Wednesday, November 16, 2022

MENCARI SEBAB

Mungkin perlu pendalaman dari seorang psikiatri untuk memahami apa penyebab gangguan kecemasan yang saya alami. Tapi, paling tidak sebagai yang merasakan dan mengalami banyaknya pikiran mengganggu hingga menimbulkan kecemasan, saya dapat mencatat beberapa hal...

Pertama, memang saat ini sedang banyak persoalan berat dalam pekerjaan sebagai stafsus Gubernur. Ada begitu banyak persoalan program yang menumpuk di akhir tahun. Tiba-tiba baru bermunculan sekaligus. Semua persoalan yang sampai di meja Gubernur levelnya sudah sangat berat. Sebab itu persoalan-persoalan yang umumnya sudah tidak bisa diselesaikan di level birokrasi. 

Walhasil, melimpah jugalah semua persoalan-persoalan tersebut kepada kami sebagai staf khusus. Sekaligus! Seperti air bah. Lalu, menjadi lebih berat lagi sebab rekan-rekan kerja yang diharapkan bisa serius membantu menangani masalah, terlihat santai-santai saja, bahkan berusaha mengindari masalah. Komitmen dan rasa tanggungjawabnya rendah. Bikin pening!

Kedua, lingkaran pergaulan saya dalam tiga bulan terakhir sangat mengecil. Saya terlalu fokus pada urusan kantor. Bergaul terbatas pada teman-teman kantor. Dan akhirnya, pikiran saya hanya berputar-putar sekitar urusan kantor dan pekerjaan sebagai staf khusus Gubernur. Karena ada banyak masalah yang muncul dari banyak sisi, ke mana saja saya berinteraksi selalu ada masalah yang belum selesai di sana.

Akhirnya, bertemu dengan rekan-rekan kantor seperti bertemu dengan pusat-pusat masalah. Menggelayut dan terus membebani pikiran, sebab tidak ada urusan lain di luar pekerjaan yang sedang menjadi perhatian saya. Urusan konten sebagai youtuber membeku sudah berbulan-bulan. Kongkow bareng pegiat partai sudah sangat jarang. Bahkan waktu berkualitas dengan keluarga hampir tidak pernah ada. Saya terlalu fokus pada pekerjaan. 

Ketiga, olah raga rutin. Rasanya sudah hampir setahun saya tidak merutinkan olahraga. Banyak alasan sih. Sejak treadmill kami rusak. Sejak memiliki jadwal rutin pendampingan Gubernur yang harus standby lebih pagi si Rujab. Sejak harus mengantar sendiri anak-anak ke sekolah dari ujung barat kota hingga ujung timur yang melewati pusat kemacetan alam semesta setiap pagi. Pokoknya, tidak bisa rutin berolah raga.

Dan ini terlihat jelas pada berat badan yang terus naik. Juga postur tubuh yang terus melar. Serta stamina yang terasa ringkih, seperti seorang lansia yang memiliki banyak keluhan. Saya butuh komitmen dan siasat untuk kembali merutinkan oleh raga. Jika tidak, saya bisa mati muda dalam keadaan tidak bahagia seperti sekarang. 

Masih banyak sumber masalah yang mungkin, tapi tiga ini adalah biang kerok terbesar saya rasa.... 
Read More ..

Tuesday, November 08, 2022

BERGULAT DENGAN PIKIRAN

Dulu, saya sering meremehkan orang-orang yang mengalami kecemasan atau depresi sebagai orang lemah. Bahkan tetap seperti itu, hingga saya mengalaminya sendiri. Saya pikir, mereka yang terlalu cemas atau bahkan depresi adalah orang-orang yang tidak memiliki keyakinan spiritual yang kuat dan prinsip hidup yang teguh. 

Mungkin juga itu benar. Dan jika benar, maka sayalah orangnya. Sayalah orang yang tidak memiliki kekuatan spiritual dan keteguhan prinsip itu. Sayalah si lemah tidak berdaya. Yang membaca ratusan buku dan tidak pernah berhenti mencari mata air inspirasi dari kitab suci. Sayalah si lemah yang tak bosan berbagi motivasi tentang prinsip-prinsip kehidupan. 

