Sahabat, bagi hampir semua orang kekalahan adalah sesuatu yang menyakitkan, termasuk kita mungkin. Biasanya hanya orang-orang yang sejak awalnya sudah kalah sajalah yang tidak ambil pusing dengan kekalahan. Orang-orang yang berjuang dengan setengah-setengah, dan telah mengibarkan bendera putih jauh sebelum peperangan di mulai. Tapi bagi mereka yang total, yang memutuskan untuk berjuang sampai tetes darah penghabisan, kekalahan menjadi sebuah cerita sunyi yang menyakitkan.
Sahabat, sakit saat menghadapi kekalahan adalah persitiwa manusiawi. Sangat manusiawi. Tetapi bagaimana memaknai dan menyikapi kekalahan itulah yang membedakan seorang pahlawan dan pecundang.
Para pahlawan memaknai kekalahan sebagai bagian kecil dari sebuah pertarungan. Kekalahan hayalah anak-anak tangga dari sebuah tujuan raksasa yang disebut kesuksesan. Bagi mereka kekalahan adalah bunga-bunga perjuangan. Oleh karena itu sikap mereka menghadapi kekalahan tak pernah berlebihan. Mungkin ketika peristiwa kekalahan itu datang mereka sempat terpuruk, sejenak, seperti gemetarnya tubuh sesorang oleh sengatan listrik berdaya rendah. Lalu kemudian mereka tersadar dan bekerja kembali menuntaskan apa yang telah mereka mulai…
Tapi bagi para pecundang, kekalahan adalah akhir segalanya. Kekalahan adalah aib hidup yang begitu membebani. Oleh karena itu sikap mereka menghadapi kekalahan begitu berlebihan. Ada penyesalan. Ada dendam. Ada kebencian. Bahkan sumpah serapah kepada dunia dan seisinya, bahkan juga Tuhan…
Sahabat, satu sisi dari kekalahan harus kita maknai. Tapi sisi yang lain harus kita nikmati. Seperti seorang Edmund Hillary ketika gagal menaklukkan Mount Everest, gunung tertinggi di dunia. Edmund turun ke kaki gunung dengan tersenyum. Sambil menikmati secangkir kopi panas, Edmund menatap Mount Everest hingga ke puncaknya yang tak pernah kelihatan dari bumi. Mengagumi seluruh sisi dari gunung yang telah mengalahkannya hari ini. Lalu dia berjanji dengan mesra kepada Mount Everest: “Suatu saat, aku pasti menaklukkanmu!”. Pada tanggal 25 Mei 1953, Edmund Percival Hillary menjadi manusia pertama yang menaklukkan Mount Everest, puncak tertinggi pegunungan Himalaya. Itulah hasil dari kekalahan yang dinikmati.
Sahabat, mari menikmati kekalahan…
0 comments:
Post a Comment