Wednesday, June 21, 2017

JEJAK AL-FATIH (part 1)

#TurkeyTripSeries

Day 2

Semalaman tertidur memberikan istirahat yang cukup bagi kami di hari kedua di Istanbul. Efek perjalanan jauh dari tanah air turut membantu kami untuk bisa tertidur pulas. Di tambah kelelahan akibat perjalanan kemarin mengelilingi Istanbul hingga malam hari. Dan pagi ini, kami terbangun dengan perasaan segar. Rencananya hari ini kami akan berkeliling di kawasan kota tua Istanbul yang dulunya merupakan pusat pemerintahan Sultan Muhammad Al-Fatih setelah pembebasan Konstantinopel pada tahun 1453. Di dalam kompleks tersebut setidaknya ada tiga situs bersejarah yang wajib kami kunjungi: Istana Topkapi (Topkapi Sarayi Muzesi), Museum Aya Sophia (Ayasophya Muzesi) dan Masjid Sultan Ahmet (Blue Mosque).

Ada yang sedikit unik di sini, khususnya bagi kami yang beragama Islam. Tidak tetapnya durasi waktu antara siang dan malam menyebabkan waktu shalat juga dapat berubah hingga selisih beberapa jam. Seperti kemarin, waktu sahalat maghrib hampir memasuki pukul 21.00 waktu setempat. Sementara waktu shalat subuh jatuh sekitar pukul 4.00 dini hari. Tapi di musim yang lain, waktu shalat maghrib bisa jatuh pukul 16.00 dan waktu subuh dapat jatuh pada pukul 06.00 waktu setempat. Untunglah sudah banyak aplikasi android yang dapat membantu kita mengetahui waktu-waktu shalat di mana pun kita berada di muka bumi ini.




Sebelum berpetualang di kompleks kota tua, sempatkan sarapan pagi dulu untuk isi energi. Skefo, kami tidak memasukkan fasilitas breakfast dalam biaya hotel. Disamping lebih hemat, alasan utamanya adalah untuk merasakan suasana pagi Kota Istanbul di kedai-kedai teh yang tersebar di hampir seluruh sudut kota. Kali ini, kami memilih sarapan di Cafe Faros, persis di seberang jalan Hotel Point, tempat kami menginap. Seporsi paket Geleneksel Turk Kahvaltisi bersama teh panas khas Turki menjadi penyemangat pagi ini sebelum berpetualang.

Dari kawasan Taksim, mobil kami melaju menuju kawasan kota tua melewati Galata Bridge di atas teluk Golden Horn. Lepas dari jembatan, mata segera dimanjakan oleh pemandangan klasik kota tua. Di sepanjang jalan Kennedy Caddesi yang menyusur pinggiran selat Bosphorus, kita dapat menyaksikan kemegahan benteng-benteng raksasa peninggalan Konstantinopel yang sebagiannya masih berdiri kokoh. Benteng yang terlihat masih original ini menjadi saksi kegagalan armada laut berbagai imperium untuk menaklukkannya.



Kurang lebih 30 menit, kami sudah sampai di kompleks kota tua, tepat di depan istana Topkapi. Untuk masuk ke dalam istana ini kita harus antri membeli tiket seharga TL 40. Dan jika ingin melihat-lihat ke dalam salah satu ruangan paling membuat penasaran banyak orang, bilik-bilik Harem, kita harus membeli tiket khusus seharga TL 25. Biar tidak penasaran dengan suasana ruangan Harem ini, kami pun rela membeli tiket khusus tersebut. (Asli penasaran... Hehehehe)




Topkapi Sarayi adalah kediaman resmi keluarga kerajaan di era dinasti Utsmaniyah selama beberapa ratus tahun. Istana ini dibangun oleh Sultan Muhammad Al-Fatih setelah penaklukan Konstantinopel. Tapi, Saya tidak ingin membahas sejarahnya di sini karena pasti akan sangat panjang. Memasuki gerbang istana, setiap pengunjung wajib melewati pemeriksaan x-ray seperti di airport. Di musim liburan, antrian untuk memasuki istana ini biasanya sangat panjang. Setelah melewati pemeriksaan maka kita telah memasuki bagian-bagian inti istana.

Hamparan taman indah nan sejuk menjadi penyambut setiap tamu yang memasuki istana Topkapi. Pohon rindang dan bunga-bunga aneka warna begitu memanjakan mata, membuat pengunjungnya enggan meninggalkan istana ini. Di sebelah kanan terdapat dapur istana yang didukung oleh 20 cerobong asap. Konon dapur ini mampu melayani 4000 orang sekaligus. Wow! Di sebelah kiri terdapat ruang pertemuan kesultanan (Imperial Council). Di sini, seni dan arsitektur bercitarasa tinggi menyatu menunjukkan kelas peradabannya. Ruangan ini konon berfungsi sebagai tempat pertemuan para petinggi istana untuk membicarakan berbagai urusan politik dan keagamaan. Sekaligus menjadi ruang tamu bagi utusan-utusan resmi kerajaan lain.




Di samping imperial council inilah ruang Harem berada. Konon ada 400 kamar di dalamnya. Sayangnya, tidak semua kamar tersebut dapat dilihat oleh pengunjung, terutama kamar tidur keluarga istana, tidak dibuka sama sekali. Tapi jangan salah dan jangan pikir macam-macam, ruang Harem ini adalah kamar tidur dan tempat beristirahat seluruh anggota keluarga sultan, termasuk anak-anak dan ibu suri. Di dalamnya terdapat beberapa ruangan keluarga yang lebih luas. Setiap ruangan dihiasi oleh arsitektur dan ornamen-ornamen yang rumit tapi indah. Dan akhir dari penelusuran ruang harem ini adalah sebuah kolam permandian keluarga sultan di bagian paling belakang. Luar biasa!!!




Finish? Not yet... Ini istana terlalu luas sih... Justru bagian paling menarik ada di bagian belakang istana ini. Di sebelah kiri setelah memasuki gerbang ke tiga istana, terdapat sebuah ruangan penyimpanan harta kesultanan dan relik suci. Di dalam ruangan inilah tersimpan berbagai benda-benda bersejarah peninggalan nabi-nabi, termasuk Nabi Muhammad Saw beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya. Di sini kita bisa melihat tongkat Nabi Musa, pedang Nabi Daud, sorban Nabi Yusuf, dan berbagai peninggalan baginda Nabi Muhammad Saw seperti jejak kaki, pedang, celak, rambut dan jubah beliau. Juga tersimpan berbagi peninggalan keluarganya dan sahabatnya seperti jubah Fatimah Ra, pedang Abu Bakara, Umar, Utsman, dan Ali Ra serta beberapa sahabat lainnya. Sayangnya, pengunjung dilarang mengambil gambar/foto di sini.

Bergeser ke kanan melewati sebuah taman bunga tulip yang indah, kita dapat menyaksikan pemandangan luar biasa indah pula. Dari teras Mediciye Pavilion kita bisa menyaksikan istanbul bagian asia terhampar indah. Kemilau air selat Bosphorus yang disinari matahari dengan hilir mudik kapal laut berbagai ukuran dan jenisnya memberikan kesan betapa kota ini sangat hidup dan selalu menumbuhkan harapan bagi siapa saja yang tinggal di sini. Pemandangan Laut Marmara yang begitu tenang, sepertinya menjadi penutup yang sempurna untuk kunjungan ku ke istana Topkapi Sarayi kali ini...




*to be continued...

0 comments:

Post a Comment