramadhan kita dapat terealisasi.
Bulan ramadhan adalah bulan ibadah. Mereka yang mendapatkan pengampunan dosa-dosa dari Allah SWT hanyalah mereka yang bersungguh-sungguh menghiasi bulan suci ramadhan dengan ibadah. Mereka yang menjadikan setiap aktivitasnya sebagai ibadah, bukan hanya shalat, tilawah atau pun bekerja. Tetapi bahkan tidurnya pun bernilai ibadah. Untuk melaksanakan itu semua, kata kuncinya adalah “menyusun sebuah rencana”, seperti kata Agen Spesial Oso. Hehehehe...
Jadi apa saja yang perlu direncanakan?
Pertama, rencanakan target. Ini penting sebagai indikator keberhasilan kita mengisi bulan suci. Rencanakan berapa kali kita khatam Al-Qur’an. Berapa kali qiyamullail dan dhuha. Berapa buku yang ingin diselesaikan. Berapa surah yang ingin dihafal, dsb. Bukan banyaknya jumlah target yang menentukan nilainya tapi konsistensi kita untuk meraih target-target tersebut sepanjang bulan ramadhan.
Kedua, atur strategi. Merealisasikan target membutuhkan perencanaan strategi yang baik. Salah sedikit, semua target malah bisa berantakan semua. Misalnya, kelalaian dalam mengatur kualitas makanan dapat mempengaruhi kekuatan fisik, dan berpotensi merusak semua target-target ramadhan. Oleh karena itu, semakin baik perencanaan startegis kita dalam mengatur setiap aspek di bulan ramadhan akan semakin mendukung pencapaian target-target kita di bulan suci ini.
Beberapa hal yang perlu diatur antara lain:
Waktu. Aturlah waktu-waktu istirahat dan waktu-waktu beribadah anda agar seimbang. Berlebihan dalam waktu ibadah, seperti Qiyamullail, dapat membuat kita kelelahan di siang harinya, sehingga waktu-waktu untuk tilawah Qur’an dan membaca buku menjadi berkurang. Sebaiknya waktu tidur, waktu tilawah, waktu shalat dan waktu membaca diatur, sehingga semuanya dapat dilakasanakan dengan maksimal.
Makan dan minum. Sebaiknya jumlah asupan makanan dan minuman kita juga diatur. Biasanya sebagian besar kita berlebihan ketika berbuka puasa, akibatnya kita kekenyangan dan tidak bisa berkonsentrasi untuk ibadah malam. Begitu pula ketika sahur, sangat penting memperhatikan kandungan makanan yang kita makan. Kekuatan kita menjalani puasa tidak bergantung pada banyaknya makanan sahur kita tapi terpenuhinya kandungan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh pada siang harinya.
Bahan bacaan. Sebaiknya kita sudah menentukan jenis buku yang ingin kita kaji secara mendalam selama ramadhan. Misalnya buku Ilmu Aqidah, ilmu Fikih atau Sirah. Sebaiknya di bulan suci ini kita memfokuskan diri untuk mengkaji secara mendalam satu atau dua tema saja. Misalnya Aqidah dan Fikih, atau Ulumul Qur’an dan Hadits.
Well, sobat... itulah kira-kira beberapa catatan penting dari saya untuk membuat perencanaan selama bulan Ramadhan ini. Seperti kata Agen Spesial Oso, “itu bagian dari rencana!”