Hari ini, tepat empat belas tahun yang lalu, saya memutuskan untuk mencintaimu. Mengucapkan janji di hadapan walimu untuk menjagamu selamanya. Janji yang kokoh, mitsaqan ghaliza. Mengambil alih tanggungjawab orang tuamu atasmu untuk ku pikul, seberat apa pun itu. Tanggungjawab yang ku terima dengan sadar, bahwa akulah yang akan menerima semua akibat dari ketidak-taatanmu kepada Allah SWT andai aku tak melakukan tugasku sebagai qawwam.
Empatbelas tahun bukanlah waktu yang singkat. Didalamnya telah kau hadirkan dua pasang malaikat kecil yang menjadi penyejuk mata dan cahaya kegembiraan dalam rumah kita. Meski ku tahu, sejak melahirkan mereka hingga membesarkan dan mendidik mereka kau harus menukarnya dengan semua kesenangan dirimu. Aku tahu itu. Meskipun kau tak pernah cerita betapa beratnya tugas itu. Tapi semua terbaca dari lelahnya wajahmu dan redupnya cahaya matamu setiap kali aku pulang kerja, saat matahari sudah tenggelam.
Kumaklumi seluruh keadaanmu itu apa adanya. Dan karena itu aku tak ingin menambah bebanmu dengan membagi beratnya beban yang ku pikul di luar sana setiap kali meninggalkan rumah untuk mencari rezki buat kalian. Tekanan hidup yang kuhadapi dalam pekerjaan, kutelan untuk diriku sendiri. Semakin sedikit yang kau ketahui, semakin ringan sedikit bebanmu dalam menunaikan tugas sebagai istri dan ibu dari malaikat-malaikat kecil yang selalu ingin kita bahagiakan.
Kita sudah sampai di sini. Di titik ini. Banyak tawa yang kita lalui. Tapi tak sedikit tangis yang kita sembunyikan. Aku tahu bagaimana beratnya kau berjuang meredam ego mu, dan menahan amarah yang setiap saat bisa meledak menjadi konflik. Seperti diriku yang terus menerus belajar bagaimana menjadi imam yang baik, mengambil tanggungjawab atas hidupmu dan masa depan para malaikat kecil kita.
Aku hanya ingin membahagiakanmu. Melihatmu lebih banyak tertawa di sisa usia kita yang entah sampai berapa lama. Sambil terus berdo'a semoga kita sekeluarga, bisa dikumpulkan lagi di Syurga-Nya kelak bersama-sama. Meski ku tahu itu tak mudah. Tetapi inilah cita-citaku. Semoga cita-cita kita sama. Agar kaki kita bisa melangkah dan saling menopang. Agar hati kita semakin tegar dan saling menguatkan. Agar selalu ada cinta dalam rumah kita yang menjaga asa untuk tetap memperjuangkan sesuatu yang istimewa. Syurga!
0 comments:
Post a Comment