Tapi rasanya tidak sesederhana ini. Rasanya ada yang salah dengan simplifikasi semacam itu. Saat mengalami kecemasan, rasanya tidak berhubungan dengan keyakinan atau prinsip kehidupan. Ini soal pikiran yang terus menumpuk dalam satu waktu. Tidak seperti biasanya, ketika pikiran mengalir dan menemukan ujung-ujungnya sendiri. Kali ini, terlalu banyak pikiran dan tidak menemukan ujungnya, lalu bertumpuk bagai benang kusut. Dan, terjadilah... gangguan kecemasan... 

Kecemasan itu pada awalnya psikologis. Tapi menjadi masalah karena akhirnya mempengaruhi fisik, seperti efek placebo yang bekerja negatif. Muncullah beragam gejala fisik yang mengganggu: sakit kepala, dada terasa sempit, pandangan terputar, tangan dan kaki keram, dan gejala mengganggu lainnya. Secara mental lebih berat lagi: hingga saya merasa, mungkin hari ini telah tiba saatnya... 

Kecemasan semakin parah karena ketidaktahuan. Saya awam. Saya tidak pernah tertarik membaca buku-buku yang secara speaifik membahas kecemasan dan depresi, sebab saya yakin kondisi itu tidak mungkin terjadi pada saya. Saya orang kuat. Angkuh memang. Untunglah saya selalu percaya para ahli. Saya cukup rendah hati untuk mendengarkan sejumput pengerahuan dari mereka yang telah menggali ilmunya bertahun-tahun... 

Setelah berkonsultasi kepada dokter ahli sahabat saya, barulah saya sedikit memahami apa yang terjadi dan saya alami. Lalu terus belajar dan mencari informasi. Dan kebetulan, menemukan buku hebat berbasis pengalaman dari seorang penulis penyintas bunuh diri akibat depresi, Matt Haig, dengan judul yang indah: Reason to Stay Alive. Dari buku inilah saya belajar, bahwa salahsatu obat kecemasan itu adalah membicarakan atau menuliskannya... 





Read More ..

Tuesday, January 04, 2022

INGIN JADI APA?


Jika ada satu pertanyaan yang jawabannya paling misterius dalam kehidupan seseorang, mungkin salahsatunya adalah pertanyaan ini: “Ingin jadi apa?”. Bagi sebagian orang, jawaban atas pertanyaan ini selalu berubah seiring dengan bertambahnya usia dan berkembangnya zaman. Waktu saya masih kecil, rasanya jawaban untuk pertanyaan “ingin jadi apa?” terlalu sedikit opsinya. Kalau bukan dokter, ya pilot, insinyur, polisi atau guru. Tapi sekarang, anak-anak ingin menjadi apa sudah sangat banyak pilihannya. Bahkan sebagiannya cita-cita yang terasa aneh bagi generasi saya.

Ketika masih kecil, menjawab pertanyaan seperti ini pastinya tak terlalu sulit. Tetapi ketika sudah dewasa, tunggu dulu! Ini pertanyaan tak pernah benar-benar mudah untuk dijawab. Paling tidak, orang dewasa membutuhkan waktu beberapa saat untuk berpikir tentang apa yang benar-benar ingin mereka raih dalam hidupnya. Meskipun mereka telah melakoni sebuah profesi, belum tentu profesi itu benar-benar sesuatu yang diimpikannya. Dan di sinilah letak rumitnya. Karena ternyata keinginan untuk menjadi apa dan pada akhirnya melakoni hidup sebagai apa adalah ruang ketidakpastian yang terlalu sulit untuk ditebak. 

Inilah yang membuat berbagai metode perencanaan hidup (life planning) secanggih apapun sering kali tidak berguna. Setidaknya menurut pengalaman saya. Sejak masih mahasiswa, saya telah memiliki jurnal life planning yang keren, hasil bacaan buku-buku pengembangan diri yang sedang populer kala itu. Tapi semakin hari, rasanya apa yang saya rencanakan dan apa yang saya lakoni dalam kehidupan nyata semakin jauh jaraknya. Bahkan pencapaian-pencapaian yang saya raih dan tampak hebat di mata orang lain justru sesuatu yang tidak pernah saya bayangkan, apalagi untuk direncanakan. Semuanya mengalir mengikuti garis takdir yang tak terduga. 

