Thursday, February 13, 2014

HARI-HARI CINTA

Sudah hampir dua pekan tidak masuk kantor. Sampai-sampai kemarin teman wartawan sempat nelfon, katanya nama saya akan dimasukkan kelompok Anggota Dewan termalas bulan ini. Yah, seperti biasa... pasrah saja kalo soal itu... Hampir dua pekan ini saya mendapat ujian kesabaran dari Yang Di Atas. Awalnya si Misyal yang sakit demam tinggi, kemudian disusul Kakak Ziyadah dan adik Qaireen bersamaan dua hari kemudian. Saya sendirian merawat dan menangani anak-anak yang pada sakit. Ummi mereka juga sedang tak sehat benar, lagi hamil muda pula.


Belum sempat melihat anak-anak baikan, besoknya adik saya yang laki juga jatuh sakit, gejala tipes. Demam tinggi dan muntah-muntah. Dokter sarankan Opname minimal 3 hari. Duh, Gusti... ingin menangis rasanya. Tapi, tentu saja menangis tak membantu menyelesaikan apa-apa. Segera saya berinisiatif membawa Ummi dan anak-anak yang masih pada demam ke rumah Nenenknya di Pangkep. Nitip dulu sementara, mustahil saya bisa menjaga mereka sekaligus. Berharap mudah-mudahan selusin obat-obatan dari dokter dapat meyembuhkan mereka.

Setelah mengantar anak-anak, besoknya giliran saya yang sakit. Drop! hampir 3 malam kurang tidur. Demam tinggi, mual-mual dan sakit kepala. Tapi saya memilih tidak ke dokter. Pengalaman saya, kalau sakit begini pasti diopname beberapa hari. Kalau opname, siapa yang jaga? dan adik saya juga tidak ada yang menjaga. Saya lalu bertaruh, tidak ke dokter dan hanya akan mengkonsumsi obat-obatan tradisional di rumah.

Untung ada Deng Jafar, sodara, sahabat dan rekan seperjuangan. Beliau dan istrinya tak bosan membawakan obat-obatan tradisional. Hari pertama demam tinggi saya hanya minum air perahan dari buah Labu Air pemberian Deng Jafar. Hasilnya Tok Cer! Demam saya turun hari itu juga. Tapi kepala saya masih sakit. Hari kedua, mulai minum macam-macam herbal. Jahe merah, buah sawo, kasumba turate, hingga air sakti VO2 dari Ustadz Umar Qasim, Juragan Kambing dan Herbal. Hari ketiga, kondisi saya mulai membaik, tinggal memulihkan tenaga yang rasanya hilang selama sakit.

Lalu, ada telfon dari Ummi di Pangkep, katanya Qaireen demam tinggi lagi. Masya Allah.. Gusti, ampuni hamba dan keluarga hamba... Saya minta tolong adik-adik di PKS buat jemput anak-anak di Pangkep. Hari itu juga Qaireen dibawa ke klinik dokter. Besoknya Kakak Ziyadah yang sudah dua hari keadaanya membaik, juga demam lagi. Dokter sempat curiga Ziayadah terserang DB. Malam itu juga periksa darah, dan alhamdulillah negatif. Biar beban saya terbagi, Qaireen dan Ummi saya ttitip di Pangkep, sementara Ziyadah dan Misyal saya rawat di rumah. Dan, seperti inilah hari ini. Saya masih harus istirahat sambil merawat anak-anak hingga benar-benar sembuh...

Well, selain kewajiban kantor yang tidak dijalankan, saya juga harus melewatkan dua pekan agenda sosialisasi bersama tim di Dapil. Dan juga tak sempat menghadiri pelantikan Kak Amru Saher sebagai Wakil Bupati Luwu, tanggal 15 Februari besok. Mungkin, memang sudah waktunya saya harus beristirahat sejenak... untuk keluarga yang terlalu sering saya tinggalkan...Memberikan mereka hari-hari penuh cinta...

0 comments:

Post a Comment