Sunday, December 31, 2017

ISTANBUL 360*

#TurkeyTripSeries

Day 5 (Last Day)

This is it!
The last day at Istanbul. Sedih sekali harus meninggalkan kota yang sangat indah ini. Tapi, kami harus pulang. Sebab kami bukan Bang Thoyib yang tak pulang-pulang dan tak pasti kapan ia datang. Sebenarnya kami sempat berniat menunda kepulangan satu hari, demi mengikuti pertemuan akbar rakyat Turki dengan Presiden Erdogan yang bertajuk DEMOKRASI VE SEHiTLER MiTiNGi hari ini pukul 17.00 di Yenikapi Meydani, Istanbul. Menurut teman kami di Istanbul, pertemuan akbar ini akan dihadiri oleh 3 juta rakyat Turki. WOW! Kami sungguh ingin merasakan atmosfernya. Tapi sayang, agenda di tanah air juga tak kalah penting dan mendesaknya.

Pagi-pagi kami sibuk mengepak barang-barang untuk dibawa pulang. Di luar dugaan, ternyata tak satu pun dari kami bertiga yang travelbag-nya beranak, alias nambah. Sebuah pertanda, kami ternyata cukup "irit" selama di Istanbul ini. Mungkin karena itulah Grand Bazaar dan Fatih Caddesi tampak kecewa saat kami tinggalkan kemarin. Maklum, kurs Rupiah dan Turkish Lira tergolong cukup tinggi, hampir setengah nilai USD. Jadi, sangat bisa difahami mengapa travelbag kami tetap jomblo menjelang pulang ke tanah air.


Sebelum pulang, masih ada satu destinasi lagi yang wajib kami datangi, menyaksikan Kota Istanbul 360* dari ketinggian Galata Tower. Galata Tower adalah salah satu icon kota Istanbul. Posisinya yang berada di ketinggian dan selalu terlihat mencolok di kawasan kompleks kota tua dan selat Bosphorus membuat menara ini selalu melahirkan rasa penasaran bagai siapa saja yang mengunjungi Istanbul. Belum lagi jika berbicara soal sejarah, bangunan abad pertengahan ini telah menjadi saksi bisu berbagai peristiwa heroik yang terjadi sejak kota ini masih bernama Constantinople hingga berubah nama menjadi Istanbul.

Sekitar pukul sembilan pagi, kami sudah sampai di kompleks Galata Tower. Di halamannya yang cukup luas telah banyak pengunjung dari berbagai negara mengabadikan momen mereka di bawah naungan Galata Tower. Sebagiannya asik menikmati minuman di meja-meja cafe yang tertata rapi di halaman menara tersebut. Setelah foto-foto, kami harus ikut mengantri untuk naik ke bagian atas menara. Antriannya cukup panjang, hingga ke bagian luar lantai dasar menara. Tapi karena sudah super penasaran ingin menikmati pemdangan kota Istanbul dari ketinggian menara ini, kami pun dengan penuh kesabaran ikut mengantri.

Untuk naik ke bagian puncak menara, pengunjung bisa menggunakan lift. Dan jika mau, bisa juga menggunakan tangga. Tapi sangat jarang pengunjung yang menggunakan tangga, maklum, menara ini tingginya 66 meter, butuh energi ekstra untuk sampai ke puncak. Setelah melewati antrian dan membayar tiket TL 25 per orang, kami pun naik ke puncak menara menggunakan lift yang hanya muat sekitar enam orang. Keluar dari lift, di lantai paling tinggi menara tersebut terdapat sebuah cafe dan resto. Pengunjungnya penuh. Untuk menyaksikan Istanbul 360* kami masih harus naik tangga lagi sekitar tiga meter di bagian pengintai bagian luar puncak menara.

Tak ada kata yang dapat menggambarkan keindahan pemandangan dari ketinggian menara ini selain TAKJUB. Luar biasa indah. Saya membayangkan bagaimana menara bersejarah ini telah menyaksikan seluruh kejadian-kejadian penting pada era penuh pergolakan di tanah ini. Menara ini juga menjadi saksi bagaimana kapal-kapal Sultan Muhammad Al-Fatih diseberangkan lewat bukit dari selat Bosphorus menuju Golden Horn pada tengah malam. Juga menjadi saksi yang teramat dekat bagaimana meriam-meriam pasukan Al-Fatih merobohkan sisi benteng terlemah Konstantinopel di sepanjang Golden Horn. Serta menjadi saksi pembebasan Konstantinopel oleh pemimpin perang terbaik di zamanya, Sultan Muhammad Al-Fatih.

Dari menara ini, keindahan kompleks kota tua dengan bangunan-bangunan bersejarahnya tampak begitu megah. Air biru selat Bosphorus dan Golden Horn yang mengapitnya seolah menjadi energi yang menghipnotis siapa saja yang menyaksikannya tenggelam dalam kekaguman. Dari kejauhan terlihat laut Marmara yang begitu sibuk dengan kapal-kapal kargo yang berseliweran. Kontur tanah Istanbul yang berbukit-bukit membuat sebagian besar bangunan-bangunan yang berdiri di atasnya tampak tersusun rapih dan padat. Dan menara serta kubah-kubah masjid yang menjulang dengan bentuk khas di tengah kepadatan tersebut membuat kita tersadar bahwa inilah Istanbul. Kota Dunia. Pintu gerbang Eropa dan Asia. Kunci Laut Marmara dan Laut Hitam.

Rasanya ingin berlama-lama di atas sini. Tapi, pengunjung yang datang semakin banyak. Kami harus berbagi kesempatan dengan mereka. Setelah puas mendokumentasikan foto dan video pemandangan dari puncak Galata Tower, kami segera turun dan meninggalkan kawasan menara dengan penuh decak kagum. Saran saya, jika Anda punya kesempatan ke Istanbul, selain tiga bagunan bersejarah di kompleks kota tua, usahakanlah Anda menyaksikan pemandangan indah dari puncak menara ini. Dijamin, Anda tidak akan menyesal. Letaknya juga sangat mudah dijangkau dan dekat dengan semua destinasi wisata di Kota Istanbul.

Sebelum menuju Ataturk International Airport, kawan saya masih harus menuntaskan sedikit urusan bisnisnya di kawasan Esenyurt, lebih dalam ke bagian Eropa Kota Istanbul. Perjalanan ke Esenyurt lumayan lama, sekitar satu jam. Sepanjang perjalanan kita dapat menyaksikan bagaimana pemerintah kota setempat mampu menyulap Istanbul menjadi kota hijau dengan banyaknya taman-taman asri yang luas dan rindang, juga Ruang Terbuka Hijau dalam berbagai bentuk seperti Vertikal Garden, Roof Garden dan jalur hijau sepanjang jalan raya. Kota yang sungguh nyaman.

Setelah semua urusan selesai, kami segera menuju airport. Agak panik juga, soalnya waktu keberangkatan semakin kasip. Dan di luar perhitungan kami, ternyata pintu masuk ke airport agak padat merayap karena ketatnya pemeriksaan kendaraan pasca ledakan bom beberapa waktu yang lalu. Setelah selesai check-in, masalah baru datang lagi. Antrian di bagian imigrasi saaaaaangat panjang. Antara harap dan cemas, Alhamdulillah kami pun bisa melewati antrian tepat waktu. Untungnya lagi, pesawat Qatar Airlines yang kami tumpangi delay sekitar 30 menit. Dan akhirnya, kami meninggalkan kota penuh keindahan ini dengan satu komitmen: We'll Be Back, Soon!!!

The End

0 comments:

Post a Comment