Dari pengalaman ini saya belajar tentang dua hal. Pertama, dalam perencanaan hidup jangan fokus pada judul, tapi fokuslah pada manfaat. Saya meyakini bahwa judul atau peran kita dalam kehidupan ini adalah takdir, tapi sebesar apa manfaat dari lakon kita dengan peran tersebut adalah pilihan. Menjadi polisi adalah takdir, tetapi menjadi polisi baik atau buruk itu adalah pilihan. Menjadi guru adalah takdir, tapi menjadi guru “killer” atau guru inspiratif adalah pilihan. Saat Anda merencanakan manfaat, itu artinya Anda terbuka dengan peran apa pun yang ditakdirkan untuk Anda. 

Alih-alih merencanakan jadi dokter, insinyur, pengusaha atau presiden, rencanakanlah jadi muzakki yang menyetor zakat satu milyar perbulan atau semacamnya. Dengan begitu, tidak penting judul Anda apa dalam kehidupan, tetapi manfaat apa yang Anda beri dari peran itulah yang akan menciptakan kepuasan dan kebahagiaan. Cara ini juga akan mengakhiri semua penderitaan yang diakibatkan oleh perbedaan antara cita-cita yang ingin anda raih dengan kenyataan yang akhirnya Anda jalani. 

Kedua, saya meyakini bahwa Allah SWT telah melengkapi kita dengan bakat dan potensi sesuai peran yang ditakdirkan untuk dilakoni. Seperti kata baginda Nabi Saw, “Beramallah kalian, karena setiap sesuatu dimudahkan atas apa yang telah diciptakan untuknya…”. Jadi, memang judul atau peran kita dalam hidup ini adalah misteri, tapi kita bisa menduga-duganya melalui pengenalan diri terhadap bakat dan potensi yang kita miliki. Bakat adalah sesuatu yang bagi banyak orang sulit untuk dilakukan, tapi bagi Anda menjadi sesuatu yang mudah. 

Sayangnya, bakat dan potensi terbaik setiap orang tidak muncul sekaligus. Dia tersimpan di dalam kotak pandora yang hanya terbuka setahap demi setahap melalui berbagai tantangan dan keberanian mencoba-coba. Makanya konsep diri setiap orang seharusnya tumbuh dan berkembang (growth mindset) seiring usia dan pengalaman hidup. Itu sebabnya tidak sedikit orang yang justru menemukan potensi terbaiknya setelah benturan atau krisis paling berat yang mereka alami. 

Jadi, bagi saya kehidupan ini persis sebuah perjalanan. Kita perlu membuat perencanaan agar tujuannya jelas, tapi pada saat yang sama kita harus terus fleksibel untuk membuat penyesuaian di tengah jalan. Temukan bakat dan potensi terbaik Anda melalui semangat menerima tantangan, seperti seorang penjelajah yang tidak takut merintis rute baru yang belum ada dalam petanya sama sekali...
Read More ..

Saturday, January 01, 2022

HARI YANG BAIK UNTUK MEMULAI NIAT BAIK

Selamat datang 2022. New year, new hope, new start! 

Biasanya pada hari pertama setiap awal tahun seperti hari ini kita akan menemukan begitu banyak orang di dunia yang menuliskan “niat-niat baik” yang ingin mereka raih di tahun tersebut. Sebagian menyebutnya “resolusi”, ada yang menyebutnya “targets” atau “goals” dan ada juga yang menyebutnya dengan sedikit gaya militer, “mission”. Well, apa pun namanya, statistik yang dirilis Forbes dari hasil penelitian University of Scranton membuktikan bahwa hanya 8% orang setiap tahun yang berhasil mewujudkan resolusinya. Semoga Anda salahsatunya!

