Thursday, October 23, 2008

SELALU ADA JALAN

Sangat inspiratif!
Itulah yang muncul dalam pikiranku ketika menyaksikan ilustrasi hidup seorang Wahid Isnandar, pendiri Jamu Dayang Sumbi, di Trans TV pagi ini. Isnanadar cilik adalah anak yang dipilih oleh Eyangnya untuk mewarisi ilmu pengobatan tradisionalnya di daerah Mojokerto. Akan tetapi, Isnandar muda lebih memilih menjadi seorang tentara hingga menikah.


Sahabat, dari sinilah kisah inspiratif itu dimulai…
Ketika anak Isnandar genap 5 orang, dan putri sulungnya telah mencapai umur 17 tahun, cobaan-cobaan berat pun datang menghampiri secara beruntun. Putri sulungnya tiba-tiba lumpuh. Tidak lama berselang anak lelaki tertuanya terserang ashma akut. Belum sempat memberikan pengobatan putri keduanya menderita kanker stadium tiga. Terakhir istrinya menderita komplikasi penyakit yang berat. Sebuah cobaan yang berat. Gajinya sebagai tentara tidak mampu menutupi kebutuhan pengobatan keluarganya. Bahkan untuk makan sehari saja sangat sulit.

Tetapi itulah takdir… Takdir hidup yang sudah digariskan oleh Yang Kuasa. Namun bukan takdir itulah yang harus disesali. Tetapi jalan untuk keluar dari himpitan itu yang harus dicari. Ya…jalan itu harus dicari. Isnandar telah dihadapkan pada sebuah momentum. Momentum untuk mengambil pilihan-pilihan sulit. Apakah harus tetap bertahan sebagai tentara dan membiarkan himpitan-himpitan hidup terus berlanjut seperti biasa. Ataukah Allah dengan kasih-Nya telah memberikan jalan-jalan yang lain?

Ternyata Isnandar memilih jalan lain. Ia memutuskan untuk mengobati sendiri seluruh keluarganya dengan ilmu pengobatan yang diwariskan sang Eyang kepadanya. Dimana ada kemauan, disitu ada jalan. Ternyata obat racikan Isnandar sangat manjur. Dalam waktu yang tidak terlalu lama seluruh anggota keluarga Isnandar telah sembuh dari penyakitnya.

Kabar pun tersiar, berita pun tersebar. Isnandar mulai dikenal sebagai peracik jamu yang hebat.
Bergantian orang datang ke rumahnya untuk berobat atau sekedar konsultasi. Jalan lain telah terbuka, dan keputusan pun telah diambil. Isnandar memutuskan untuk berhenti dari ketentaraan dan mendirikan sebuah industri jamu. Berbagai penghargaan nasional dan internasional telah berhasil diraihnya…

Sahabat,
Perhatikanlah bagaimana cara Allah menunjukkan jalan-jalan kesuksesan kepada hamba-Nya. Jalan itu tidak muncul secara tiba-tiba. Terkadang begitu lama, bahkan mungkin sangat lama. Kemunculannya pun tidak mudah. Isnandar telah melaluinya dengan cobaan derita yang teramat mendera. Keluar masuk pegadaian untuk menggadaikan harta benda yang tak seberapa. Air mata pun menjadi teman yang biasa..

Sahabat, sepertinya jalan-jalan kesuksesan itu ada rumusnya, setidaknya menurut saya…

Rumus pertama, jalan kesuksesan terbuka bagi hamba-hamba yang memutuskan untuk merendah di hadapan Allah. Berderai air mata dalam khusyuk munjatnya. Mengharu biru dalam sujud panjangnya. Menyadari kelemahan diri dan meyakini keagungan-Nya …

Rumus yang kedua, optimisme. Keyakinan yang kuat bahwa dalam setiap persitiwa pasti ada hikmahnya. Keyakinan bahwa dalam setiap permulaan pasti ada akhirnya. Keyakinan bahwa dalam setiap ujian pasti ada manfaatnya. Keyakinan bahwa setelah gelap akan datang saat terangnya. Keyakinan bahwa setelah masa sulit akan datang masa lapangnya. Keyakinan bahwa dalam setiap kerumitan pasti ada jalan. Keyakinan bahwa, badai pasti berlalu…

Rumus yang ketiga, pantang menyerah. Sesungguhnya kegigihan itulah yang semakin medekatkan kita pada tujuan akhir sebuah ikhtiar. Tak peduli berapa lama kita akan sampai. Kita hanya perlu meyakini bahwa untuk bisa sampai hanya dengan mengobarkan semangat pantang menyerah. Di saat panas… di saat dingin…disaat terik…disaat hujan…disaat ramai…dan disaat sendiri…

Rumus yang keempat, kesabaran. Ya…karena untuk menuju ke akhir tujuannya, kita membutuhkan nafas yang panjang. Kita membutuhkan energi yang besar. Kita membutuhkan kaki yang kokoh. Sebab disepanjang perjalanannya badai godaan akan selalu menghadang. Ombak kesulitan silih berganti menerjang. Karenanya kita butuh kesabaran. Kesabaran yang raksasa…

Ya… sesederhana itu…
Dan karenanya kesuksesan tak mengharuskan sekolah yang tinggi…
Kesuksesan tak mewajibkan title yang jelimet…
Kesuksesan juga tak memerlukan teori dan rumus yang rumit…
Kesuksesan hanya membutuhkan keimanan yang kuat, optimisme yang kokoh, semangat juang yang pantang menyerah, dan kesabaran yang raksasa…

Bertanyalah kepada Bapak Wahid Isnandar!

0 comments:

Post a Comment