Love will keep us alive...
Potongan lagu ini milik kelompok musik asal Amerika, Eagles. Salah satu kelompok musik favoritku waktu SMA dulu. Lagunya ini berjudul Love Will Keep us Alive. Salah satu lagu Eagles yang paling aku suka. Dan bait lagu ini: …when we hungry… love will keep us alive…, adalah potongan kalimat yang paling berkesan dari lagu ini. Jika diterjemahkan kira-kira maknanya: “Ketika kita lapar, cinta akan membuat kita terus hidup”.
Hampir lima belas tahun berlalu, satu-satunya syair dari lagu Eagles yang aku ingat hanya bait ini. Kekuatan kata-katanya melekat sempurna dalam memori otakku. Hingga terkadang tanpa sadar aku menyanyikannya dalam lirih, penggalan pendek lagu ini: …when we hungry… love will keep us alive.... Lalu, apa makna penggalan syair ini hingga begitu kuat?
Sahabat, seperti juga kebanyakan kita, aku terlahir dari keluarga sederhana. Sangat sederhana. Hingga lapar bagi kami hanyalah sesuatu yang biasa-biasa saja. Waktu kuliah, lapar menjadi sesuatu yang lebih dekat lagi. Teman hari-hari. Sahabat sejati. Namun aku tak pernah sendiri. Bersamaku terdapat anak-anak muda yang sama. Sama-sama bersahabat dengan kelaparan. Dan kami tetap hidup, hingga hari ini. Sebab bersama mereka, kami taklukkan kelaparan dengan cinta. Cinta yang mengokohkan tali persahabatan, kebersamaan dan pengorbanan.
Sahabat, mungkin di antara kita ada yang bernasib serupa. Mungkin juga sebagian kita telah mampu menaklukkan kelaparan itu dengan cinta. Dan kebenaran penggalan lagu ini akan selalu menemukan bentuknya. Pada situasi yang berbeda. Pada tempat yang berbeda. Pada orang yang berbeda. Tapi kenyataan bahwa, “love will keep us alive”, akan selalu menemukan jalan kehadirannya. Dalam rumah, dalam negara, bahkan dalam sejarah peradaban manusia…
Seperti hari ini, dalam sebuah keluarga. Saat sang suami tak lagi mampu memberi apa-apa. Saat sang anak merengek meminta makanan yang memang haknya. Saat sang istri menangis diam-diam menahan rasa laparnya. Saat mereka hanya memiliki satu harta yang tersisa, yaitu cinta. Maka cinta itulah yang membantu mereka melanjutkan hidupnya. Sebab tanpa cinta, beribu keputusan dapat saja mereka ambil sebagai jalan keluarnya.
Sang suami dapat saja menenggelamkan anaknya atau membakar rumah dan keluarganya. Sang istri dapat saja meneguk racun atau menggantung dirinya. Sang anak dapat saja lari dari rumah dan mengakhiri penderitaannya. Keputusan-keputusan yang setiap hari menghiasi layar televisi kita. Tapi tidak, keluarga ini tidak melakukan itu semua. Sebab cinta telah membantu mereka untuk saling percaya. Bahwa seburuk apa pun hari ini, esok akan selalu memberikan sesuatu yang mungkin berbeda…
Seperti juga hari ini, di Gaza. Saat bom-bom pembunuh bangsa Yahudi menghancurkan rumah-rumah muslim Palestina. Saat jalan untuk lari dan menyelamatkan diri justru di tutup oleh saudara-saudara mereka di negeri yang berbeda. Saat kelaparan mengahantui hari-hari mereka selanjutnya. Tapi mereka tak pernah putus asa. Sebab di kedalaman hati kecilnya mereka meyakini tentang masih hadirnya cinta. Cinta dari saudara seiman di seluruh belahan dunia. Cinta dari manusia-manusia yang masih memelihara fitrah kemanusiaanya.
Mereka yakin bahwa cinta itu akan hadir di negeri mereka, di tanah mereka, untuk melenyapkan kelaparan dan ketakutan mereka. Bahkan mereka yakin, jika kumpulan cinta itu akan menghancurkan sang penjajah, Yahudi laknatullah…
Sahabat, hari ini kita di ajak untuk mengobarkan cinta. Cinta yang dengannya sebuah keluarga, sebuah negara, sebuah peradaban, dapat kita selamatkan. Sebab hanya dengan cinta itulah, love will keep us alive…