 
Bagi Anda yang telah menyusun resolusi tahun 2022 hari ini, tak perlu cemas dengan statistik di atas. Sebab ada begitu banyak penelitian lain yang juga membuktikan bahwa memiliki resolusi atau target tahunan jauh lebih memberikan peluang kesuksesan dibandingkan orang yang tidak memiliki atau tidak menuliskan targetnya sama sekali. So, you are on the right track! Anda hanya perlu meluangkan waktu untuk melakukan evaluasi mengapa resolusi Anda tahun kemarin, dan tahun sebelumnya, serta tahun-tahun sebelumnya lagi tidak tercapai. 

Ada begitu banyak alasan yang kemungkinan menjadi biang kerok mengapa resolusi tahunan Anda selalu gagal. Boleh jadi karena Anda kurang yakin bisa mencapai target tersebut. Atau mungkin juga target Anda kurang greget atau menantang. Atau bisa juga karena target tersebut tidak Anda breakdown menjadi sejumlah tindakan, atau yang lainnya. Apa pun alasannya, Anda perlu memperbaikinya tahun ini. Bacalah buku-buku atau tulisan-tulisan para pakar yang begitu banyak tentang masalah ini, agar Anda tidak mengulang kesalahan yang sama. Yang pasti, jika Anda merencanakan sebuah taget besar atau perubahan besar tahun ini, maka hari ini adalah hari yang baik untuk memulainya. 

Umumnya orang ketika memiliki rencana untuk memulai sebuah kebiasaan positif yang baru, seperti berolah raga, membaca, berlatih, dsb, lalu ditanya kapan akan memulai kebiasaan atau perubahan tersebut, cenderung memilih waktu-waktu tertentu yang memiliki arti penting secara psikologis, seperti hari senin, awal bulan, awal tahun seperti sekarang, atau tanggal penting pribadi seperti ulang tahun, hari jadi pernikahan, dsb. Fenomena ini oleh para ahli disebut “Temporal Landmark”, yaitu waktu-waktu tertentu yang secara psikologis menandakan dimulainya sebuah periode baru. 

Temporal landmark membuat seseorang merasa memulai sesuatu yang baru dan berbeda dengan sebelumnya. Hari senin adalah pananda sebauh pekan yang baru dan memisahkannya dengan berbagai peristiwa pada pekan sebelumnya. Awal bulan (tanggal 1) adalah penanda sebuah bulan yang baru dan berbeda dengan bulan sebelumnya. Begitu juga dengan hari ini, tanggal 1 januari 2022, secara psikologis adalah periode tahun yang benar-benar baru dan seolah-olah tidak memiliki hubungan dengan tanggal 31 Dsemeber 2021 kemarin. Para psikolog menyebutnya Fresh Start Effect atau Morning Effect

Jadi, jika Anda memiliki “niat-niat baik”, hari ini adalah hari yang terbaik untuk memulainya. Jangan takut untuk bermimpi. Tentukan targetnya, jalani prosesnya dan jangan meratapi hasilnya. Hidup ini terlalu berharga untuk diisi dengan gerutu dan pesimisme. Hidup ini terlalu indah untuk dihiasi dengan menyalahkan orang lain atau mengutuk diri sendiri. Nikmati saja setiap tantangan dan gelombang yang datang. Sebab seperti kata guru saya Al-Mukarram Ust. Andi Said Patombongi, “Tidak selamanya kita begini!”.
Read More ..

Wednesday, June 02, 2021

SAAT-SAAT PENUH TANTANGAN


Saat ini adalah masa-masa sulit dalam kehidupan banyak orang, termasuk saya. Resesi global akibat pandemi, kita rasakan hingga skala terkecil dalam kehidupan sosial kita, keluarga. Bersamaan dengan hilangnya pekerjaan, begitu sulit untuk tetap bertahan atau bangkit dari keterpurukan karena protokol kesehatan yang kontra dengan iklim usaha. 

Saya merasakan "masa-masa sulit" ini. Tapi saya memilih menyebutnya sebagai "saat-saat penuh tantangan". Sebab krisis sejatinya tak pernah hadir sendiri, melainkan selalu menggandeng peluang perubahan. Saya meyakini itu sebagai kaidah kehidupan. "Bersama kesulitan ada kemudahan", firman-Nya. Tapi saya juga menyadari betapa besarnya kesabaran yang dibutuhkan untuk melaluinya. 

Inilah saat-saat penuh tantangan itu. Saat-saat di mana potensi terbaik kita dipaksa muncul oleh tantangan dan penderitaan. Seperti baja terbaik yang harus ditempa. Atau emas murni yang harus dipanaskan. Versi terbaik diri kita dikelupas dari cangkangnya oleh krisis ini. Memang butuh kesabaran. Dan juga keyakinan yang kokoh. Tapi kita juga dibekali harapan yang bernama do'a. Maka saya memilih banyak-banya berdo'a. 

Hari ini, saat usia menginjak 41 tahun, aku terus merenung. Melihat kembali peta-peta takdir yang telah Allah tuliskan untukku. Seperti ada sebuah pola tentang desain kehidupan yang Allah kehendaki untukku. Tapi, kita hanya bisa menduga dan menjalaninya dengan keberanian serta keyakinan. Aku yakin pada ketentuan-Nya. Aku ikhlas dan ridho pada takdir yang ditetapkan-Nya. 


Read More ..

Tuesday, February 23, 2021

A LETTER TO MY SELF - KAYA


Dear, My Self 

Bersyukurlah! Bersyukurlah selalu dan perbanyak memuji Allah atas semua karunia-Nya untukmu. Dengan semua yang kamu miliki saat ini atas kemurahan-Nya, sungguh kamu adalah manusia yang paling kaya. Iya, kamu orang yang sangat kaya raya! Ketahuilah, tak sedikit orang di luar sana yang siap membayar mahal dan mengorbankan apa saja untuk memiliki kekayaan seperti yang kamu miliki saat ini... 

Tubuh yang sehat adalah kekayaanmu yang tiada ternilai. Di tengah pandemi virus dan banyaknya bencana, Allah masih memberimu kebugaran dan menjagamu dari penyakit. Tanyakanlah kepada mereka yang terbaring di Rumah Sakit tentang nilai kesehatan. Berapa banyak harta yang siap mereka gadaikan untuk memperoleh kembali kesehatan dan kebugaran mereka? Berapa banyak jiwa yang susah dan gundah gulana karena penyakit yang melemahkan tubuh fisiknya?


Tubuh adalah kendaraan bagi jiwa. Syukurilah kekayaanmu ini dengan menjaga dan merawatnya seperti kamu merawat kendaraanmu agar selalu prima untuk membawamu ke mana saja. Jika kendaraanmu saja tak rela kau isi dengan sampah, mengapa tubuhmu kau biarkan mengkonsumsi asupan sampah? Jagalah apa yang masuk ke dalamnya: kehalalannya, kebaikannya, kandungan gizinya, keberkahannya. 


My Self, 


Kamu orang yang paling kaya. Syukurilah kekayaan iman yang masih disematkan Allah di dalam hatimu. Bukankah kamu telah merasakan banyak sekali kenikmatan selama hidup? Adakah yang melebihi kenikmatan ketika bersujud di hadapan Allah? Hanya karena perkenan-Nya jualah kamu masih bisa bersujud dan merasakan puncak kenikmatan bermunajat kapan saja kamu mau. Jika kamu bersyukur, Allah pasti menambahkan nikmat-Nya buatmu. 


My Self, 


Kamu orang yang sangat kaya. Syukurilah kekayaan waktu luang yang kamu miliki. Sungguh, waktu itu adalah kekayaan yang tak dapat dibeli. Sekali kamu melewatkannya dengan sia-sia, maka ia tidak akan pernah kembali. Mereka yang menyia-nyiakan waktu luang mengasihani hidupnya dengan selalu mengeluh pada susahnya mencari waktu. Dan ketika usia mereka semakin menua, barulah mereka menyadari bahwa waktu luang tak bisa dibeli dangan harta yang telah susah payah mereka cari dan mengorbankan waktu luangnya. 


My Self, 


Kamu orang yang sangat kaya. Keluarga adalah kekayaanmu yang juga tak ternilai. Istri yang baik dan anak-anak yang menyejukkan mata dan hati. Berapa banyak jiwa yang gelisah karena tidak memilikinya? Dan berapa banyak jiwa yang sengsara karena menyia-nyiakannya? Jagalah harta tak ternilaimu ini. Mereka adalah pelabuhan jiwa bagimu. Tempat paling teduh untuk selalu kembali saat badai persoalan menyapamu di sepanjang jalan kehidupan. 


Adapun dengan kekayaan harta, apalagi yang kamu cari wahai diri? Telah dikaruniakan kepadamu rumah yang lapang untukmu berteduh dan istirahat. Telah dititipkan untukmu kendaraan yang baik dan nyaman untuk beraktivitas. Telah dicukupi bagimu semua yang kau butuhkan untuk tetap hidup dengan layak: makanan, pakaian, pekerjaan, fasilitas. Betapa pemurahnya Allah yang Maha Kaya kepadamu. 


Dikirimkannya kepadamu tetangga-tetangga yang baik hati, sahabat-sahabat bergaul yang menyenangkan, kenalan-kenalan yang mendukung, dan negeri yang damai sentosa sebagai tempat tinggal. Nikmat mana lagi yang kamu dustakan? Maka bersyukurlah untuk semua kekayaan yang telah dikaruniakan Allah untukmu ini. Sebab kamu ortang yang sangat kaya...
Read More ..

Monday, February 22, 2021

A LETTER TO MY SELF - BAKAT


Dear My Self, 

Ketahuilah, kamu itu manusia yang penuh bakat. Syukurilah semua bakat yang telah dikaruniakan oleh Allah itu untukmu. Semua bakat itu membuatmu unik, dan berbeda dengan manusia mana pun yang pernah diciptakan Allah di muka Bumi... 

Berapa banyak orang yang bisa menuntaskan satu buku hanya dalam beberapa jam? Lalu membuat reviewnya, mengambil video, editing video dan upload sekaligus hanya dalam satu hari? Setiap hari selama 100 hari! Manusia mana yang pernah melakukan itu sebaik kamu? It's amazing talent, isn't it? 

Kamu juga dikaruniai kemampuan persuasi yang luar biasa. Tidak banyak manusia yang bisa mengubah pola pikir seribuan orang dalam organisasi yang telah mapan selama dua puluh tahun untuk berani berubah arah, bahkan berani membuat organisasi baru yang lebih maju.


Ingat bagaimana respon kawan-kawan seperjuanganmu kala itu, ketika kamu meminta digantikan sebagai narator gagasan perubahan tersebut? Mereka semua mengerti idenya, kan? Tapi mereka juga tahu bahwa hanya kamu yang bisa menyampaikannya dengan cara yang luar biasa. Kamu bisa menyentuh pikiran dan emosi audiens sekaligus, hingga menumbuhkan keyakinan mereka. 


Ingat juga bagaimana kamu mampu menggerakkan sebagian besar Badan Eksekutif Mahasiswa di kotamu saat masih kuliah. Kamu meyakinkan para aktivis mahasiswa itu, mulai dari himpunan jurusan, fakultas, BEM se-kampusmu, lalu bergerak meyakinkan para aktivis BEM semua kampus di kotamu. Dan hasilnya adalah demonstrasi terbesar setelah reformasi yang diikuti lebih dari 10.000 mahasiswa. Kamu tahu kan, kalau cerita itu terus melegenda? Itulah kekuatan persuasi. Kamu ahlinya! 


My self, 


Kamu juga adalah seorang orator ulung. Singa podium. Entah apakah ada yang pernah mengatakan itu padamu atau tidak, tetapi pengalamanmu membuktikan itu. Masih ingat peristiwa demo Rektorat saat kamu jadi ketua senat mahasiswa? Itulah bukti nyata bagaimana orasimu mampu menggerakkan massa tanpa terencana. Hanya lewat orasimu yang dahsyat! 


Mungkin tidak pernah terlintas dalam pikiran para ketua himpunan mahasiswa saat itu, yang melakukan aksi mosi tidak percaya kepadamu karena membuat format ospek anti kekerasan, bahwa massa mereka akhirnya akan berujung di gedung rektorat. Dengan gagah berani kamu turun ke tengah massa mahasiswa yang sedang marah kepadamu, menyampaikan orasi dengan berapi-api, mengarahkan amarah mereka soal ospek berubah menjadi amarah pada sistem pendidikan. 


Lalu seperti seorang panglima perang, kamu mengarahkan massa mahasiswa untuk mengepung gedung rektorat, mendobrak ruang Rektor dan menurunkan kursinya. Tiba-tiba semua berubah. Orasimu telah mengalirkan energi yang semula membencimu, menjadi keberanian dan kebanggan untuk mengkritik kebijakan-kebijakan rektorat yang tidak adil kepada mahasiswa. Lihat kan? Kamu masih memiliki bakat itu, sang orator! 


My self, 


Kamu masih punya segudang bakat yang lain. Hargailah semua bakat itu sebagai pemberian Tuhan yang disematkan padamu agar memberi manfaat. Kamu bisa menulis. Berkali-kali tulisanmu dimuat di media massa. Blog dan coretan-coretanmu di media sosial selalu banjir pujian. Mengapa kamu tidak mengembangkan bakat itu? Tulislah sebuah buku. Atau beberapa buah buku. Bukankah kamu sangat mencintai buku? 


Kamu juga seorang politisi ulung. Kawan dan lawan politikmu mengakui itu kan? Kualitasmu membuat banyak politisi dan birokrat yang menyanyangkan keputusanmu untuk "gantung sepatu" pada pemilu yang lalu. Berhasil memenangkan kompetisi politik yang sulit di daerah yang tidak kamu kenali sama sekali, tanpa sanak-keluarga, tanpa kawan sepermainan, bahkan kamu masih sering tersesat ketika menelusuri jalan-jalannya, tapi kamu bisa terpilih sebagai legislator dua kali berturut-turut dari sana. Apa itu bukan bakat? 


Kamu memiliki bakat sebagai leader. Dan kamu juga seorang team player. Berapa banyak proyek yang berhasil kamu selesaikan dengan gemilang sebagai team leader? Pemilihan Bupati, pemilihan Gubernur, meloloskan anggota DPR, dan banyak lagi proyek-proyek tim yang berhasil kamu kelola sejak mahasiswa hingga sekarang, kan? Dalam dirimu ada jiwa pemimpin besar. Hiduplah dengan jiwa itu. 


Kamu juga memiliki bakat sastra. Berapa banyak puisi yang telah kamu buat? Ada yang menyebutmu sebagai pujangga. Apa-apa bisa jadi puisi. Bahkan kamu pernah memberanikan diri memberikan hadiah kumpulan puisimu kepada seseorang. Tidak semua orang bisa menyusun kalimat-kalimat indah sebagai ekpresi pikiran dan emosi kan? Mengapa sekarang kamu berhenti menjadi puisi dalam hidup ini? 


Kamu hebat dalam public speaking. Itulah sebabnya hingga saat ini undangan untuk presentasi di berbagai organisasi tidak pernah berhenti. Mulai dari skala lokal hingga nasional. Swasta dan pemerintah. Organisasi laba dan nir-laba. Mengapa? Karena mereka tahu dengan baik kualitasmu. Jika orang lain begitu percaya kepadamu, mengapa dirimu tidak? 


Kamu juga punya bakat arsitektural, meski kamu bukan arsitek. Masih ingat kan siapa yang mendesain rumah idamanmu yang begitu nyaman dan kamu nikmati saat ini? Itulah kamu. Imajinasi arsitekturalmu luar biasa. Kamu juga seorang master chef, paling tidak untuk keluargamu. Kamu yang bisa menghadirkan makanan-makanan "asing" di meja dapurmu, dan semua keluargamu suka: burger, sandwich, hotdog, suki, sushi. So, don't under estimate about your super chef talent, man! 


Dear, my Self... 


Terimalah semua bakat-bakat luar biasa itu sebagai takdir yang mesti memberi manfaat. Bukan hanya untuk dirimu, tapi juga untuk keluarga dan orang-orang yang ada di sekitarmu. Kamu akan dimintai pertanggungjawaban atas semua anugerah itu kelak. Maka mulailah pikirkan dengan apa kamu akan mempertanggungjawabkannya....


Disclaimer:


Tulisan ini tidak bermaksud untuk menyombongkan diri. Tapi implementasi atas tips DR. Ivan Joseph dalam forum TED Talk tentang bagaimana membangun self-confidence, yang salah satu bentuknya adalah positive self-talk dalam bentuk surat untuk diri sendiri seperti ini. Jadi, tulisan ini ditujukan untuk diri saya. Jika ada yang merasa dapat mengambil manfaat darinya, semoga itu merupakan positive vibe yang teresonansi melalui kekuatan kata-kata. Semoga bermanfaat!  
Read More ..

Sunday, February 21, 2021

A LETTER TO MY SELF - BERANI


Dear, My Self 

Kamu itu pemberani. 
Tidak ada darah pengecut mengalir dalam urat nadimu. 

Ingatkah ketika usiamu baru menginjak sepuluh tahun, ketika suatu hari kau memutuskan memanjat pohon kelapa untuk pertama kalinya? Kamu tahu kan resikonya ketika jatuh? Tapi kamu tetap nekad memanjat pohon kelapa yang tinggi itu. 

Aku ingat, begaimana kamu mengumpulkan keberanian saat beberapa saudara sepupumu sangat kehausan dan menengok segarnya kelapa muda di atas mereka. Tiba-tiba kamu sudah ada di atas dan menjatuhkan beberapa buah kelapa yang segar untuk mereka.


Konyolnya kamu adalah, kamu tidak pernah belajar bagaimana cara turun dari ketinggian pohon kelapa itu. Setelah misimu memetik buah kelapa tuntas, aku ingat bagaimana kamu berkeringat dan gemetar, karena tak tahu cara turunnya. 


My self, kamu itu pemberani! 


Ingat ketika suatu malam kampusmu di serang sekelompok mahasiswa dan preman dengan panah dan senjata tajam? Lalu beberapa kawanmu anak-anak Rohis datang untuk mengevakuasimu. Kamu marah saat itu. Marah karena bukan sifatmu lari dari masalah. 


Tak ada yang pernah membayangkan, bahwa seorang anak rohis bisa menjadi "panglima perang". Kamu mengambil tanggungjawab dirimu. Sebagai ketua Senat Mahasiswa, kamu berdiri paling depan melawan kelompok preman yang berusaha membakar kampusmu. 


Peristiwa itu tidak mungkin kamu lupakan. Sebab peristiwa itu meninggalkan kenangan di wajahmu, luka sobek dekat mulut akibat lemparan batu. Tiga jahitan lumayan menjadi pengingat, bahwa kamu adalah pemberani. Jiwamu adalah jiwa petarung. Takdirmu adalah takdir pejuang. 


My self, jangan sisakan ruang kepengecutan dalam jiwamu. Be brave! Jadilah pemberani. 


Seberani leluhurmu yang tak pernah gentar dengan ganasnya ombak dan kencangnya angin di lautan yang luas. Mereka dikenang karena keberanian mereka yang tiada tandingan. Wija to warani.

Disclaimer:

Tulisan ini tidak bermaksud untuk menyombongkan diri. Tapi implementasi atas tips DR. Ivan Joseph dalam forum TED Talk tentang bagaimana membangun self-confidence, yang salah satu bentuknya adalah positive self-talk dalam bentuk surat untuk diri sendiri seperti ini. Jadi, tulisan ini ditujukan untuk diri saya. Jika ada yang merasa dapat mengambil manfaat darinya, semoga itu merupakan positive vibe yang tersonansi melalui kekuatan kata-kata. Semoga bermanfaat!  
Read More ..